Dampak Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara Terhadap Ekosistem Mangrove di Teluk Benoa Bali
Abstract
Ngurah Rai Forest Park, is one of the remaining mangrove ecosystems located in the Benoa Bali Bay, Indonesia. Ecosystem in this forest park is threathened due to the construction of Bali Mandara Highway. This study was conducted to determine the impact of the construction of the Bali Mandara Highway to the mangrove ecosystem in Ngurah Rai Forest Park. In this study, qualitative method was applied in order to compare the environmental parameter of mangrove ecosystem before and after construction of the highway. The construction of the Bali Mandara Highway affects several physical parameters of the mangrove ecosystem. The salinity, pH value and DO content are physical parameters which decreasing after the contruction. The decreasing also identified for current velocity, during the high tide current velocity decline to 0 - 0.44 m/s while during the low tide it goes down to 0 - 0.84 m/s. On the other hand, sedimentation area increases by 485.62 ha which causes silting. The vegetation analysis shows that Bali Mandara Highway has no significant impact to the diversity of mangrove species in Ngurah Rai Forest Park. Sonneratia alba still dominate the mangrove vegetation in those area.
References
[Bakosurtanal] Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. 2009. Peta Mangroves Indonesia. Cibinong: Pusat Survey Sumber Daya Alam Laut, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional.
[Kepmenhut] Keputusan Menteri Kehutanan. 1993. Nomor 544/Kpts- II/1993 tanggal 25 September 1993. Jakarta: Kementrian Kehutanan.
[KepmenLH] Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.
Alongi DM. 2009. The Energetics of Mangrove Forest. Queensland: Institute of Marine Science Townsville.
Anwar C, Gunawan H. 2006. Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan mangrove dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. Ekspose Hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan; 20 September 2006; Padang, Indonesia. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Hutan.
Ardi. 2002. Pemanfaatan makrozoobenthos sebagai indikator kualitas perairan pesisir. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Arief A. 2003. Hutan Mangrove: Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius.
Barkey R. 1990. Mangrove Sulawesi Selatan (Struktur, Fungsi dan Laju Degradasi. Seminar Keterpaduan Antara Konservasi dan Tata Guna Laha Basah di Sulawesi Selatan. Sulawesi: LIPI.
Bengen DG. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Bengen DG. 2004. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Bibby C. 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan Survei Burung. Bogor: Birdlife International–Indonesia Programme.
Brower JE, Zar JH. 1977. Field and Laboratory Methods For General Ecology. Iowa: Brown Company Publishers.
Davis RA. 1991. Oceanography: An Introduction to the Marine Enviroment. USA: McGraw-Hill Higher Education.
FAO. 2007. The world’s Mangroves 1980-2005. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Hadisti NA, Omo R, dan Sri M. 2015. Identifikasi tingkat kerawanan degradasi kawasan hutan mangrove Desa Muara, Tangerang, Banten. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 5(1):77-86.
Hoekstra P, Lindeboom H, Bergh GVD, Tiwi DA, Douven W, Meesters E. 2002. Teluk Banten Research Programme: an integrated coastal zone management Study. Bandung: Scientific programme Indonesia-Netherlands Proceedings of a workshop; 12 Februari 2002.
Imamsyah A. 2017. Struktur dan sebaran vegetasi mangrove berdasarkan karakteristik lingkungan perairan di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Istoto EH. 2012. Keanekaragaman Jenis Burung Air Di Kawasan Tapak Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Univesitas Negeri Semarang.
Junaidi W. 2009. Fungsi Hutan Mangrove. [terhubung berkala] http://wawan-junaidi.com/2009/11/fungsi-hutan-mangrove.html. [ 16 Agustus 2017].
Kennish MJ. 1990. Ecology of Estuaries. Vol II: Biology Aspects. Boca Raton: CRC Press Inc.
Kusmana C. 1997. Metode Survei Vegetasi. Bogor: IPB Press.
Kusmana C. 2011. Management of mangrove ecosystem in Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 1(2): 152-157.
Macnae W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forests in the Indo-West Pacific Region. J Mar Biol. 6: 73-270.
Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Noor YRM, Khazali INN dan Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: PKA/WI-IP.
Odum EP. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.
Ong JE. 1993. Mangroves – a Carbon Source and Sink.
Chemosphere. 27(2): 1097-1107.
Onrizal, Simarmata F, Wahyuningsih H. 2009. Keanekaragaman makrozoobenthos pada hutan mangrove yang direhabilitasi di Pantai Timur Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
PT Jasamarga Bali Tol. 2013. Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai – Benoa. Denpasar: PT Jasamarga Bali Tol.
Setiawan H. 2013. Status ekologi hutan mangrove pada berbagai tingkat ketebalan. Jurnal Wallacea. 2(2): 104-120.
Setyawan DA dan Winarno K. 2006. Permasalahan konservasi ekosistem mangrove di pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jurnal BIODIVERSITAS. 7(2): 159-163.
Setyawan DA, Winarno K, dan Purnama PC. 2003. Ekosistem mangrove di Jawa: kondisi terkini. Jurnal BIODIVERSITAS. 4(2): 133-145.
Sudiarta 2013. Kajian Modeling Dampak Perubahan Fungsi Teluk Benoa Untuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Conservation Internasional Indonesia. Denpasar: Jejaring KKP Bali.
Tanto TA, Putra A, Kusumah G, Farhan AR, Pranowo WS, Husrin S, dan Ilham. 2017. Pendugaan Laju Sedimentasi di Perairairan Teluk Benoa Bali berdasarkan Citra Satelit. Jurnal Kelautan Nasional. 12(2): 101-107.
Ulfa M, Julyantoro PGS, dan Sari AHW. 2018. Keterkaitan komunitas makrozoobentos dengan kualitas air dan substrat di ekosistem mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Journal of Marine and Aquatic Science. 4(2): 179 -190.
Wantasen AS, 2013. Kondisi kualitas perairan dan substrat dasar sebagai faktor pendukung aktivitas pertumbuhan mangrove di Pantai Pesisir Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. 1(4): 204-209.
Welch EB. 1980. Ecological Effects of Waste Water. USA: University Cambridge Press.
Wiradharma IGB dan Antara M. 2010. Pelestarian hutan mangrove gi Teluk Benoa Bali: tinjauan dari aspek ekonomi lingkungan. skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.
Wisha UJ dan Aida H. 2016. Bathymetry and hydrodynamics in pare bay waters during transitional seasons (September October). Jurnal Omni-Akuatika 12(2): 1-10.
Wisha UJ, Tanto AT, Pranowo WS dan Husrin S. 2017. Current movement in benoa bay water, Bali, Indonesia. Regional Studies in Marine Science. 18(1): 177-187.
Zulkifli H dan Setiawan D. 2017. Struktur komunitas makrozoobentos di perairan sungai musi kawasan Pulokerto sebagai instrumen biomonitoring. Jurnal Natur Indonesia. 14(1): 95-99
[Kepmenhut] Keputusan Menteri Kehutanan. 1993. Nomor 544/Kpts- II/1993 tanggal 25 September 1993. Jakarta: Kementrian Kehutanan.
[KepmenLH] Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.
Alongi DM. 2009. The Energetics of Mangrove Forest. Queensland: Institute of Marine Science Townsville.
Anwar C, Gunawan H. 2006. Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan mangrove dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. Ekspose Hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan; 20 September 2006; Padang, Indonesia. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Hutan.
Ardi. 2002. Pemanfaatan makrozoobenthos sebagai indikator kualitas perairan pesisir. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Arief A. 2003. Hutan Mangrove: Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius.
Barkey R. 1990. Mangrove Sulawesi Selatan (Struktur, Fungsi dan Laju Degradasi. Seminar Keterpaduan Antara Konservasi dan Tata Guna Laha Basah di Sulawesi Selatan. Sulawesi: LIPI.
Bengen DG. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Bengen DG. 2004. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Bibby C. 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan Survei Burung. Bogor: Birdlife International–Indonesia Programme.
Brower JE, Zar JH. 1977. Field and Laboratory Methods For General Ecology. Iowa: Brown Company Publishers.
Davis RA. 1991. Oceanography: An Introduction to the Marine Enviroment. USA: McGraw-Hill Higher Education.
FAO. 2007. The world’s Mangroves 1980-2005. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Hadisti NA, Omo R, dan Sri M. 2015. Identifikasi tingkat kerawanan degradasi kawasan hutan mangrove Desa Muara, Tangerang, Banten. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 5(1):77-86.
Hoekstra P, Lindeboom H, Bergh GVD, Tiwi DA, Douven W, Meesters E. 2002. Teluk Banten Research Programme: an integrated coastal zone management Study. Bandung: Scientific programme Indonesia-Netherlands Proceedings of a workshop; 12 Februari 2002.
Imamsyah A. 2017. Struktur dan sebaran vegetasi mangrove berdasarkan karakteristik lingkungan perairan di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Istoto EH. 2012. Keanekaragaman Jenis Burung Air Di Kawasan Tapak Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Univesitas Negeri Semarang.
Junaidi W. 2009. Fungsi Hutan Mangrove. [terhubung berkala] http://wawan-junaidi.com/2009/11/fungsi-hutan-mangrove.html. [ 16 Agustus 2017].
Kennish MJ. 1990. Ecology of Estuaries. Vol II: Biology Aspects. Boca Raton: CRC Press Inc.
Kusmana C. 1997. Metode Survei Vegetasi. Bogor: IPB Press.
Kusmana C. 2011. Management of mangrove ecosystem in Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 1(2): 152-157.
Macnae W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forests in the Indo-West Pacific Region. J Mar Biol. 6: 73-270.
Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Noor YRM, Khazali INN dan Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: PKA/WI-IP.
Odum EP. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.
Ong JE. 1993. Mangroves – a Carbon Source and Sink.
Chemosphere. 27(2): 1097-1107.
Onrizal, Simarmata F, Wahyuningsih H. 2009. Keanekaragaman makrozoobenthos pada hutan mangrove yang direhabilitasi di Pantai Timur Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
PT Jasamarga Bali Tol. 2013. Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai – Benoa. Denpasar: PT Jasamarga Bali Tol.
Setiawan H. 2013. Status ekologi hutan mangrove pada berbagai tingkat ketebalan. Jurnal Wallacea. 2(2): 104-120.
Setyawan DA dan Winarno K. 2006. Permasalahan konservasi ekosistem mangrove di pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jurnal BIODIVERSITAS. 7(2): 159-163.
Setyawan DA, Winarno K, dan Purnama PC. 2003. Ekosistem mangrove di Jawa: kondisi terkini. Jurnal BIODIVERSITAS. 4(2): 133-145.
Sudiarta 2013. Kajian Modeling Dampak Perubahan Fungsi Teluk Benoa Untuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Conservation Internasional Indonesia. Denpasar: Jejaring KKP Bali.
Tanto TA, Putra A, Kusumah G, Farhan AR, Pranowo WS, Husrin S, dan Ilham. 2017. Pendugaan Laju Sedimentasi di Perairairan Teluk Benoa Bali berdasarkan Citra Satelit. Jurnal Kelautan Nasional. 12(2): 101-107.
Ulfa M, Julyantoro PGS, dan Sari AHW. 2018. Keterkaitan komunitas makrozoobentos dengan kualitas air dan substrat di ekosistem mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Journal of Marine and Aquatic Science. 4(2): 179 -190.
Wantasen AS, 2013. Kondisi kualitas perairan dan substrat dasar sebagai faktor pendukung aktivitas pertumbuhan mangrove di Pantai Pesisir Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. 1(4): 204-209.
Welch EB. 1980. Ecological Effects of Waste Water. USA: University Cambridge Press.
Wiradharma IGB dan Antara M. 2010. Pelestarian hutan mangrove gi Teluk Benoa Bali: tinjauan dari aspek ekonomi lingkungan. skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.
Wisha UJ dan Aida H. 2016. Bathymetry and hydrodynamics in pare bay waters during transitional seasons (September October). Jurnal Omni-Akuatika 12(2): 1-10.
Wisha UJ, Tanto AT, Pranowo WS dan Husrin S. 2017. Current movement in benoa bay water, Bali, Indonesia. Regional Studies in Marine Science. 18(1): 177-187.
Zulkifli H dan Setiawan D. 2017. Struktur komunitas makrozoobentos di perairan sungai musi kawasan Pulokerto sebagai instrumen biomonitoring. Jurnal Natur Indonesia. 14(1): 95-99
Authors
Baskara AndikaI. B. M., KusmanaC. and NurjayaI. W. (2019) “Dampak Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara Terhadap Ekosistem Mangrove di Teluk Benoa Bali”, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management). Bogor, ID, 9(3), pp. 641-657. doi: 10.29244/jpsl.9.3.641-657.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).