Main Article Content

Abstract

Abstract
Salak fruit (Salacca edulis Reinw.) which is not handled properly during distribution and marketing will be damaged. The biggest damage caused by rot disease on the taper tip of the fruit, which has an impact on postharvest losses and market rejection. The aims of this study were to examine supply chain pattern of salak pondoh, rot disease causative microorganisms on the salak's taper tip and the magnitude of postharvest losses due to the rot disease. Data were collected by survey method to obtain the pattern of supply chain and postharvest losses rate. Surveys (interviews and observations) were conducted in each of the supply chain actors at salak pondoh production centers, Sleman Regency, Yogyakarta. Laboratory observations to identify disease causative microorganisms were conducted using single spore isolation method on the PDA and fungi morphological observations. The results of the investigation of supply chain patterns in Sleman Regency, in general, there are three patterns, namely supply chain for the distribution of traditional markets, modern markets, and export markets. Total postharvest losses along those supply chains were 22.89%, 11.27%, and 6.26%, respectively. The results of isolation were obtained five fungus isolates, namely Thielaviopsis paradoxa (De Seynes) Honhel (58.4%) Colletotrichum gloeosporioides section (19.48%), Rhizopus stolonifer (Ehrenberg) Vuillemin (15.58%), Mucor sp. (3.90%), and Mycelia sterilia (2.60%). Based on the level of findings, the fungus Thielaviopsis paradoxa was the main causative microorganisms of rot disease on the salak pondoh's taper tip.

Abstrak
Buah salak (Salacca edulis Reinw.) yang tidak ditangani dengan baik selama distribusi dan pemasaran akan rusak. Kerusakan terbesar adalah karena penyakit busuk ujung lancip buah salak yang berdampak pada kehilangan pascapanen dan penolakan pasar. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji pola rantai pasok salak pondoh, jenis mikroorganisme penyebab penyakit busuk ujung lancip buah salak, dan besarnya tingkat kehilangan pascapanen yang disebabkannya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei untuk memperoleh pola rantai pasok salak pondoh dan tingkat kehilangan pascapanen. Survei (wawancara dan observasi) dilakukan di setiap pelaku rantai pasok di sentra produksi salak pondoh, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pengamatan laboratorium untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab penyakit dilakukan dengan metode isolasi spora tunggal pada PDA dan pengamatan morfologi cendawan. Hasil investigasi pola rantai pasok di Kabupaten Sleman secara umum terdapat tiga pola yaitu rantai pasok untuk distribusi pasar tradisional, pasar modern dan pasar ekspor. Total kehilangan pascapanen sepanjang rantai pasoknya masing-masing adalah 22.89%, 11.27%, dan 6.26%. Hasil isolasi diperoleh lima isolat cendawan yaitu Thielaviopsis paradoxa (De Seynes) Honhel (58.4%), Colletotrichum gloeosporioides section (19.48%), Rhizopus stolonifer (Ehrenberg) Vuillemin (15.58%), Mucor sp. (3.90%), dan Mycelia sterilia (2.60%). Berdasarkan besarnya tingkat temuan, cendawan Thielaviopsis paradoxa merupakan mikroorganisme penyebab utama busuk ujung lancip buah salak pondoh.

Keywords

Postharvest loss salak pondoh Thielaviopsis paradoxa

Article Details

Author Biographies

Jamaludin Jamaludin, Institut Pertanian Bogor.

Program Studi Teknologi Pascapanen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Emmy Darmawati, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Institut Pertanian Bogor.

References

  1. R.Z., D.A. Setyabudi dan N.S. Wulandari. 2018. The mold causing agent of rotten snake fruit (Salacca zalacca (Gaertn.) from traditional
  2. fruit markets. Proceedings of the 2nd International Conference on Biosciences. p 1-8.
  3. Ahmad, U. 2013. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Barnett, H.L. dan B.B. Hunter. 2006. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Ed ke-4. Minnesota (USA):
  4. APS.
  5. Dimyati, A., S. Suntarsih, D. Iswari dan S. Nurcahya. 2008. Meeting the requirements of international markrt for salacca (case study: eksport challenge of salacca “pondoh” variety to China). Directorate
  6. General of Horticulture, Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia. 1-7.
  7. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2018. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2017. [terhubung berkala] http://sakip.pertanian.go.id/
  8. admin/ data2/LAKIN% 20HORTI%202017.pdf. [4 Oktober 2018].
  9. Ellis, M.B. 1971. Dematiaceous Hyphomycetes. Wallingford (UK): CMI
  10. Kersten, W., P. Hohrath dan M. Boger. 2007. An empirical approach to supply chain risk management: development of a strategic framework. Proceeding POMS2007 Conference.
  11. Kusmiadi, R. 2011. Kajian efikasi ekstrak rimpang jahe dan kunyit sebagai upaya untuk memperpanjang umur simpan buah salak pondoh akibat serangan cendawan [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
  12. Leslie, J.F. dan B.A. Summerell. 2006. The Fusarium Laboratory Manual. Ed ke-1. Oxford (UK): Blackwell. doi. org/10.1002/9780470278376.
  13. Miskiah, C. Winarti dan W. Broto. 2010. Kontaminasi Mikotoksin Pada Buah Segar dan Produk Olahannya Serta Penanggulangannya. J Litbang
  14. Pertanian, 29(3): 79-85.
  15. Murtiningsih, W., S. Prabawati dan Sjaifullah. 1996. Patogen penyebab penyakit pascapanen buah salak dan cara pengendalian. J Horticulture. 6(1):95-99.
  16. Nurdiani, N. 2014. Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan. ComTech. 5(2): 1110-1118.
  17. Pitt, J.I. dan A.D. Hocking. 2009. Fungi and Food Spoilage. London (GB): Springer.
  18. Pratomo, A., C. Sumardiyono dan Y.M.S. Maryudani. 2009. Identifikasi dan Pengendalian Jamur Busuk Putih Buah Salak dengan Ekstrak Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia.15(2):65-70
  19. Risqiyah, I.A. dan I. Santoso. 2017. Risiko rantai pasok agroindustri salak menggunakan FUZZY FMEA. JMA. 14(1):1-11.doi:10.17358/JMA.14.1.1.
  20. Santosa, B. 2007. Penentuan umur petik dan pelapisan lilin sebagai upaya menghambat kerusakan buah salak pondoh selama penyimpanan suhu ruang. Jurnal Teknologi Pertanian. 8 (3):153-159.
  21. Santosa, B. dan S. Hulopi. 2011. Penentuan masak fisiologis dan pelapisan lilin sebagai upaya menghambat kerusakan buah salak kultivar gading
  22. selama penyimpanan pada suhu ruang. Jurnal Teknologi Pertanian. 12(1):40-48.
  23. Somantri, S.A., R. Utami dan W. Broto. 2013. Minimalisasi biaya transportasi pada sistem pasokan salak pondoh (Salacca edulis, reinw.cv.)
  24. di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. J pascapanen.10(1):17-26.
  25. Soytong, K. dan S. Jitkasemsuk. 2001. First report of Thielaviopsis paradoxa causing fruit rot on Sala (Salacca edulis) in Thailand. Plant Disease 85(2):
  26. 230.
  27. Widiastuti, A., O.H. Ningtyas dan A. Priyatmojo. 2015. Identifikasi cendawan penyebab penyakit pascapanen pada beberapa buah di Yogyakarta.
  28. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 11(3):91-96. DOI: 10.14692/jfi.11.3.91.