Determination of Suitable Water Salinity and Live Food in The Rearing of Eel (Anguilla bicolor) Fry

  • . Sutrisno Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

Abstract

This study was conducted to determine suitable water salinity and live food in the rearing of eel,  Anguilla bicolor fry.  Eel fry in weight of 0.15±0.008 g/tail were reared at controlled tank at density of 2 fish liter-1 for 42 days.  Experiment was devided into two steps.  In the first step of experiment, eel fry were reared at different water salinity, i.e., 0; 5; 10 and 15 ppt.  Fish were fed on Tubifex at satiation.  The best result from the first experiment was then used in the second step of study to examine proper live food for eel fry.  Fish were fed on live food (Tubifex, Artemia, or Spirulina) at 10% body weight.  Survival rate, specific growth rate and food conversion ratio were observed.  The result of experiment showed that survival rate of eel fry reared in water salinity of 5 ppt (100%), 10 (96%) and 15 ppt (97%) was higher (p<0.05) compared to that of 0 ppt (58%).  Specific growth rate was also higher (p<0.05) in fish reared in water salinity of 5 (2.33%), 10 (1.65%) and 15 ppt (1.57%) compared to that of 0 ppt (0.022%).  Survival rate and specific growth rate of fish at treatment of 5, 10 and 15 ppt were insignificantly different (p>0.05).  The best food conversion ratio was also being obtained at treatment of 5 ppt (3.36), followed repectively by 10 ppt (5.11), 15 ppt (5.70) and 0 ppt (21.11).  No different survival rate of eel fry by feeding on different live food was obtained.  Higher specific growth rate was achieved at feeding of Artemia (2.82% per day), followed respectively by Tubifex (1.85% per day) and Spirulina (0.15% per day).  Food coversion ratio in each treatment was 4.42, 2.77 and 134.33, respectively.

Keywords:  eel, salinity, live food

 

ABSTRAK

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui salinitas air dan jenis pakan alami yang tepat dalam pemeliharaan benih ikan sidat (Anguilla bicolor). Benih sidat dengan berat rata-rata 0,15±0,008 g/ekor dipelihara selama 42 hari pada wadah terkontrol dengan kepadatan 2 ekor/liter. Penelitian dibagi kedalam dua tahap. Pada tahap pertama benih sidat diperlihara pada media dengan salinitas 0; 5, 10 dan 15 ppt.  Pakan alami berupa cacing sutera diberikan secara satiasi.  Salinitas terbaik hasil penelitian tahap pertama digunakan pada penelitian tahap kedua untuk mengetahui jenis pakan alami (cacing sutera Tubifex, Artemia, atau Spirulina) yang cocok untuk benih sidat.  Pakan diberikan sebanyak 10% bobot tubuh.   Paramater yang diamati meliputi sintasan, laju pertumbuhan spesifik dan efisiensi pakan.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa sintasan benih ikan sidat yang dipelihara pada salinitas 5 (100%), 10 (96%) dan 15 ppt (97%) lebih tinggi (p<0,05) daripada yang dipelihara pada salinitas 0 ppt (58%).  Laju pertumbuhan spesifik juga lebih tinggi (p<0,05) pada benih yang dipelihara pada salinitas 5 (2,33%), 10 (1,65%) dan 15 ppt (1,57%) dibandingkan dengan salinitas 0 ppt (0,022%).  Sintasan dan laju pertumbuhan spesifik antara perlakuan 5, 10 dan 15 ppt tidak berbeda nyata (p>0,05). Konversi pakan terbaik juga diperoleh pada perlakuan 5 ppt (3,36), diikuti berturut-turut 10 ppt (5,11), 15 ppt (5,70) dan 0 ppt (21,11).  Pemberian pakan alami yang berbeda tidak berpengaruh terhadap sintasan benih sidat, tetapi berpengaruh terhadap pertumbuhan.  Pemberian Artemia memberikan laju pertumbuhan spesifik tertinggi, yaitu 2,82%/hari, Tubifex (1,85%/hari) dan Spirulina (0,15%/hari).  Konversi pakan tiap perlakuan berturut-turut adalah  4,42; 2,77 dan 134,33.

Kata kunci:  ikan sidat, salinitas, pakan alami

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2008-01-01
How to Cite
[1]
Sutrisno. 2008. Determination of Suitable Water Salinity and Live Food in The Rearing of Eel (Anguilla bicolor) Fry. Jurnal Akuakultur Indonesia. 7, 1 (Jan. 2008), 71-77. DOI:https://doi.org/10.19027/jai.7.71-77.