Analisis Kerentanan dan Penduduk Terdampak pada Bencana Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, Studi Kasus: Kabupaten Cilacap

  • GTPAK Handoyo IPB University
  • Sutoyo IPB University
  • Moh Fifik Syafiudin Badan Informasi Geospasial
Keywords: Bahaya; kerentanan; Model Crunch; Weighted Overlay; Zona megathrust

Abstract

Indonesia memiliki banyak daerah rawan bencana. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami salah satunya gempa bumi yang tidak dapat dihindari mengingat posisi tata letak geografis Indonesia yang berada di Zona megathrust. Sebagian besar gempa bumi ini berpusat di dasar Samudera Hindia dan beberapa di antaranya menimbulkan gelombang laut besar (tsunami) di Pulau Jawa. Penelitian dilakukan di salah satu kabupaten yang berada di selatan Pulau Jawa yaitu Kabupaten Cilacap yang merupakan kabupaten terluas di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayahnya sekitar 6,2% dari total wilayah Jawa Tengah. Pemodelan tsunami dilakukan menggunakan Model Crunch untuk memprediksi tingkat risiko bencana tsunami. Metode ini merupakan hasil perkalian antara bahaya (hazard) dengan kerentanan (vulnerability). Bahaya tsunami dalam Model Crunch tersebut berupa tinggi gelombang tsunami dan luas genangan, sedangkan kerentanan berupa kepadatan penduduk, elevasi, infrastruktur, dan jarak permukiman dari pantai. Berdasarkan hasil Weighted Overlay Analysist yang dilakukan pada setiap parameter yang telah diklasifikasikan kelas kerentanannya, kerentanan wilayah pesisir Kabupaten Cilacap terhadap bencana tsunami yaitu berada pada kategori cukup rentan hingga rentan. Wilayah pesisir Kabupaten Cilacap berada pada kategori cukup rentan hingga rentan terhadap bencana tsunami, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti alur evakuasi untuk membuat jalur evakuasi jika terjadi bencana tsunami, studi ketahanan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana tsunami dan upaya teknis yang dapat dilakukan melalui kegiatan relokasi, adaptasi, dan proteksi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2006. Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2006-2009. Jakarta(ID): Kerjasama Bappenas dan Bakornas PBP.
[2] Jokowinarno D. 2011. Mitigasi bencana tsunami di wilayah pesisir Lampung. Jurnal Rekayasa.
15(1):13-20.
[3] Mestika N, Somantri L, Setiawan I. 2020. Pemetaan kerawanan tsunami Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak. Jurnal Geografi. 9(2): 122-130.
[4] [Bakornas PB] Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana. 2005. Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta(ID): Bakornas PB.
[5] Spahn H, Hoppe M, Usdianto B, Vidiarina H. 2010. Panduan Perencanaan Untuk Evakuasi Tsunami. Jakarta(ID): GTZ International Services.
[6] Berryman K. 2005. Review of Tsunami Hazard and Risk in New Zealand. Lower Hutt (NZ): Institute of Geological & Nuclear Sciences.
[7] Pratiwi A. 2017. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Barat Provinsi Banten terhadap Bencana Tsunami dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[8] Yuhanah T. 2014. Konsep desain shelter mitigasi tsunami. Jurnal Teknologi. 6(1):19-31.
Published
2023-08-31
How to Cite
1.
Handoyo G, Sutoyo, Syafiudin MF. Analisis Kerentanan dan Penduduk Terdampak pada Bencana Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, Studi Kasus: Kabupaten Cilacap. J-Sil [Internet]. 2023Aug.31 [cited 2024Oct.7];8(2):77-4. Available from: https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsil/article/view/48683
Section
Research Articles