EFEK THERMAL FRONT UNTUK PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN PELAGIS
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi dan waktu terjadinya thermal front pada perairan Selat Bali serta pengaruhnya terhadap penentuan daerah penangkapan ikan pelagis. Metode yang digunakan adalah Single Image Edge Detection (SIED) dengan menggunakan data Suhu Permukaan Laut (SPL) yang diakses dari satelit MODIS dengan sensor Aqua (MODIS-Aqua), lokasi penangkapan tahun 2013 sampai 2015 diperoleh dari pelabuhan perikanan Pengambengan, dan arus geostropik yang diambil dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). Identifikasi thermal front dari data citra raster SPL menggunakan algoritma SIED kemudian dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan spasial dan temporal. Hasil penelitian menunjukan thermal front yang terbentuk bersifat sementara pada kisaran harian hingga mingguan dengan kekuatan lemah dan kuat. Thermal front terbentuk pada musim barat dimulai dari arah barat selatan Selat Bali. Musim peralihan 1 terbentuk di selatan Selat Bali. Masuk ke musim timur dan peralihan 2 terbentuknya thermal front berada pada sisi sebelah timur selatan Selat Bali. Thermal front banyak terbentuk pada musim barat dan musim timur dengan musim barat sebagai puncak. Thermal front tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Selat Bali. Pada daerah penangkapan ikan tidak selalu terbentuk thermal front, diduga karena lokasi wilayah Selat Bali yang terlalu kecil sehingga thermal front lebih banyak terbentuk di daerah selatan perairan Selat Bali.
Kata kunci: arus, Selat Bali, SPL, thermal front