KEPADATAN STOK IKAN DEMERSAL MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP DOGOL DI KABUPATEN PANGANDARAN
Abstract
Keberadaan dogol dianggap berkontribusi terhadap menurunnya kondisi sumberdaya perikanan di Pangandaran, khususnya ikan demersal. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dapat dilakukan apabila adanya ketersediaan dan distribusi sumberdaya telah diketahui dengan baik sehingga langkah kebijakan eksploitasi dapat dilakukan dengan tepat tanpa membahayakan kelestariannya. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis laju tangkap dan kepadatan stok ikan demersal berdasarkan luas area sapuan alat tangkap dogol yang dioperasikan di perairan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Riset dilaksakan mulai bulan Agustus 2018-Juli 2019 di wilayah timur perairan Pangandaran. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun (Desa Sagara Anakan, Bagolo, dan Babakan) dengan masing-masing 8 kali ulangan. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan sampel ikan demersal diambil secara langsung dengan metode sapuan wilayah menggunakan alat tangkap dogol. Hasil tangkapan utama alat tangkap dogol di Pangandaran terdiri dari udang dogol (Metapenaeus ensis) dengan presentase 2%, udang rebon (Acetes indicus) dengan presentase 81%, dan udang krosok (Parapenaopsis sp.) dengan presentase 14%. Kondisi oseanografis di wilayah penelitian memiliki substrat lumpur dan lumpur berpasir dengan kedalaman berkisar antara 8-120 meter. Hasil riset menunjukkan alat tangkap dogol yang digunakan di stasiun 3 memiliki nilai laju tangkap terbesar yaitu sebesar 21,08 kg/jam, sedangkan kepadatan stok tertinggi ada pada stasiun 2 dengan nilai densitas 423,7 kg/km2.
Kata kunci: dogol, ikan demersal, laju tangkap, kepadatan stok