Pola Penggunaan Anti Mikrob pada Peternakan Mandiri Ayam Broiler di Kabupaten Bogor

Authors

  • Sunandar Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)
  • Imron Suandy
  • Nofita Nurbiyanti CIVAS
  • Riana Aryani Arief Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies, Bogor
  • Annisa Devi Rachmawati Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies, Bogor
  • Gian Pertela PT. Medion Farma Jaya
  • Budi Purwanto PT. Medion Ardhika Bhakti
  • Hanan Daradjat PT. Medion Ardhika Bhakti
  • David Speksnijder Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University, Utrecht
  • Rianna Anwar Sani Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University, Utrecht
  • Tagrid Dinar Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University, Utrecht
  • Tri Satya Putri Naipospos Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies, Bogor
  • Jaap Wagenaar Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University, Utrecht

DOI:

https://doi.org/10.29244/avi.12.1.83-90

Keywords:

anti mikrob, ayam broiler, penggunaan anti mikrob, resistansi anti mikrob

Abstract

Penggunaan anti mikrob dapat menyebabkan terjadinya resistansi anti mikrob baik di sektor peternakan maupun dalam hal kesehatan manusia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengukur frekuensi pemberian anti mikrob di peternakan ayam broiler dan melihat hubungan penggunaan anti mikrob dengan tingkat kematian. Studi dilakukan tahun 2019-2022, di 19 peternakan ayam broiler mandiri di Kabupaten Bogor dengan total pengamatan 89 periode produksi. Data yang dikumpulkan yaitu jenis anti mikrob dan frekuensi pemberian kemudian dianalisis menggunakan perhitungan used daily dose (UDD) dan treatment frequency (TF). Hubungan penggunaan anti mikrob dengan tingkat kematian dianalisis menggunakan regresi linear. Pemberian antibotik di peternakan berdasarkan saran dari pemilik (15,8%), technical service/TS (36,8%) dan petugas penyuluh lapang/PPL (47,4%). Diantaranya hanya 1 orang yang merupakan dokter hewan (5,3%). Rata-rata frekuensi pemberian anti mikrob dalam sehari (TFUDD) di peternakan adalah 10,5 kali. Dari semua anti mikrob yang digunakan 60,5% termasuk dalam kategori prioritas paling tinggi untuk anti mikrob yang sangat penting bagi manusia (HPCIA). Tujuan pemberian anti mikrob mayoritas untuk pencegahan (82,7%) dan frekuensi pemberian paling banyak pada minggu pertama untuk menekan tingkat kematian. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberian anti mikrob dan tingkat kematian pada minggu pertama periode produksi (p>0,05). Penggunaan anti mikrob sebagian besar dilakukan tanpa konsultasi dengan dokter hewan. Frekuensi pemberian anti mikrob sebagian besar dari kategori HPCIA dan tujuan penggunaannya untuk pencegahan. Tinggi atau rendahnya frekuensi pemberian anti mikrob pada minggu pertama tidak berhubungan dengan penurunan tingkat kematian.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

  • Sunandar, Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)

    Employed by: Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)

    Jl. RSAU No.4 Atang Senjaya, Kemang, Bogor District, West Java 16310 Indonesia
    Phone:  (+62) 251-7592868
    Facsimile:  -

     

    Sunandar is a director executive of the Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) since 2018. He is responsible for the implementation program of internal organisation and external projects in CIVAS. He currently is the field coordinator of the CIVAS activities project. Furthermore, he also is a consultant for WOAH MPTF Indonesia (2021-2023). He lives in Bogor City, West Java, Indonesia.

     

    EDUCATION

    DVM: IPB University, Indonesia, 2007

    BVM: IPB University, Indonesia, 2005

  • Imron Suandy

    Employed by: Directorate of Veterinary Public Health, Director General of Livestock and Animal Health Services, Ministry of Agriculture Republic of Indonesia

    Jl. Harsono RM. No. 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta 12550 Indonesia
    Phone      :  (+62) 21-7806131 / 7804116
    Facsimile  :  (+62) 21-7806305

     

    Dr Suandy is a deputy director of animal product safety control in the Directorate of Veterinary Public Health. He is responsible for the national Indonesian monitoring-surveillance program of animal product safety and is the supervisor for all Veterinary Public Health laboratories across the country. He is currently the coordinator of antimicrobial resistance activities in the animal health sector. He is an active participant in communication and discussion on the Regional Technical Working Group on AMR and will be an AMR focal point for Indonesia. Furthermore, he also is an OIE focal point on food safety (2015). Finally, he is currently a PhD Student at Utrecht University. He lives in Bogor City, West Java, Indonesia.

     

    EDUCATION

    MVPH: 4th MVPH Program at Chiang Mai University, Thailand and Freie Universitat Berlin, 2011

    DVM: IPB University, Indonesia, 2005

    BVM: IPB University, Indonesia, 2003

Published

2024-04-19

Issue

Section

Penelitian / Research