<b>ANALISA POTENSI CURAH HUJAN BERDASARKAN DATA DISTRIBUSI AWAN DAN DATA TEMPERATURE BLACKBODY DI KOTOTABANG SUMATERA BARAT</b><br>( ANALYSIS OF RAINFALL POTENCY BASED ON CLOUD DISTRIBUTION AND TEMPERATURE BLACKBODY DATA IN KOTOTABANG)
Abstract
Precipitation in West Sumatera was influenced by monsoon circulation and its position in equator, and also the topography of Bukit Barisan. This study is designed to learn more about characteristics of precipitation in West Sumatera (case study in Kototabang) using cloud distribution data from XDR and Temperature Black Body (TBB). The result shows the precipitation increase on the end of February, and XDR data represents the clouds are convective, and also TBB data increasing at the same time. This is the early of rainy season in West Sumatera. On the other season, in the middle of July, the intensity of precipitation decreased, and XDR data shows much clouds are formed, but the rainfall wasvery rare until August. The TBB data also represents decreasing of top clouds temperature, so dry season in West Sumatera begin in the middle of July.
--------------------------------------------------------------------
Curah hujan Sumatera Barat selain dipengaruhi oleh sirkulasi monsoon, juga dipengaruhi oleh posisinya yang dilalui garis khatulistiwa serta kondisi topografi lokal yang berpegunungan. Penelitian ini mengkaji tentang karakteristik curah hujan wilayah Sumatera Barat khususnya Kototabang berdasar distribusi awan dan Temperature Black Body (TBB). Data curah hujan yang dianalisa adalah data curah hujan bulan Januari dan Februari 2004 (menjelang musim hujan), serta bulan Juli dan Agustus 2004 (musim kemarau). Hasil kajian menunjukkan bahwa intensitas curah hujan mulai meningkat pada akhir bulan Februari, dan didukung oleh data kondisi awan dari XDR yang menunjukkan pada waktu tersebut awan yang tumbuh adalah awan-awan konvektif yang berpotensi menjadi hujan, serta grafik suhu puncak awan (TBB) yang meningkat tajam. Pada musim kemarau, curah hujan yang rendah terjadi mulai pertengahan Juli. Pada periode 3 Agustus sampai 12 Agustus tidak terjadi hujan. Jumlah awan yang terbentuk pada saat musim kemarau lebih banyak dibandingkan musim hujan tetapi tidak potensial untuk terjadi hujan lebat. Data TBB pada periode ini menurun drastis yang menunjukkan suhu puncak awan yang rendah, tidak berpotensi untuk terjadi hujan.