DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PREDIKSINYA UNTUK TAHUN 2025 SERTA KETERKAITANNYA DENGAN PERENCANAAN TATA RUANG 2005-2025 DI KABUPATEN BOGOR
Abstrak
Kebutuhan lahan selalu meningkat dipicu oleh pertumbuhan penduduk, perkembangan struktur masyarakat dan perekonomian, sementara penawaran terhadap lahan tidak pernah bertambah, sehingga cepat atau lambat kondisi tersebut akan menimbulkan konversi lahan. Penelitian bertujuan mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan Kabupaten Bogor tahun 1989-2013, menentukan faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor, memprediksi penggunaan lahan tahun 2025 dan menguji akurasinya, serta mengevaluasi keselarasan prediksi penggunaan lahan tahun 2025 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005-2025. Lahan yang paling banyak berubah adalah lahan pertanian baik lahan pertanian basah (sawah) maupun lahan pertanian kering (kebun dan tegalan). Total areal pertanian yang berubah menjadi lahan terbangun sebesar 47,953 ha atau 16.04% dari luas Kabupaten Bogor. Faktor-faktor yang meningkatkan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian adalah izin lokasi tahun 2005, penetapan kawasan industri dalam kebijakan tata ruang, jarak ke/dari jalan kolektor, jarak ke/dari pusat aktivias ekonomi. Faktor – faktor yang menurunkan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian adalah kelas lereng (16 – 25%), jenis tanah podsolik, dan jarak ke/dari pusat pemerintahan kabupaten. Prediksi penggunaan lahan tahun 2013 memiliki nilai ketepatan 80.49% sehingga model digunakan dalam prediksi penggunaan lahan tahun 2025. Hasil analisis keselarasan RTRW 2005-2025 dengan penggunaan lahan aktual 2013 menunjukkan adanya ketidakselarasan yang dapat menjadi masalah tata ruang di Kabupaten Bogor 63,822 ha atau 21.36%, dimana hutan hilang 64.90%, pertanian lahan basah hilang 20.68% serta tubuh air hilang 6.49%. Hasil analisis keselarasan RTRW 2005-2025 dengan penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2025 menunjukkan adanya ketidakselarasan dengan alokasi ruang yang berpotensi menjadi permasalahan tata ruang sebesar 75,577 ha atau 25.29%, dimana terdapat potensi berkurangnya hutan, pertanian lahan basah dan tubuh air masing-masing sebesar 72.41%, 33.62%, 24.64%. Nilai tersebut menunjukkan adanya kenaikan ketidakselarasan dari tahun 2013 sebesar 11,856 ha atau 3.96%.
Kata kunci: Regresi logistik biner, perubahan penggunaan lahan, model penggunaan lahan, Markov Chain
Unduh
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University