Tingkat Bahaya Erosi dan Status Kesuburan Lahan di Area Konsesi Hutan Tanaman Industri di Kalimantan Tengah

  • Wahyu Iskandar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University
  • Dr Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB University
  • Mr Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB University
  • Yoonhwa Jung PT. Korintiga Hutani
Kata Kunci: laju erosi, tingkat bahaya erosi, kesuburan tanah, hutan tanaman industri

Abstrak

Dinamika perubahan tutupan lahan dapat mempengaruhi aliran permukaan dan selanjutnya erosi permukaan. Tebang habis, sebagai bentuk penerapan sistem silvikultur tentunya akan menurunkan evapotranspirasi dan menyebabkan meningkatnya jumlah air permukaan. Pemodelan dengan USLE menujukkan bahwa penggunaan tutupan lahan mempengaruhi mempengaruhi peningkatan erosi permukaan. Erosi dapat mencuci unrsur hara dan tentunya berdampak terhadap penurunan kesuburan tanah. Penelitian ini memetakan tingkat bahaya erosi di area konsesi hutan tanaman industri di Kalimantan Tengah. Dalam penelitian ini tercatat laju erosi di area tegakan Akasia (Acacia mangium), Ekaliptus (Eucaliptus pellita), Daerah Pelestarian Satwa Liar (DPSL) sebagai kawasan tidak terganggu, Penebangan dan Jalan Sarad berturut-turut: 3.0, 3.2, 1.5, 4.8 dan 5.0 (ton ha-1 tahun-1). Meskipun tingkat erosi terbilang tinggi seperti di area Penebangan dan Jalan Sarad, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) masih rendah. Berdasarkan hasil analisis contoh tanah, hampir seluruh area memiliki tingkat kemasaman yang tinggi dan bertaraf kesuburan rendah.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Press. 472hlm
Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. 618hlm
[Balitbang Tanah] Badan Penelitian Tanah. 2006. Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian Sunberdaya lahan Pertanian, Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. 286hlm
Bruijzneel LAS. 1997. Hydrology of Forest Plantation in The Tropics. Di dalam: Nambiar EKS, Brown AG, editor. Managemen of Soil, Nutrients and Water in Tropical Plantation Forest. Canberra (AU): ACIAR Monograph (43): 125-168p
Chang M. 2006. Forest Hydrology: An Introduction to Water and Forests. Texas (US): Taylor and Francis Group. 474p
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1998. Pedoman Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Teknik Lapangan dan Konservasi Tanah Daerah Aliran Sungai. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan.
DHV Consulting Engineeer. 1989. Study on Catchment preservation and on Enviromental Impact of the Water Suplay Project of Bandung dan Sukabumi. Ministry of Public Works. Directorate General Cipta Karya.
Douglas I, Spencerr T, Greer T, Bidin K, Sinun W, Wong WM. 1992. The Impact of Selective Commercial Logging on Stream Hydrology, Chemistry and Sediment load in The Ulu SAGAMA Rainforest, Sabah. London (UK): Phil. TransR. Soc. Land. B335: 397-406p
Driessen, P. M. 1978. Peat soils. In IRRI Ed., “Soils and Rice”, pp. 763-769. IRRI, Los Baños, Philippines.
Fahrunsyah. 2012. Studi Karakteristik Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah di Kawasan Sentra Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Tana Tidung. Samarinda (ID): Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Zirra’ah. 33(1):1-9
Fölster H and Kanna PK. 1997. Dynamics of Nutrient Supply in Plantation Soils. Di dalam: Nambiar EKS, Brown AG, editor. Managemen of Soil, Nutrients and Water in Tropical Plantation Forest. Canberra (AU): ACIAR Monograph (43): 339-378p
Fujii, Kazumichi, Arief Hartono, Shinya Funakawa, Mari Uemura, Sukartiningsih, and Takashi Kosaki. 2011. “Acidification of Tropical Forest Soils Derived from Serpentine and Sedimentary Rocks in East Kalimantan, Indonesia.” Geoderma 160 (3–4): 311–23. https://doi.org/10.1016/j.geoderma.2010.09.027.
Funakawa, S., K. Yonebayashi, F. S. Jong, and C. O. Khun Ernest. 1996. “Nutritional Environment of Tropical Peat Soils in Sarawak, Malaysia Based on Soil Solution Composition.” Soil Science and Plant Nutrition 42 (4): 833–843. doi:10.1080/00380768.1996.10416630.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo. 233hlm
Hartemink A. 2003. Soil Fertility Decline in the Tropics with Case Studies on Plantations. Wageningen (NL): International SoilReference and Information Centre (ISRIC). 375p
Indranada HK. 1989. Pengelolahan Kesuburan Tanah. Jakarta (ID): Bina Aksara. 90hlm
Khasanah N, Lusiana B, Farida, Noordwijk M van. 2004. Simulasi Limpasan Permukaan dan Kehilangan Tanah pada Berbagai Umur Kebun Kopi: Studi Kasus di Sumberjaya, Lampung Barat. Bogor (ID): ICRAFT SE Asia. Agrivita. 26(1)
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2012. Statistik Kehutanan Indonesia. Kementerian Kehutanan 2011. Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan.
Mackensen J. 2000. Pengelolaan Unsur Hara pada Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia: Petunjuk praktis kearah pengelolaan unsur hara terpadu. Sundawati L. penerjemah. Eschborn (DE): o.K.-Kopie. 133p
Matangaran JR. 2002. Pemulihan Kepadatan Tanah pada Jalan. Bogor (ID): Laboratorium Keteknikan Pemanenan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. J Teknologi Hasil Hutan. 15 (2)
Mitasova H. et al. 1999. Using Soil Erosion Modeling for Improved Conservation Planning: A GIS-based Tutorial [Internet]. Urbana (US): Geographic Modelling System Laboratorium University of Illinois at Urbana-Champaign. [Diunduh 21 Januari 2013]
Saptarini NCL., Kironoto BA., Jayadi R., 2007. Kajian Perubahan Erosi Permukaan Akibat Pembangunan Hutan Tanaman Industri di Areal Pencadangan HTI Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada
Storey. P. J. 2003. The Conservation and Improvement of Sloping Land. Volume II: Practical Aplication and Soil Improvement. Schience Publishers. Enfield-USA. 251p
Wischmeier WH. and Smith DD. 1978. PredictingRainfall Erosion Losses: A Guide to Conservation Planning. Washington DC (US): Agriculture Handbook No. 537. USDA/Science and Education Administration, Govt. Printing Office. 58p
Diterbitkan
2023-12-19