Main Article Content
Abstract
Ruang terbuka hijau (RTH) dapat berfungsi sebagai habitat bagi komunitas burung di perkotaan. Bentuk atau tipe RTH bervariasi sehingga diduga terdapat perbedaan komunits burung yang memanfaatkannya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komposisi komunitas burung dan menghitung indeks keanekaragaman jenis burung di lima RTH di Kota Palu. Penelitian dilakukan di RTH Hutan Kota, Taman hutan raya (Tahura), dan Taman Kota (Palu Barat, Palu Selatan dan Palu Timur). Pengumpulan data jenis burung dilakukan menggunakan metode titik hitung dengan radius 25 m dan jarak antar titik hitung 100 m. Lama waktu pengamatan pada setiap titik hitung adalah 10 menit. Kondisi vegetasi pada setiap RTH diamati menggunakan metode jalur berpetak. Jumlah jenis burung yang berhasil dijumpai dari seluruh RTH yang diamati adalah sebanyak 58 jenis dari 31 famili, terdiri atas 44 jenis burung penetap dan 4 jenis burung migran. Di antara 58 jenis tersebut terdapat 10 jenis burung yang merupakan jenis endemik Sulawesi dan Walacea. Columbidae merupakan famili yang mendominansi RTH dengan anggota terbanyak yakni sebanyak sembilan jenis (15,5%), diikuti famili Ardeidae dan Cuculidae masing-masing sebanyak empat jenis (6,9%). Sebanyak empat jenis burung termasuk dalam kategori dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan tercantum dalam Lampiran Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018, yakni: Haliastur indus, Milvus migrans, Ardea sumatrana, dan Loriculus stigmatus. Di seluruh RTH yang diamati tidak ditemukan jenis-jenis burung yang terancam punah menurut IUCN, namun terdapat dua jenis burung yang tercantum dalam Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yakni Haliastur indus dan Milvus migrans. Indeks keanekaragaman (H') burung tertinggi dijumpai di Tahura Sulawesi Tengah dengan nilai H'= 2,6 sedangkan terendah di Taman Kota Palu Selatan dengan nilai H' = 1,97.
Kata kunci: indeks keanekaragaman, komunitas burung, ruang terbuka hijau
Article Details
Authors submitting manuscripts should understand and agree that copyright of manuscripts published are held by Media Konservasi. Copyright encompass exclusive rights to reproduce, to distribute, and to sell any part of the journal articles in all form and media. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media will be allowed only with a written permission from Media Konservasi.