Pendapatan dan Nilai Tambah Pengolahan Primer Kopi Arabika di Desa Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun
Abstract
Primary processing is the most important aspect in enhancing the added value at farm business level, but some farmers have not done yet. This study aims to analyze the income of arabica coffee farm business, the difference in farmers’ income that sells coffee in parchment and cherry red, and the added value of selling in parchment. Data were analyzed with Revenue Cost Ratio (RCR), Independent Sample t Test, and added value analysis method of Hayami et al. (1987). The results showed that arabica coffee farming with parchment had a higher RCR and was significantly different from cherry red, and which sold both parchment and cherry red. Income of farmers who sell parchment is differs significantly from who sell cherry red and those who sell both parchment and cherry red. The added value of primary processing is 30%, while the income of family labor from the primary processing is 69%.
References
Amsalu, A., & Ludi, E. (2010). The Effect of Global Coffee Price Changes on Rural Livelihoods and Natural Resource Management in Ethiopia: A Case Study from Jimma Area, NCCR North-South Dialogue No. 26. Bern, Switzerland: NCCR North-South.
Dewi, N. L. M. I. M., Budiasa, I. W., & Dewi, I. A. L. (2015). Analisis Finansial dan Nilai Tambah Pengolahan Kopi Arabika di Koperasi Tani Manik Sedana Kabupaten Bangli. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 4 (2), 97-106.
Ditjenbun (2016). Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017: Kopi, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI.
Dirjenbun (2014). Peluang dan Tantangan Pengembangan Kopi Berkelanjutan di Indonesia, Makalah pada Simposium Kopi Internasional Indonesia 2014, Banda Aceh, 19-21 Nopember 2014.
Gregory, A., & Featherstone, A. M. (2008). Nonparametric Efficiency Analysis for Coffee Farms in Puerto Rico, Selected paper prepared for presentation at the Southern Agricultural Economics Association Annual Meeting, Dallas.
Hariyati, Y. (2014). Pengembangan Produk Olahan Kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Agriekonomika, 3 (1), 81-91.
Hartatri, D. F. S. & de Rosari, B. (2011), Analisis Usahatani dan Rantai Pemasaran Kopi Arabika di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. Pelita Perkebunan, 27 (1), 55-67.
Hayami, Y., Kawagoe, T., Mooroka, Y., & Siregar, M. (1987). Agricultural Marketing and Processing in Upland Java: A Perspective From A Sunda Village. CGPRT No. 8.
Hubeis, M. (1997). Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri, Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hulupi, R. (2008). Bahan Tanaman Kopi Arabika Anjuran Nasional yang Sesuai untuk Dataran Tinggi Gayo, dalam Mawardi, S., Hulupi, R., Wibawa, A., Wiryadiputra, S., & Yusianto. (2008). Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, APED, Bappeda NAD dan UNDP, Banda Aceh.
ICO (2010). The Story of Coffee, International Coffee Organization. Retrieved from http://www.ico.org/
ITC (2011). Trends in the trade of certified coffees, Technical Paper, Geneva: International Trade Centre. Retrieved from http://www.intracen.org/
ICO (2018). Historical Data: Total Production. Retrieved from http://www.ico.org/
Listyati, D., Sudjarmoko, B., Hasibuan, A. M., & Randriani, E. (2017). Analisis Usaha Tani dan Rantai Tata Niaga Kopi Robusta di Bengkulu. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar, 4 (3), 145-152.
Lubis, A. H., Salmiah, Negara, S. (2012). Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Journal on Social Economic of Agriculture and Agribusiness, 1 (1).
Priantara, I. D. G. Y., Mulyani, S., & Satriawan, I. K. (2016). Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kopi Arabika Kintamani Bangli. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 4 (4), 33-42.
TPSA (2018). An Analysis of the Global Value Chain for Indonesian Coffee Exports, Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assintance Project.
Mayrowani, H. (2013). Kebijakan Penyediaan Teknologi Pasca Panen Kopi dan Masalah Pengembangannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 31 (1), 31-49.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Resdianto, T., Batubara, M. M., & Iswarini, H. (2015). Analisis Perbandingan Pendapatan antara Petani Kopi dengan Menggunakan Alat Pulper dengan yang Tidak Menggunakan Alat Pulper Kopi di Desa Tangga Rasa Kecamatan Sikap Dalam Kabupaten Empat Lawang. Societa, IV (1), 14-18.
Sari, D. I., Iskandarini, & Sebayang, T. (2015). Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Kopi Ateng yang Menjual dalam Bentuk Gelondong Merah (Cherry Red) dengan Kopi Biji. Journal on Social Economic of Agriculture and Agribusiness, 4 (6).
Sudarko & Ridjal, J. A. (2016). Peningkatan Motivasi Petani Kopi Rakyat dalam Diversifikasi Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kopi dengan Pendekatan Agribisnis di Kabupaten Jember. Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 14 (2), 192-198.
Surya, N. L. W., Sudarma, I. M., & Wijayanti, P. U. (2016). Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 5 (1).
Zakaria, A., Aditiawati, P. & Rosmiati, M. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Tani Kopi Arabika (Kasus pada Petani Kopi di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat). Jurnal Sosioteknologi, 16 (3), 325-339.
Copyright (c) 2019 Journal of Regional and Rural Development Planning
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.