Inventarisasi dan Identifikasi Objek Daya Tarik Wisata dalam Perencanaan Pariwisata Wakatobi
Inventory and Identification of Tourism Attractions in Wakatobi Tourism Planning
Abstract
Wakatobi's prestige has recently dimmed compared to other similar tourism areas in Indonesia. Carrying the theme of a real underwater paradise in the center of the world's coral triangle, it is sometimes slipped by local people as hell on land. The cause of this phenomenon is the lack of understanding on the power of objects, especially objects in terrestrial areas, whereas tourists who come to Wakatobi spend time not only under the sea, but also more time on land. The aims of this study were to provide information about tourist attractions in Wakatobi in terms of originality, authenticity, uniqueness, diversity, and beauty. Data and information were collected by means of document searches and interviews with key informants. The result showed that Wakatobi cannot be viewed as just one place but the four major islands that compose it. In general, natural, historical, and cultural tourism are spread throughout the islands in Wakatobi. Icons that can be highlighted as strengths of each of the four main islands include dolphin migration attraction in Wangi-Wangi, historical and cultural heritage attractions, especially the Lariangi Dance in Kaledupa, underwater beauty in Tomia, and geological landscape of the rock garden in Binongko. All tourist attractions in Wakatobi shall be connected with the strengthening of infrastructure, which currently seems to be concentrated in the capital only.
References
Adji, K. B. (2013). Majapahit (Menguak Majapahit Berdasarkan Fakta Sejarah). Araska, 1-167.
Al Dilwan, M., Astina, I. K., & Bachri, S. (2019). Pariwisata Wakatobi dalam Perspektif Produksi Ruang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(11), 1496–1503.
Ali, L., Suyuti, N., & Udu, S. (2019). Pengembangan Destinasi Wisata Pusaka Saujana di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Jurnal Penelitian Budaya, 4(2), 59–74.
Alifuddin, M. (2013). Dakwah Berbasis Budaya Lokal Telaah atas Nilai-Nilai Dakwah dalam Folksong Orang Wakatobi. Al-Munzir, 6(1), 72–89.
Anggraini, D., & Riyanto, R. (2017). Analisis Hubungan Komplementer dan Kompetisi antar Destinasi Pariwisata (Studi Kasus: 10 Destinasi Pariwisata Prioritas di Indonesia). Jurnal Kebijakan Ekonomi, 12(2), 224–252.
Arianto, P. (2011). 101 Pesona Sulawesi Tenggara Surga Wisata Alam, Selam, & Kuliner. Gramedia Pustaka Utama, 169-173.
Atima, Kasim, S. S., & Anggraini, D. (2019). Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Kain Tenun di Desa Pajam Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi. Jurnal Neo Societal, 4(2), 729–737.
Bala, M., & Verma, D. (2018). A Critical Review of Digital Marketing . International Journal of Management, 8(10), 321-339.
Baumgarten, A. G. (1983). Aesthetica. Felix Meiner, 1-134.
Becken, S. (2005). The Role of Tourist Icons for Sustainable Tourism. Journal of Vacation Marketing, 11(1), 21–30.
Bini, Anwar, H., & Batia, L. (2018). Sejarah Banti-Banti Pada Masyarakat di Kelurahan Mandati 1 Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO, 3(1), 1–17.
Damanik, J., & Weber, H. F. (2006). Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. CV Andi Offset, 1-142.
Darman, Azis, A., Putra, J. P., Mbau, L. O., Safarni, Mulyono, H., & Hendrawan. (2020). Buku Informasi Potensi Wisata Alam Taman Nasional Wakatobi. Balai Taman Nasional Wakatobi, 1-108.
dell’Agnese, E. (2018). One Island, One Resort”. Il Turismo Enclave alle Maldive come Eterotopia Pianificata. Bollettino Della Società Geografica Italiana, 14(1), 27–39. (in Italian)
Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi (2019). Kreasi Wakatobi. Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, 1-111.
Dinas Pariwisata Pemda Wakatobi. (2012). Datang dan Nikmati Sensasi Surga Wakatobi. Laut Biru, 1-98
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi (2020). Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Wakatobi. PIIDI & Qayris Cipta Kreasindo, 24-27.
Diyati, E., & Rani, F. (2018). Upaya Masyarakat Wakatobi dalam Menjadikan Taman Nasional Wakatobi sebagai Cagar Biosfer Dunia Tahun 2012. JOM FISIP, 5(1), 1–4.
Eryano, L. M., Sudaryono, & Iskandar, D. A. (2020). Strategi bermukim Suku Bajo di Desa Mola, Kabupaten Wakatobi. Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, 15(2), 277–288.
Eulisa, E., Ola, L. O., Yunus, L., & Fitriani. (2017). Penataan Permukiman Di Benteng Liya sebagai Kawasan Konservasi dan Cagar Budaya. JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi), 1(1), 63–70.
Fisu, A. A., Ahmad, A., Hidayat, A., & Marzaman, L. U. (2020). Potential of Mangrove Ecosystem as a Tourism Object Development in Kaledupa Island. Edutourism Journal of Tourism Research, 2(1), 11–17.
Gunawan, R., & Merina, M. (2018). Tradisi Ma’nene sebagai Warisan Budaya Etnis Toraja. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 4(2), 107–115.
Hakim, B. (2017). Interpretasi Awal Temuan Gigi Manusia di Situs Bala Metti, Bone dan Situs Leang Jarie. Jurnal Walennae, 15(1), 19–30.
Hamid, A. R. (2011). Orang Buton: Suku Bangsa Bahari. Penerbit Ombak, 1-341.
Hamid, A. R. (2015). Merangkai Indonesia Lewat Laut: Kisah Pelaut Binongko. Masyarakat Indonesia, 41(2), 177–190.
Harmony, G., & Pitoyo, A. J. (2012). Kajian Potensi Gua Sebagai Arahan Wisata Minat Khusus Penelusuran Gua di Pulau Nusakambangan. Jurnal Bumi Indonesia, 1(3), 20–28.
Harris, C. W., & Dines, N. T. (2006). Time-Saver Standards for Landscape Architecture: Design and Construction Data. The McGraw-Hill Companies, 450-530.
Harsana, M., Baiquni, M., Harmayani, E., & Widyaningsih, Y. A. (2018). Potensi Makanan Tradisional Kue Kolombeng sebagai Daya Tarik Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Home Economics Journal, 2(2), 40–47.
Hasrawaty, E., Anas, P., & Wisudo, S. H. (2017). Peran Kearifan Lokal Suku Bajo dalam Mendukung Pengelolaan Kawasan Konservasi di Kabupaten Wakatobi. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 11(1), 25–34.
Herlina, Juhaepa, & Supiyah, R. (2020). Eksistensi Masyarakat Suku Bajo dalam Mempertahankan Tradisi Duata (Pengobatan) pada Masyarakat di Desa Mola Selatan Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Gemeinschaft, 2(1), 1–7.
Ihsyaluddin. (2014). Pengembangan Model Ecotourism dalam Rangka Pertumbuhan Hijau di Kabupaten Wakatobi (2013). Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 3(1), 14–26.
Kamil, S. U. R. (2017). City Branding sebagai Strategi Komunikasi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah. Metacommunication: Journal of Communication Studies, 2(1), 1–13.
Killian, G., & McManus, K. (2015). A Marketing Communications Approach for the Digital Era: Managerial Guidelines for Social Media Integration. Business Horizons, 58(5), 539–549.
Lukman, M. Y., Zaki, M., & Ikhsan, A. M. (2019). Pengembangan Potensi Kawasan Agrowisata Pulau Kaledupa di Kabupaten Wakatobi. Business Horizons, 4(1), 21–29.
Makalew, A. D., Damayanti, V. D., & Nugraha, J. A. (2013). Perencanaan Lanskap Wisata Pantai Tanjung Baru berbasis Eco-landform. Jurnal Lanskap Indonesia, 5(1), 27–40.
Marlina, Sumarmi, & Astina, I. K. (2020). Sustainable Marine Ecotourism Management: A Case of Marine Resource Conservation based on Local Wisdom of Bajo Mola Community in Wakatobi National Park. GeoJournal of Tourism and Geosites, 34(4), 1317–1323.
Marlina, Sumarmi, Astina, I. K., & Susilo, S. (2021). Social-Economic Adaptation Strategies of Bajo Mola Fishers in Wakatobi National Park. GeoJournal of Tourism and Geosites, 34(1), 14–19.
Marzuki, I. W. (2016). Sebaran Sumber Daya Arkeologi di Kabupaten Morowali: Gambaran Toleransi Masyarakat Masa Lalu. Forum Arkeologi, 29(2), 81–92.
Maskuri, M. (2017). Sebaran Gua Penguburan di Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara. Sangia: Journal of Archaeology Research, 1(2), 46–61.
Mokodompit, E. A., Rianse, U., Baka, L. R., & Ansir. (2015). Social Capital Contribution in Development of Marine Ecotourism in Tomia Island Wakatobi National Park. International Journal of Science and Research, 4(6), 1568–1575.
Munawaroh, E., Purwanto, Y., Suryanto, J., Ajiningrum, P. S., & Priatna, D. (2018). Persepsi Lokal terhadap Perubahan Variabel Iklim dalam Mengelola SDAH dan Lingkungannya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Jurnal Pendidikan Lingkungan Hidup, 6(2), 22–26.
Nurhaliza, W. O. S., & Suciati, T. N. (2019). Tret Sosial Budaya Masyarakat Suku Bajo Sampela di Kabupaten Wakatobi. Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian, 5(2), 341–356.
Pemerintah Republik Indonesia. (1996). SK Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 393/Kpts–II/1996 Tentang Taman Nasional Laut Wakatobi. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pitana, I G. & Diarta, I. K. S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi, 109.
Portal Informasi Indonesia. (2020). Pengakuan UNESCO untuk Tiga Cagar Biosfer Indonesia. Portal Informasi Indonesia. https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/ekonomi/pengakuan-unesco-untuk-tiga-cagar-biosfer-indonesia. [May 18th 2021].
Putra, R. T., Ramadanti, P., Thoifur, D. M., Hestiningsih, H., Ramadhan, R. R., Syahadat, R. M., & Putra, P. T. (2018). Ecomparism, sebuah Konsep Perencanaan Wisata Pantai Teloek Dalam–Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Arsitektur Lansekap, 4(2), 233–242.
Qifli, A. Z., & Hadara, A. (2017). Situs Benteng Ollo Peninggalan Sejarah Barata Kaedupa di Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO, 2(2), 39–51.
Ramaddin, Tadjuddah, M., & Oetama, D. (2019). Karakteristik Biologis Ikan Kerapu di Perairan Karang, Tomia Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 4(3), 266–273.
Rejeki, S. & Hantoro, G. D. 2020. Perencanaan dan Pengelolaan Perjalanan Wisata. Rekayasa Sains, 54.
Rismayanti, R., & Nusarastriya, Y. H. (2020). Upacara Adat Pemakaman Mengenang Leluhur (Ma’Nene) di Toraja, Lembang Bululangkan Kecamatan Rinding Allo Toraja Utara. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia, 2(2), 118–132.
Sawitri, R., & Iskandar, S. (2012). Keragaman jenis burung di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(2), 175–187.
Sofian, N. I. (2018). Lariangi dan Identitas Kaledupa. Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra), 1(1), 1–13.
Sope, A., & Kasmiati, S. (2017). Identifikasi Nilai Penting Masjid Agung Bente di Desa Ollo Selatan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Sangia: Journal of Archaeology Research, 1(1), 1–16.
Suni, M., & Badollahi, M. Z. (2020). Strategi Diversifikasi Atraksi Budaya dalam Mendukung Pengembangan Wisata Desa Wakatobi. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), 9(1), 25–33.
Suryanegara, E., Suprajaka, & Nahib, I. (2015). Perubahan Sosial pada Kehidupan Suku Bajo: Studi Kasus di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Majalah Ilmiah Globe, 17(1), 67–78.
Suseno, S., Sajiah, A. M., Tarta, A. F., Danial, & Wahab. (2019). Survei Potensi Kepurbakalaan Gua–Gua di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara melalui Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sangia: Journal of Archaeology Research, 3(2), 65–73.
Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi, 53.
Syahadat, R. M., Putra, P. T., Saleh, I., Patih, T., Sagala, A. R., & Thoifur, D. M. (2020). Visual Quality Protection of Ciboer Rice Fields to Maintain the Attraction of Bantar Agung Tourism Village. AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research, 7(1), 64–77.
Syarifuddin, D. (2018). Nilai Citra Kota dari Sudut Pandang Wisatawan (Studi Tentang Citra Kota Bandung Dampaknya terhadap Kunjungan Ulang). Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation, 1(2), 1–10.
Tim Ekskursi Wakatobi. (2013). Tanah Airku Air Tanahku Sebuah Rekaman Perjalanan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia. Ikatan Mahasiswa Arsitektur FTUI, 4-141.
Tim Infografik Kompas. (2014). Indonesia dalam Infografik. Penerbit Buku Kompas, 20-21.
Tondi, L., & Ahmad. (2016). Potensi ekonomi wilayah pesisir kabupaten Wakatobi. Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, 6(2), 32–42.
Umar, F. (2018). Strategi Pengembangan Wisata Non-Bahari di Kawasan Waha, Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi. Jurnal Linears, 1(1), 12–19.
Wakatobi Tourism Authority. (2019). Experiences, Wakatobi A Destination of Thousand. Wakatobi Tourism Authority & Rumah Kita Wakatobi, 1-139.
Wijaya, A. A. M. (2016). Modal Sosial untuk Kapasitas Community Governance (Studi Kasus Perempuan Pesisir Kelurahan Sulaa Kota Baubau). Jurnal Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah, 1(1), 107–125.
World Bank. (2017). Wakatobi Baseline Demand & Supply, Market Demand Forecasts, and Investment Needs: Market Analysis and Demand Assessments to Support The Development of Integrated Tourism Destinations Across Indonesia. World Bank, 26.
Yayasan Konservasi Alam Nusantara. (2019).. Burung-Burung di Kawasan Mangrove Tampara. Yayasan Konservasi Alam Nusantara, 1-2.
Yulianti, S. D., Adriani, H., & Syahadat, R. M. (2020). Daya Tarik Wisata di Kebun Raya Cibodas dalam Sudut Pandang Kualitas Visual. Jurnal Lanskap Indonesia, 12(1), 33–40.
Yulius, Novianti, N., Arifin, T., Salim, H. L., Ramdhan, M., & Purbani, D. (2015). Distribusi Spasial Terumbu Karang di Perairan Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(1), 59–69.
Yusiana, L. S., Nurisjah, S., & Soedharma, D. (2011). Perencanaan Lanskap Wisata Pesisir Berkelanjutan di Teluk Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Lanskap Indonesia, 3(2), 66–72.
Zahari, A. M. (1977). Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton) I. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 91-97.
Copyright (c) 2022 Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.