PENGGUNAAN STIMULANSIA DALAM PENYADAPAN PINUS KELAS UMUR V DAN VI DI PANINGGARAN, PEKALONGAN TIMUR
Abstrak
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Paninggaran, Pekalongan Timur termasuk dalam kelas
perusahaan pinus, di mana getah pinus menjadi komoditas utamanya. Dengan demikian
produktivitas getah pinus sangat diperhatikan. Proses keluarnya getah saat penyadapan
umumnya dibantu menggunakan zat perangsang (stimulansia). Dalam penerapannya,
BKPH Paninggaran menggunakan stimulansia berbahan organik dan anorganik.
Meskipun menggunakan stimulansia berbeda, BKPH Paninggaran belum mengetahui
stimulansia mana yang paling efektif dan efisien untuk digunakan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis produktivitas dan nilai tambah penyadapan getah pinus
ketika diberi stimulansia. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap
dengan faktorial dua faktor. Faktor pertama penggunaan lima jenis stimulansia. Faktor
kedua yaitu kelas umur V dan VI. Stimulansia yang menghasilkan produktivitas getah
tertinggi adalah stimulansia berbahan aktif etilen dan asam sitrat ditambah 5% asam
sulfat dengan rata-rata produktivitas 12,98 g/quarre/hari atau mengalami kenaikan hasil
sadapan getah sebesar 76,44 % jika dibandingkan dengan tanpa penggunaan stimulansia
(kontrol) 7,36 g/quarre/hari. Produktivitas getah pinus pada kelas umur V dan VI tidak
berbeda nyata yaitu sebesar 10,13 g/quarre/hari dan 9,97 g/quarre/hari. Tidak terdapat
interaksi antara faktor stimulansia dengan kelas umur. Nilai tambah stimulansia yang
paling tinggi terdapat pada stimulansia berbahan aktif etilen dan asam sitrat ditambah 5%
asam sulfat sebesar Rp 52,76/quarre/hari.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##