Tingkat Adopsi Good Agricultural Practices Budidaya Kopi Arabika Gayo oleh Petani di Kabupaten Aceh Tengah

  • Mahyuda Mahyuda
  • Siti Amanah
  • Prabowo Tjitropranoto
Keywords: adopsi, arabika Gayo, budidaya, petani kopi.

Abstract

            Aceh Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh sebagai sentral penghasil kopi arabika di Aceh. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah guna meningkatkan produksi dan mutu kopi, salah satunya melalui adopsi budidaya kopi Good Agricultural Practices (GAP) sesuai rekomendasi P4S. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ciri inovasi dan tingkat adopsi budidaya serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi budidaya GAP kopi Arabika Gayo. Populasi pada penelitian ini sebesar 148 orang petani yang menerapkan budidaya GAP dengan sampel sebanyak 60 orang. Penentuan jumlah sampel secara acak proporsional (proportionate random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap ciri inovasi termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat adopsi penanaman varietas unggul dan pembuatan lubang rorak termasuk dalam kategori tinggi. Pemangkasan koker, penanaman pelindung, penggemburan tanah termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan pemupukan organik berada pada kategori sedang. Faktor-faktor yang berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat adopsi adalah tingkat kemanfaatan inovasi dan kemudahan dicoba, sedangkan keuntungan relatif berpengaruh nyata. Selain itu, jumlah tanggungan keluarga dan kesesuaian berpengaruh nyata negatif.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

[AEKI]. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2015. Industri Kopi Indonesia. [internet]. [diunduh 2015 Maret 01] tesedia pada: http://www.aeki- aice.org/page/industri-kopi/id.

Antaraaceh.com 2014. Kopi Gayo yang Mendunia. Opini. unggah di]

http://aceh.antaranews.com/berita/20041/kopi-goyo-yang-mendunia [2015 oktober 14 minggu jam 10.58]

Amanah S. 2006. Penyuluh Perikanan. Jurnal penyuluhan. 2 (4)

[DITJENBUN] Kementrian Pertanian- Derektorat Jendral Perkebunan. 2014. Derektorat tanaman rempah dan penyegar. Prospek kopi dunia masih cerah. [internet]. [diunggah 2014 November 27] tersedia pada: http://ditjenbun.pertanian.go.id.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi. 2015. Rekapitulasi Perkembangan Luas Area dan Produksi Komoditas Perkebunan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah.

Erfandi D. 2013. Teknik Konservasi Tanah Lahan Kering untuk Mengatasi Degradasi Lahan pada Desa Mojorejo, Lamongan. Jurnal bumi lestari. 13 (1): 91-97

Effendy, Hanani N, Setiawan B, Muhaimin AW. 2013. Effect Characteristics of Farmers on the Level of Technology Adoption Side-Grafting in Cocoa Farming at Sigi Regency-Indonesia. JAS. 5 (12): 72.doi:10.5539

Evizal R, Tohari, Prijambada ID, Widada J. 2012. Peranan Pohon Pelindung dalam Menentukan Produktivitas Kopi. Jurnal agrotropika 17(1): 19-23

Falo M. 2011. Tinggkat AdopsiTeknologi Jagung Hibrida oleh Petani di Lahan Kering Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Tenggara Timur. [tesis]. Bogor (ID) Sekolah Pasca Sarjana IPB.

Fatma Z. 2011. Analisis Fungsi Produksi Dan Efisiensi Usahatani Kopi Rakyat di Aceh Tengah. [tesis]. Bogor (ID) Sekolah Pasca Sarjana IPB.

[GAEKI]. Gabungan Eksportir Kopi Indonesia. 2015. Area dan Produksi. [internet]. [diunduh 2015 maret 01] tersedia pada: http://gaeki.or.id/areal-dan- produksi/.

Herman M, Hutagaol P, Surjono H S, Rauf A, Priyarsono D S. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao: Studi Kasus di Sulawesi Barat. Pelita Perkebunan. 22 (3) 222- 236

Hulupi R, Nugroho D, Yusianto. 2013. Keragaan Beberapa Varietas Lokal Kopi Arabika di Dataran Tinggi Gayo. Pelita Perkebunan. 29 (2): 69-81

Hulupi R, Martini E. 2013. Pedoman Budi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur. Bogor (ID): World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.

[IICS]. Indonesian Internasional Coffee Symposium 2014. Banda Aceh. PERHEPI e- news. Rubik opini: (hal 2).

Idjudin AA. 2011. Peranan Konservasi Lahan dalam Pengelolaan perkebunan. Jurnal sumberdaya lahan 5 (2)

Karim A. 2014. Pengembangan Ekonomi Lokal melalui Revitalisasi Kebun Kopi Rakyat di Dataran Tinggi Gayo. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. 3 (1)

Lailida JA, Sunartomo AF, Hariyati Y. 2015 Motivasi Petani dan Strategi Pengembangan Usahatani Kopi Arabika Rakyat di Kecamatan Sumber Waringin Kabupaten Bondowoso. Berkala Ilmiah Pertanian 1 (1): 1-7.

Marios k, Olga. 2013. Factors Motivating Farmers to Adoption diferent Agri Food Systems: A Case Study of Two Rural Communities in Greece. Rural society. 23 (1): 32-45.

Mawardi S, Hulupi R, Wibawa A, Wiryadiputra S, Yusianto. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. (ID): Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia & Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI).

Nurhardjo B. 2012. Karakteristik dan Kinerja Buruh Wanita pada Gudang Tembakau Gmit di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Bisma jurnal bisnis dan Manajemen. 6 (1): 55-68.

Nuryanti S, Swastika DKS. 2011. Peran Kelompoktani dalam Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 29 (2): 115-128.

Putri MA, Fariyanti A, Kusnadi N. 2013. Struktur Dan Integrasi Pasar Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Bulletin RISTRI. 4(1): 47-54

[PERMENTAN] Peraturan Menteri Pertanian nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010. Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya.

Prawoto A A. 2008. Hasil kopi dan siklus hara mineral dari polatanam kopi dengan beberapa spesies tanaman kayu industri. Pelita Perkebunan 224 (1): 1-21.

Pretty J, Toulmin C, Williams S. 2011. Sustainable Intensification in African Agriculture. IJAS 9 (1): 5-24. doi:10.3763.

Rogers E M. 2003. Diffusion of Innovations. Fifth Edition. New York:The Free Press.

Romano. 2009. Kajian Sistem Agribisnis Kopi Organik di Daerah Pegunungan Gayo. Jurnal Aplikasi Manajemen. 7 (1)

Rahman SMA, Haque A, Rahman ASM. 2011. Impact of Fish Farming on Household Income: A Case Study from Mymensingh District. JSS. 7 (2): 127-131.

Rasak OB, Amusat AS. 2012. Perceived Efficacy of Radio Agricultural Commodities Trend Programme Among Farmers in Oyo State, Nigeria. JMCS. 4(3): 46.doi: 10.5897

Saragih JR. 2013. Socioeconomic and Ecological Dimension of Certified and conventional arabica Coffee Production in North Sumatra, Indonesia. AJARD.3 (3):93-107

Salima R, Karim A, Sugianto. 2012. Evaluasi Kriteria Kesesuaian Lahan Kopi Arabika Gayo 2 di Dataran Tinggi Gayo. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. 1 (2): 194-206.

Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta. (ID): UI-Press.

Sudarko. 2012. Tingkat Kemampuan Anggota Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Usahatani Kopi Rakyat. JSEP. 6 (1)

Sudaryati E. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi Rakyat di Kabupaten Temanggung: Kasus di Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. [tesis]. Semarang (ID) Universitas Diponegoro.

Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluh Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani: kasus di Provinsi Jawa Barat. [disertasi]. Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor.

Suryani A. Fatchiya A, Susanto D. 2017. Keberlanjutan Penerapan Teknologi Pengelolaan Pekarangan oleh Wanitatani Di Kabupaten Kuningan. Jurnal Penyuluhan. (13) 1

Sobari I, Sakiroh, Purwanto EH. 2012. Pengaruh Jenis Tanaman Penaung Terhadap Pertumbuhan dan Persentase Tanaman Berbuah Pada Kopi Arabika Varietas Kartika 1. Buletin RISTRI. 3 (3): 2017-222

Tjitropranoto P. 2003. Penyuluh Pertanian Masakini Dan Masa Depan. dalam: Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. Membentuk Pola Prilaku Manusia Pembangunan. Bogor. (ID): IPB Press.

Yulida R. 2012. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. IJAE: 3 (2):409

Published
2018-09-18
How to Cite
MahyudaM., AmanahS., & TjitropranotoP. (2018). Tingkat Adopsi Good Agricultural Practices Budidaya Kopi Arabika Gayo oleh Petani di Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Penyuluhan, 14(2). https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v14i2.19757