INTERVENSI DENGAN PENERAPAN KONSEP MILLENNIUM ECO-VILLAGE DAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA PETIR, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
Abstract
ABSTRACT
The research aimed to assess the impact of interventions to the behaviour changes of household food consumption and to search the role of community institutions in accelerating the achievement of the millennium eco-village. The study involved thirty households in Desa Petir, Dramaga Subdistrict, District of Bogor (15 agricultural and 15 non agricultural-households). Pre and post test method was used to analyze the behaviour change, and focused group discussions were conducted to explore initiatives of the community group toward eco-village. The results indicated the changes of expenditure proportion for food and non food. At the agricultural households, changes are from 61.7% to 53.9%, whereas in the non agricultural household, the changes are from 59.9% to 41%. Food consumption for under five children become more diverse, nutritious, and balanced. Life Style on Clean Life and Health (PHBS) on family farmers and non farmers become better. Cooperation between community groups, local leaders, the government, and facilitators could strengthen institution to enable real action towards the millennium eco-village.
Key words: food consumption, MDGs, social institutions
ABSTRAK
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengembangkan model millennium eco-village melalui intervensi prinsip eco-village. Sebanyak 30 keluarga terpilih sebagai subjek yang terdiri dari 15 keluarga petani (KP) dan 15 keluarga non-petani (KNP). Metode penelitian pre dan post digunakan untuk mengukur dampak intervensi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan peran kelembagaan masyarakat dalam percepatan pencapaian MDGs. Hasil menunjukkan perubahan pada proporsi pengeluaran pangan dan non pangan, yakni pada KP dari 61.7% menjadi 53.9%, sedangkan pada KNP dari 59.9% menjadi 41%. Meskipun perubahan antara kedua kelompok tersebut tidak signifikan, namun terdapat peningkatan dalam kesejahteraan petani. Terjadi perbaikan status gizi balita yang signifikan (p=0.009). Terjadi perubahan konsumsi pangan balita menjadi lebih Beragam, Bergizi, dan Berimbang (3B). PHBS pada KP maupun KNP menjadi lebih baik. Kerjasama antara kelompok masyarakat, pemimpin informal, pemerintah desa, dan kader desa dapat memperkuat kelembagaan sosial.
Kata kunci: kelembagaan sosial, konsumsi pangan, MDGs
Authors
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.