Perencanaan Areal Pariwisata Berdasarkan Isu dan Potensi Lokal di Desa Tanah Lemo, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan

Tourism Area Planning Based on Issues and Local Potency in Tanah Lemo Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency, South Sulawesi Province

  • Setyardi Pratika Mulya Department of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture, IPB University
  • Andrea Emma Pravitasari Department of Soil Science and Land Resources, Faculty ofAgriculture, IPB University
  • Nurkhusnul Inayah Jusman Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University
Kata Kunci: Landrent, Land Priority, Land Use, SWOT

Abstrak

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor utama di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bulukumba tahun 2018-2038 Desa Tanah Lemo merupakan salah satu bagian dari rencana pengembangan destinasi pariwisata. Salah satu destinasi potensi pariwisata yang belum berkembang di Desa Tanah Lemo adalah Pantai Lemo-Lemo. Penelitian ini bertujuan identifikasi penggunaan lahan tahun 2019, menganalisis landrent setiap penggunaan lahan, menentukan prioritas lahan untuk pengembangan kawasan wisata, dan mengidentifikasi strategi pengembangan Kawasan Wisata Pantai Lemo-Lemo. Data yang digunakan adalah citra google earth, peta pola ruang, peta persil, bidang tanah, lahan kritis, arahan pertanian, kemiringan lereng dan lain sebagainya serta hasil wawancara responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu interpretasi visual dan klasifikasi tutupan lahan (SIG), analisis landrend, penentuan tingkat prioritas lahan untuk pengembangan kawasan wisata, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 jenis penggunaan lahan di lokasi penelitian yaitu badan air, empang, emplasmen, hutan berkerapatan tinggi, hutan berkerapatan rendah, kebun campuran, lahan  terbuka, pemukiman kerapatan padat, pemukiman kerapatan sedang, semak belukar dan tegalan. Penggunaan lahan terluas adalah tegalan. Nilai landrent terbesar adalah permukiman penduduk padat sebesar Rp. 150.458/m2/tahun. Berdasarkan tingkat prioritas lahan untuk pengembangan kawasan wisata, prioritas I seluas 49 ha (1.7%), sedangkan yang paling luas adalah prioritas III (54%). Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Lemo-Lemo adalah dengan cara menggiatkan promosi wisata, diantaranya dengan menjadi tuan rumah kegiatan festival wisata lokal atau nasional, mengembangkan wisata mata air, taman hutan rakyat, situs budaya dan mengembangkan alternatif wisata buatan, misalnya taman bermain/outbound dan lain sebagainya. Desa Tanah Lemo memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata di masa mendatang.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Agustina, A., M.S. Madjid dan Jumadi. 2018. Objek wisata pantai Lemo-Lemo di Kabupaten Bulukumba 2000-2015. J. Pattingalloang, 5(1): 111-120.

Almeida, J.C, F. Costa and N. da Silva. 2017. A framework for conflict analysis in spatial planning for tourism. Tourism Management Perpsectives, 24:94-106. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2017.07.021

Ante, E, N.M. Benu dan V.R.B. Moniaga. 2016. Dampak ekonomi dan sosial alih fungsi lahan pertanian hortikultura menjadi kawasan wisata Bukit Rurukan di Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon. Agri-Sosio Ekonomi, 12(3):113-124.

Baharuddin, L. M.R. Bochari dan Firmansyah. 2019. Pengembangan Kawasan Tanah Lemo dan Ara sebagai Pusat Industri Kerajinan Miniatur Kapal Phinisi di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. J. Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat, 1(2): 1-7.

Blancas, F.J, M.L. Oyola, M. Gonzales, F.M. Guerrero and R. Caballero. 2011. How to use sustainability indicators for tourism planning: The case of rural tourism in Andaluasia (Spain). Science of The Total Environment, 412-413: 28-45. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2011.09.066

Chiappa, G, D.M. Atzeni and V. Ghasemi. 2018. Community-based collaborative tourism planning in islands: A cluster analysis in the context of Costa Smeralda. J. of Destination Marketing and Management, 8: 41-48. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2016.10.005

Czyżewski, B. and A. Matuszczak. 2016. A new land rent theory for sustainable agriculture. Land Use Policy, 55(2016): 222–229. https://sci-hub.ren/10.1016/j.landusepol.2016.04.002

Jager, J. 2020. Land Rent Theory. International Encyclopedia of Human Geography (Second Edition). Pg 93-98. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-102295-5.10666-3

Kantola. S, M. Uusitalo, V. Nivala and S. Tuulentie. 2018. Tourism resort users’ participation in planning: Testing the public participation geographic information system method in Levi, Finnish Lapland. Tourism Management Perspectives, 27: 22-32. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2018.04.001.

Lai, K, Y. Li and X. Feng. 2006. Gap between tourism planning and implementation: A case of China. Tourism Management, 27:1171-1180. doi: 10.1016/j.tourman.2005.11.009

Lillesand, T.M., W. Kiefer and J.W. Chipman. 2004. Remote Sensing and Image Interpretation (Fifth Edition). John Wiley & Sons, Inc., New Work.

Liu, A. and G. Wall. 2006. Planning tourism employment: a developing country perspective. Tourism Management, 27(1): 159-170. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2004.08.004

LPEM UI - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2018. Laporan Akhir Kajian Dampak Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta

Mai, T. and C. Smith. 2018. Scenario-based planning for tourism development using system dynamic modelling: A case study of Cat Ba Island, Vietnam. Tourism Management, 68: 336-354. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.04.005.

Maguidad, V.M. 2013. Tourism planning in archipelagic Phillippines: A case review. Tourism Management Perspectives, 7: 25-33. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2013.03.003

Mulya, S.P., E. Rustiadi dan A.E. Pravitasari. 2019. Perbandingan land rent pertanian dan non pertanian di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2019. Hal 513-517. 3 Oktober 2019. Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Oyola, M.L., F.J. Blancas, M. Gonzales and R. Caballero. 2012. Sustainable tourism indicators as planning tools in cultural destinations. Ecological Indicators, 18: 659-675. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2012.01.014

Papageorgiou, M. 2016. Coastal and marine tourism: A challenging factor in marine spatial planning. Ocean and Coastal Management, 129: 44-48. https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2016.05.006.

Rahmafitria, F., P.L. Pearce, H. Oktadiana and H.P.H. Putro. 2020. Tourism planning and planning theory: Historical roots and contemporary aligment. Tourism Management Perspectives, Vol 35. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2020.100703.

Rangkuti, F. 2011. SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Supriatna, J. Supriatna, R.H. Koestoer and N.D. Takarina. 2016. Spatial dynamics model for sustainability landscape in Cimandiri Estuary, West Java, Indonesia. Procedia-Social and Behavioural Sciences, 227: 19-30. doi: 10.1016/j.sbspro.2016.06.038.

Sutanto. 1981. Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Dalam Perencanaan Kota. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Yulianda, F., A. Fahrudin, A. Hutabarat, A. Armin, H. Sri, K. Kusharjani dan H. Sang. 2010. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Book 3. Pusdiklat Kehutanan-Departemen Kehutanan RISECEM- Korea International Coorporation Agency, Bogor.

Diterbitkan
2020-10-01
##submission.howToCite##