Validasi Status Hara Model Plus One Test pada Latosol dengan Indikator Jagung Manis
Validating Nutrient Status Using Plus One Test Model on Latosol by Maize
Abstrak
Model evaluasi status hara plus one test dilakukan untuk menetapkan hara yang menjadi faktor pembatas. Model ini perlu divalidasi baik secara statistik maupun agronomik yang dilihat dari pertumbuhan dan produksi tanaman, agar hasilnya dapat diinterpretasikan dengan tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah memvalidasi status hara model plus one test secara statistik, mengevaluasi pengaruh perlakuan pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, serta korelasi kadar hara tersedia tanah dengan hara tanaman. Percobaan dilakukan di Kebun Cikabayan, Dramaga Bogor. Percobaan menggunakan rancangan perlakuan plus one test yang meliputi : (1) Kontrol, (2) N, (3) N + P, (4) N + P + K, (5) N + P + K + Ca, (6) N + P + K + Ca + Mg, (7) N + P + K + Ca + Mg + S. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea (N), SP-36 (P), KCl (K), kaptan (Ca), MgO (Mg), dan ZA (S). Rancangan lingkungan menggunakan rancangan acak kelompok 2 ulangan sehingga diperoleh 14 satuan percobaan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa hara yang menjadi faktor pembatas adalah Ca. Hal ini terbukti dari hasil sidik ragam yang menunjukkan bahwa perlakuan penambahan hara Ca berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi Jagung manis. Korelasi hara Ca-dd tanah dengan kadar hara Ca daun lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi hara lainnya (koefisien korelasi/ r = 0.75), dan tergolong sangat nyata. Pada reflektan warna daun didapatkan bahwa reflektan warna merah dan hijau dipengaruhi perlakuan hara K, reflektan warna biru oleh hara P dan Ca, reflektan warna hijau dan biru oleh perlakuan hara Mg, sedangkan reflektan warna biru dan merah oleh perlakuan hara N dan S. Hasil evaluasi status hara tersebut digunakan untuk tindakan pemupukan selanjutnya.
Unduh
Referensi
Aisyah, A., I.W. Suastika dan R. Suntari, 2015. Pengaruh aplikasi beberapa pupuk sulfur terhadap residu, serapan, serta produksi tanaman jagung di mollisol Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 2(1): 93-101.
Diaz, O.V., S.C. Kefauver, A. Elazab, M.T.N. Taladriz and J.L. Araus. 2015. Grainyield losses in yellow-rusted drum wheat estimated using digital Anaconventional parameter under field conditions. The Crop Journal, 3: 2000-2010.
Eviati dan Sulaeman. 2009. Petunjuk Teknis Jilid 2: Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Fi’iliyah, Nurjaya dan Yekhfani. 2016. Pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap N, P, K tanah dan serapan tanaman pada Inceptisol untuk tanaman jagung di Situ Hilir, Cibungbulang, Bogor. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 3(2): 329-337.
Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Dulbahri, Suharsono P, Hartono, Suharyadi, penerjemah. Gadjah Mada University Pr. Yogyakarta.
Luna, A.M., E.R. Garcia, A.L. Herrera, G.S. Zarazua, R.O. Velazquez, R.G. Gonzalez, G.H. Rulz and I.T. Pacheco. 2010. Nitrogen determination on tomato (Lycopersicon esculentum Mill) seedlings by color image analysis (RGB). Journal of Biotechnology. 9(33): 5326-5332.
Nugroho, B. 1996. Petak pemupukan dan percobaan Minus One Test. Disajikan dalam Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman, Kerjasama antara Fakultas Pertanina, IPB dengan Agriculture Research and Management Project (ARMP). Bogor, 25 November – 7 Desember 1996.
Pasta, I., A. Ette dan H.N. Barus. 2015. Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata) pada aplikasi berbagai pupuk organik. Jurnal Agrotekbis, 3(2): 168-177.
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Sacała, E., A. Biegun, A. Demczuk and E. Grzys. 2005. Effect of NaCl and supplemental calcium on growth parameters and nitrate reductase activity in Maize. Acta Soc. Bot. Pol., 74: 119-123.
Safuan, L.O. 2007. Penyususnan rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada tanaman nenas (Ananas comosus (L) Merr.) smooth cayenne berdasarkan status hara tanah [Disertasi]. IPB. Bogor.
Setyorini, D., J.S. Adiningsih dan S. Rochayati. 2003. Uji Tanah Sebagai Dasar Penyusunan Rekomendasi Pemupukan. Agro Inovasi, Bogor.
Sitko, K., Z. Gieron, M. Szopiński, P.Z. Rusinowska, S. Rusinowski, M. Pogrzeba, A.D. Golec, H.M. Kalaji and E. Małkowski. 2019. Influence of short-term macronutrient deprivation in maize on photosynthetic characteristics, transpiration and pigment content. Scientific Reports, 9: 141818. https://doi.org/10.1038/s41598-019-50579-1.
Suharto, T.R.O., T.C. Setiawati dan S. Winarso. 2018. Peningkatan ketersediaan dan serapan P pada tanaman jagung di lahan tercemar limbah padat kapur (lime mud) melalui penambahan bahan organik. Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas, 2(2): 1-10.
Suntoro, J. Syamsiah dan W Rahina. 2017. Ketersediaan dan serapan Ca pada kacang tanah yang diberi abu vulkanik kelud dan pupuk kandang. Agrosains, 19(2): 51-57.
Syafruddin. 2015. Manajemen pemupukan nitrogen pada tanaman jagung. Jurnal Litbang Pertanian, 34(3): 105-116.
Waluyo, W.W.S., S. Suharti dan L. Abdullah. 2016. Metode cepat pendugaan kandungan protein kasar pada rumput raja (pennisetum purpurhoides) menggunakan nilai indeks warna daun. Pasutra, 5(2): 76-82.
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University