Persepsi Petani terhadap Hutan Rakyat Pola Agroforestri di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah

  • Indiyah Hudiyani Ministry of Environment and Forestry
  • Ninuk Purnaningsih
  • Pang S Asngari
  • Hardjanto Hardjanto
Keywords: persepsi petani, hutan rakyat, pola agroforestri, karakteristik petani hutan

Abstract

Keberhasilan pembangunan hutan rakyat pola agroforestri di Kabupaten Wonogiri tidak terlepas dari persepsi petani mengenai hutan rakyat pola agroforestri. Persepsi individu terhadap lingkungannya merupakan faktor penting dan sangat menentukan tindakan yang dilakukannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi petani mengenai hutan rakyat pola agroforestri dan menemukan karakteristik petani yang berhubungan dengan persepsi petani tentang hutan rakyat pola agroforestri di Kabupaten Wonogiri. Penelitian dilakukan pada Desember 2015 hingga April 2016 di Kabupaten Wonogiri. Populasi penelitian adalah kepala keluarga/ rumah tangga petani hutan rakyat dengan jumlah 2.431 orang dan pengumpulan data dilakukan kepada 246 petani hutan rakyat. Teknik penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan Uji Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani memiliki persepsi yang tinggi terhadap pengelolaan hutan rakyat pola agroforestri (3,14 Skala Likert) dan manfaat hutan rakyat pola agroforestri (3,09 Skala Likert). Karakteristik petani yang berkorelasi dengan persepsi petani adalah pendidikan formal, pendidikan non formal, dan jumlah tanggungan keluarga.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adhikari B, Williams F, Lovett JC. 2007. Local Benefits from Community Forests in the Middle Hills of Nepal. Forest Policy and Economics 9: 464-478.

Anshori M. 2012. Pengelolaan Hutan Kemitraan untuk Menyejahterakan Rakyat, Kasus Kemitraan PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) di Perum Perhutani BKPH Parung Panjang, KPH Bogor [disertasi]. Bogor [ID]: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Asngari PS. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Karesidenan, dan Kepala Penyuluh Pertanian terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. Media Peternakan Tahun 1984 Volume 9 Nomor 2. Bogor [ID]: Fakultas Peternakan IPB.

--------. 2008. Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Medan [ID]: Pustaka Bangsa Press.

Awang SA, Andayani W, Himmah B, Widayanti WT, Affianto A. 2002. Hutan Rakyat: Sosial Ekonomi dan Pemasaran. Yogyakarta [ID]: BPFE Yogyakarta.

[BRIK] Badan Revitalisasi Industri Kehutanan. 2010. Hutan Rakyat: Peran yang Makin Nyata. http://www.brikonline.co.html [4 Agustus 2014].

Djamhuri TL. 2008. Community Participation in a Social Forestry Program in Central Java, Indonesia: The Effect of Incentive Strucuture and Social Capital. Journal of Agroforest Syst 74.

Hardjanto. 2015. Pengelolaan Hutan Rakyat: Tantangan

Keilmuan dan Dunia Praktik ke Depan. Bogor [ID]: IPB Press.

Hlaing EES, Inoue M. 2013. Factors affecting participation of user group members: comparative studies on two types of community forestry in the Dry Zone, Myanmar. J For Res 18:60–72

Jagoret P, Michel I, Dounias, Snoeck D, Ngnogue T, Malezieux E. 2012. Áfforestation of Savannah with Cocoa Agroforestri System: a Small Farmer Innovation in Central Cameroon. Agroforest Syst 86:493-504.

Jarvis P. 2004. Adult Education and Lifelong Learning. Ed ke-3. London [GB]: RoutledgeFalmer.

Kallio MH, Krsinawati H, Rohadi D, Kanninen M. 2011. Mahogany dan Kadam Planting Farmers in South Kalimantan: The Link Between Silvicultural activity and Stand Quality. Small-scale Forestry 10:115-132.

Moktan MR, Norbu L, Choden K. 2016. Can Community Forestry Contribute to Household Income and Sustainable Forestry Practices in Rural Area? A Case Study from Tshapey and Zariphensum in Bhutan. Forest Policy and Economics 62: 149-157.

Pratamaningtyas SNH. 2013. Kemampuan Anggota Kelompok dalam Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Tegal Waru, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat [tesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Rahut DB, Ali A, Behera B. 2015. Household Participation and Effects of Community Forest Management on Income and Poverty Levels: Empirical Evidence from Bhutan. Forest Policy and Economics 61: 20-29.

Rogers EM. 1995. Diffusion of Innovations. Ed Ke-4. New York [US]: Free Press.

Scott JC. 1976. Moral Ekonomi Petani: Pengolahan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Basari H, penerjemah; Rasuanto B, penyunting. Jakarta [ID]: LP3ES. Terjemahan dari: The Moral Economy of The Peasant; Rebellion and Subsistence in South East Asia.

Simon H. 2010. Dinamika Hutan Rakyat di Indonesia. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar.

Suryaningsih WH, Purnaweni H, Izzati M. 2012. Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Hutan Rakyat di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Jurnal Ekosains Vol. IV No. 3.

Tolongbonse EB, Jibrin MM, Auta SJ, Damisa MA. 2013. Factors influencing Women Participation in Women in Agricultural Development Project Nigeria. International Journal of Agricultural Economics and Extension 1(7):047-054.

Yadav BD, Bigsby H, McDonald I. 2015. How Can Poor and Disadvantaged Househlds Get An Opportunity to Become A Leader in Community Forestry in Nepal. Forest Policy and Economics 52: 27-38.

Published
2017-03-30
How to Cite
HudiyaniI., PurnaningsihN., AsngariP. S., & HardjantoH. (2017). Persepsi Petani terhadap Hutan Rakyat Pola Agroforestri di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(1), 64-78. https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v13i1.14709

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4 5 > >>