Hubungan antara Body Shaming, Eating Disorder, Frekuensi Konsumsi Sumber Karbohidrat dengan Overnutrition pada Remaja Putri SMPIT Al-Mughni di Jakarta Selatan

Relationship between Body Shaming, Eating Disorder, Carbohydrate Consumption Frequency with Overnutrition in Adolescent Girls at SMPIT Al-Mughni in South Jakarta

Penulis

  • Devina Alifia Fadhilah Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cempaka Putih Tengah 1, Jakarta Pusat 10510, Indonesia
  • Tria Astika Endah Permatasari Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cempaka Putih Tengah 1, Jakarta Pusat 10510, Indonesia https://orcid.org/0000-0001-9589-3814

DOI:

https://doi.org/10.25182/jigd.2024.3.2.100-106

Kata Kunci:

celaan fisik, frekuensi konsumsi sumber karbohidrat, gangguan makan, kelebihan gizi, remaja putri

Abstrak

Obesitas atau kegemukan (overnutrition) merupakan masalah epidemiologi global yang menjadi ancaman dengan tingkat cukup serius bagi kesehatan masyarakat dunia. Remaja awal (early adolescence) yaitu usia 10-15 tahun merupakan masa rentan untuk penambahan berat badan, ditandai dengan perubahan kritis dalam komposisi tubuh, perilaku makan, aktivitas harian, dan penyesuaian psikologis. Semua perubahan pada tindakan body shaming, eating disorder, dan frekuensi konsumsi sumber karbohidrat dapat menjadi faktor risiko terhadap overnutrition pada remaja putri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara body shaming, eating disorder, dan frekuensi konsumsi sumber karbohidrat terhadap overnutrition pada remaja putri di SMPIT Al-Mughni. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 44 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja putri di SMPIT Al-Mughni memiliki IMT/U dalam rentang lebih sebanyak 36,4%. Remaja putri yang mengalami overnutrition pada variabel body shaming dengan kategori tinggi sebanyak 50% (p-value=0,039). Selanjutnya pada variabel eating disorder dengan kategori berisiko binge sebanyak 64,3% (p-value=0,009). Variabel terakhir yaitu frekuensi konsumsi sumber karbohidrat dengan kategori >1 x/hari sebanyak 37,8% (p-value=0,640). Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa overnutrition mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel body shaming dan eating disorder, sementara tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan frekuensi konsumsi sumber karbohidrat.

 

 

 

Unduhan

Diterbitkan

2024-07-01

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

“Hubungan antara Body Shaming, Eating Disorder, Frekuensi Konsumsi Sumber Karbohidrat dengan Overnutrition pada Remaja Putri SMPIT Al-Mughni di Jakarta Selatan: Relationship between Body Shaming, Eating Disorder, Carbohydrate Consumption Frequency with Overnutrition in Adolescent Girls at SMPIT Al-Mughni in South Jakarta” (2024) Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik, 3(2), pp. 100–106. doi:10.25182/jigd.2024.3.2.100-106.