The Potential of Land Abandonment in Bogor Regency for Community Forest Enterprises

Handian Purwawangsa, Hariadi Kartodihardjo, Dodik Ridho Nurrochmat, Ernan Rustiadi

Abstract

The abandoned land and indicated abandoned land are considered critical land or land that is less productive. Those lands covered about 13,000 ha of Bogor Regency area, with the critical land area of around ​​93,467.51 ha (32%). To reduce the area of critical land and increase land productivity in Bogor can be done by optimizing the abandoned land for private forest use. This study aimed to analyze the potential and opportunities for private forest use in abandoned land. The method used was an investigative approach with quantitative and qualitative descriptive analysis. This study showed that in terms of land characteristics and biophysical conditions, the abandoned land could be developed for private forest business, especially to cultivate forest business, such as sengon (Albizia chinensis), kayu afrika (Maesopsis eminii), jabon (Neolamarckia cadamba), mahoni (Swietenia mahagoni), and kayu manis (Cinnamomum verum). The majority of respondents (65%) were willing to do partnerships in private forests. However, several factors are needed to support this business, i.e., regulations in the form of incentives and disincentives from local governments, investors, facilitators, and market access.

References

Alcantara, C., Kuemmerle, T., Prishchepov, A. V., & Radeloff, V. C. (2012). Mapping abandoned agriculture with multi-temporal MODIS satellite data. Remote Sensing of Environment, 124, 334–347. https://doi.org/10.1016/j.rse.2012.05.019
Alexander, B. H. (2021). Harga tanah di Jabodetabek terus merangkak naik. Kompas. https://properti.kompas.com/read/2016/04/18/110000321/Harga.Tanah.di.Jadebotabek.Terus.Merangkak.Naik
Agus, F. & Subiksa, I. G. M. (2008). Lahan gambut: Potensi untuk pertanian dan aspek lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah.
Agus, F., Henson, I. E., Sahardjo, B. H., Harris, N., Noordwijk, M. V. & Killen, T. J. (2013). Review of emission for landuse change to oilpalm in South East Asia. Jakarta: Roundtable on Sustainable Palmoil (RSPO).
[BALITRO] Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. (2017). Data tanah Kabupaten Bogor. Bogor: Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
[BAPPEDALITBANG] Badang Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor. (2016). Laporan hasil inventarisasi lahan nonproduktif. Bogor: BAPPEDALITBANG.
Barlowe, R. (1978). Land resource economics. New Jersey: Prentice-Hall.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2020). Data iklim Kabupaten Bogor. Bogor: BMKG.
[BPS] Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Indonesia 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Beilin, R., Lindborg, R., Stenseke, M., Pereira, H. M., Llausàs, A., Slätmo, E., …, & Queiroz, C. (2014). Analysing how drivers of agricultural land abandonment affect biodiversity and cultural landscapes using case studies from Scandinavia, Iberia, and Oceania. Land Use Policy, 36, 60–72. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2013.07.003.
Dariah, A., Rachman, A. & Kurnia, U. (2004). Erosi dan degradasi lahan kering di Indonesia. Dalam: Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng halaman. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
[DKSKP] Direktorat Kajian Strategi dan Kebijakan Pertanian IPB. (2013). Laporan kegiatan pemetaan lahan non produktif di Kabupaten Bogor. Bogor: IPB University.
[Dishut] Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. (2019). Statistik kehutanan Jawa Barat. Bandung: Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Hadi, A. K., & Rodame, M. N. (2012). 10 tanaman investasi pendulang rupiah. Bogor: Penebar Swadaya.
Ilyas, D. (2000). Kenaikan harga tanah di Indonesia dan Jepang: Sebuah studi perbandingan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 1(1), 77–89.
Imtias, A., & Syarifudin, K. (1991). Peranan pohon serbaguna dalam penelitian dan pengembangan pola usahatani. Prosiding Lokakarya Nasional Penelitian dan Pengembangan Pohon Serba Guna. Bogor: Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dengan F/FRED Project Winrock International.
Irawan, U. S., Arbainsyah, Ramlan, A., Putranto, H., & Afidudin, S. (2020). Manual pembuatan persemaian dan bibit tanaman hutan. Bogor: Operasi Wallacea Terpadau.
Irawanti, S., Suka, A. P., & Ekawati, S. (2012). Manfaat ekonomi dan peluang pengembangan hutan rakyat sengon di Kabupaten Pati. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 9(3), 126–139. https://doi.org/10.20886/jsek.2012.9.3.126-139.
[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2003). Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 195/Kpts-II/2003 tanggal 4 Juli 2003 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kuliešis, G & Salengaite, D. (2011). Abandoned land: Problems and solution [Research paper]. Lithuania Institute of Agriculture Economics.
Latvian Ministry of Agriculture. (2004). Land abandonment, biodiversity and the CAP. Ultrect: Latvian Ministry of Agriculture.
Maynard, G. H. & Orcott, D. M. (1987). The physiology of plants under stress. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Mulyana, D., & Asmarahman, C. (2011). 7 jenis kayu penghasil rupiah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Murniati. (1995). Karakteristik vegetasi kebun campuran dan hutan nagari di daerah penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat. Buletin Penelitian Hutan No 598. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Nishihara, M. (2012). Real options valuation of abandoned farmland. Review of Financial Economics, 21(4), 118‒192. https://doi.org/10.1016/j.rfe.2012.07.002.
Paputungan, M. D. A., Baftim, F., & Soewikromo, S. (2018). Pelaksanaan tatacara penertiban tanah-tanah yang ditelantarkan menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960. Lex Crimen, 7(6), 66–73.
Poyatos, R., Latron, J., & Llorens, P. (2003). Land use and land cover change after agricultural abandonment. Mountain Research and Development, 23(4), 362368. https://doi.org/10.1659/0276-4741(2003)023[0362:LUALCC]2.0.CO;2
[PP RI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2021). PP Nomor 20 tahun 2021 tentang Penertiban kawasan dan tanah terlantar.
[Puslitbangtanak] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. (2004). Teknologi konservasi tanah pada lahan kering berlereng. Bogor: Puslitbang Tanah dan Agroklimat.
Rahim, A. & Hastuti, D. R. W. (2007). Ekonomi pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ritohardoyo, S. (2013). Penggunaan dan tata guna lahan. Yogyakarta: Obor.
Romero-Calcerrada, R., & Perry, G. L. W. (2004). The role of land abandonment in landscape dynamics in the SPA 'Encinares del Río Alberche y Cofio,' Central Spain, 1984–1999. Landscape and Urban Planning, 66, 217–232. https://doi.org/10.1016/S0169-2046(03)00112-9.
Saefulhakim, R. S., & Nasoetion. (1995). Rural land use management for economic development (Case study for Indonesia). Bogor: Departement of Soil Sciences, Faculty of Agriculture, IPB University.
Sari, R. R., Hairiah, K., & Suyanto, S. (2018). Karakteristik hutan rakyat jati dan sengon serta manfaat ekonominya di Kabupaten Malang. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2(2), 129–137. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.002.02.6
Sembiring, B. L., & Wibowo, Y. N. A. (2020). Menghitung dampak tanah terlantar terhadap potensi kerugian ekonomi di Indonesia. Jurnal Pertanahan, 1(1), 109–120.
Sitorus, S. R. P., Susanto, B., & Haridjaja, O. (2011). Kriteria dan klasifikasi tingkat degradasi lahan di lahan kering (Studi kasus: Lahan kering di Kabupaten Bogor). Jurnal Tanah dan Iklim, 34, 66–83.
Soekotjo, W. (1976). Silvika. Bogor: Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi-Fakultas Kehutanan IPB.
Sumarna, H S. (2012). Sukses budidaya 9 jenis kayu penghasil rupiah. Klaten: Cable Book.
Suparmoko. (1989). Ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan: Suatu pendekatan teoritis. Yogyakarta: PAU-UGM.
Tejoyuwono, N., & Sutanto, R. (1999). Kebutuhan riset, inventarisasi dan koordinasi pengelolaan sumberdaya tanah di Indonesia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi–Dewan Riset Nasional.
Tjokrokusumo, S. W. (2002). Kelas kesesuaian lahan sebagai dasar pengembangan pertanian ramah lingkungan di daerah aliran sungai. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2(3), 136‒143.
[UU RI] Undang Undang Republik Indonesia. (1960). UUPA Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan dasar pokok-pokok agraria.
Yasin, S. (2004). Degradasi lahan akibat berbagai jenis penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Solum. 1(2), 69‒73.
Zoraya, A. F. (2012). Analisis pengusahaan hutan rakyat di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan [thesis]. Makasar: Universitas Hasanudin.

Authors

Handian Purwawangsa
handie79@gmail.com (Primary Contact)
Hariadi Kartodihardjo
Dodik Ridho Nurrochmat
Ernan Rustiadi
PurwawangsaH., KartodihardjoH., NurrochmatD. R., & RustiadiE. (2022). The Potential of Land Abandonment in Bogor Regency for Community Forest Enterprises. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 27, 32. https://doi.org/10.7226/jtfm.27.te.32

Article Details

Policy Effectiveness of Loan for Delaying Timber Harvesting for Smallholder Private Forest in Indonesia

Bramasto Nugroho, Sudarsono Soedomo, Ahmad Dermawan
Abstract View : 904
Download :17945