Sindrom Pernapasan Akut Parah Akibat Infeksi Virus Corona-2 (Sars Cov-2) pada Kucing Bengal

Authors

  • Nur Liliana Puri Prihatiningsih FKH Unud
  • Sri Kayati Widyastuti Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

DOI:

https://doi.org/10.29244/avi.11.1.26-33

Keywords:

Kucing, Nebulasi, SARS Cov-2

Abstract

Sindrom pernapasan akut yang parah coronavirus-2 (SARS CoV-2) adalah agen etiologi covid-19 merupakan agen jenis baru yang sebelumnya belum pernah diidentifikasi pada manusia atau hewan, juga tidak terkait dengan virus corona kucing (FCoV) yang umum terjadi terkait dengan infeksi peritonitis kucing. Seekor kucing bengal betina steril bernama Inka berumur 8 tahun 7 bulan dengan bobot 5,45 kg dibawa ke klinik dengan keadaan terdapat luka terbuka di dekat anus dan ekor. Setelah 5 hari perawatan di klinik, kucing mengalami gejala bersin, batuk, adanya leleran pada mata, dan juga terdapat perubahan pada konsistensi feses. Pemeriksaan hematologi rutin ditemukan peningkatan jumlah total leukosit dan neutrofil serta penurunan platelet. Pada pemeriksaan biokimia darah ditemukan kenaikan aktiva Alanine Aminotransferase. Hasil pemeriksaan rapid tes antigen dan Reverse Trancription Polymerase Chain Reaction menunjukkan kucing positif SARS Cov-2. Berdasarkan anamesis, gejala klinis dan pemeriksaan laboratoris kucing didiagnosis SARS Cov-2. Penanganan yang dilakukan dengan memberikan nebulasi Ventolin® sebanyak 1,25mL, Pulmicort® sebanyak tiga tetes, dan gentamycin 0,1 mL. Kucing mengalami perbaikan klinis pada hari ke-21 dan dinyatakan sembuh dari SARS Cov-2 pada hari ke-32.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2023-03-30

Issue

Section

Studi Kasus / Case Study