VARIASI GLUKOSA DAN KORTISOL: STUDI AWAL RESPONS FISIOLOGIS KEPITING BAKAU SETELAH KEGIATAN TRANSPORTASI
VARIASI GLUKOSA DAN KORTISOL: STUDI AWAL RESPONS FISIOLOGIS KEPITING BAKAU SETELAH KEGIATAN TRANSPORTASI
DOI:
https://doi.org/10.24319/jtpk.16.85-91Kata Kunci:
glukosa, kepiting bakau, kortisol, stressAbstrak
Sistem pengangkutan kepiting bakau (Scylla spp.) yang selama ini dilakukan oleh masyarakat dengan meletakkan pada kotak sterofoam diperkirakan dapat menjadi pemicu tingkat stress pada biota tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variasi glukosa dan kortisol kepiting bakau sebagai respons fisiologis setelah kegiatan transportasi. Analisis dilakukan terhadap 2 kelompok populasi kepiting bakau (I-Februari dan II-Maret 2024). Masing-masing populasi diamati sebanyak 3 kali, yaitu populasi kepiting yang baru datang dari pengambilan di lapang (H0), populasi kepiting yang sudah dipelihara 5 hari (H5), dan populasi kepiting yang sudah dipelihara selama 10 hari (H10) di karanjang plastik (30x25x20 cm3) dalam bak semen (180x180x75 cm3) yang berisi air laut (25 PSU). Kepiting diberi pakan berupa potongan ikan sebanyak dua kali. Pada populasi I, nilai glukosa dan kortisol rata-rata dari perlakuan H0 adalah 78,3±30,5 mg/100ml dan 0,5±0,1 ng/dL, pada H5 berkisar 42,7±4,9 mg/100ml dan 1,0±0,3 ng/dL, dan pada H10 berkisar 47,0±8,5 mg/100ml dan 0,6±0,2 ng/dL. Pada populasi II, pada H0 berkisar 60,4±37,4 mg/100ml dan 0,5±0,2 ng/dL, pada H5 berkisar 44,2±3,6 mg/100ml dan 0,9±0,3 ng/dL, dan pada H10 berkisar 75,2±19,7 mg/100ml (glukosa). Berdasarkan pengamatan tersebut, nilai glukosa pada kedua populasi kepiting bakau bervariasi (3,6-37,4 mg/100ml), dan melalui ANOVA nilai tersebut tidak berbeda nyata (p>0,05). Namun demikian terdapat tren penurunan pada H0 sampai H5.
Unduhan
Referensi
CNN Indonesia. 2016. 175 Ribu Salmon 'Tak Sengaja Mati' karena Perubahan Suhu Air. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20161109133943-262-171454/175-ribu-salmon-tak-sengaja-mati-karena-perubahan-suhu-air. [16 Juni 2024].
Kanna I. 2002. Budidaya Kepiting Bakau Pembenihan dan Pembesaran. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Kompas. 2021. Ekspor Produk Perikanan Indonesia pada Semester I 2021 Naik 7,3 Persen. https://money.kompas.com/read/2021/08/17/103000726/ekspor-produk-perikanan-indonesia-pada-semester-i-2021-naik-73-persen?page=all. [16 Juni 2024].
Koniyo Y. 2020. Teknologi Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata Forsskal) melalui Optimalisasi Lingkungan dan Pakan. Serang (ID): CV. AA. RIZKY.
Lestari DF, Syukriah. 2020. Manajemen Stres pada Ikan untuk Akuakultur Berkelanjutan. Jurnal Ahli Muda Indonesia. 1(1): 96-105. DOI: https://doi.org/10.46510/jami.v1i1.23.
Masjudi H, Tang UM, Syawal H. 2016. Kajian Tingkat Stres Ikan Tapah (Wallago leeri) yang Dipelihara dengan Pemberian Pakan dan Suhu yang Berbeda. Berkala Perikanan Terubuk. 44(3): 69-83.
Oktamalia, Apriyanto E, Hartono D. 2018. Potensi Kepiting Bakau (Scylla spp.) pada Ekosistem Mangrove di Kota Bengkulu. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. 7(1): 1-9. DOI: https://doi.org/10.31186/naturalis.7.1.9253.
Mota VC, Siikavuopio SI, James P. 2021. Physiological Responses to Live Air Transport of Red King Crab (Paralithodes camtschaticus). Fisheries Research. 237: 1-6. DOI: https://doi.org/10.1016/j.fishres.2021.105882.
Neil DM. 2012. Ensuring Crustacean Product Quality in the Post-Harvest Phase. Journal of Invertebrate Pathology. 110(2): 267-275. DOI: https://doi.org/10.1016/j.jip.2012.03.009.
Romadhon, Suharto S, Sumardianto. 2021. Karakteristik Darah Mimi (Tachypleus gigas) sebagai Pendeteksi Bakteri Kontaminan Penghasil Endotoksin pada Produk Perikanan. Buloma: Buletin Oseanografi Marina. 7(1): 9-14. DOI: https://doi.org/10.14710/buloma.v7i1.19037.
Sabu S, Sasidharan A. 2020. Impact of Fishing on Freshness and Quality of Seafood: A Review. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 8(2): 193-198.
Sugiharto. 2021. Fisiologi Lingkungan Peternakan. Semarang (ID): UNDIP Press.
Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika: Edisi Ke-3. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Wendelaar BSE, Balm PHM, Lamers AE. 1995. The Involvement of ACTH and MSH in the Stress Response in Teleost Fish. Netherlands Journal of Zoology. 45(1-2): 103-106.
Widiastuti R, Widodo MS, Faqih AR. 2022. Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih Ikan Maru (Channa marulioides) terhadap Suhu Berbeda. Syntax Idea. 4(5): 843-851. DOI: https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v4i5.1839.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal ini setuju dengan persyaratan berikut:
a. Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak jurnal publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. yang memungkinkan orang lain membagikan karya tersebut dengan pengakuan dari karya penulis dan publikasi awal dalam jurnal ini.
b. Penulis dapat memasukkan pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal tersebut (misalnya, kirimkan ke repositori institusional atau publikasikan dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awalnya di jurnal ini
c. Penulis diijinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya di gudang institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyampaian, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan karya yang diterbitkan sebelumnya dan yang lebih lama.















