UJI TOKSISITAS HASIL FRAKSINASI KOLOM KROMATOGRAFI EKSTRAK METANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Result of Toxicity Test Chromatography Column Fracination of Methanol Extract Fruit Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl)
Abstract
Fruit of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) is one of the herbal medicines used against cancer in society. The aim of the research was to investigate the toxic effect of metanol extract mahkota dewa fruit fractionation against Artemia salina Leach, as the primary step test to identify an anticancer activity. Metanol extract from mahkota dewa fruit content 9.51% which secondary metabolit compound were alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, and tanin. The result showed the output metanol extract fractionation from mahkota dewa fruit produced 3 fraction which were F1, F2, and F3 and the LC50 were 761, 53, and 91 ppm. The fractions were separated by using preparative thin layer chromathography. Fraction 1 and 2 produced 7 spots, while fraction 2 produced 6 spots. The most active fraction was F17 (LC50 = 325 ppm) from F1. The identification of ultra violet and infra red Spectrophotometer showed spectrum of F1, F2, and F3 BMKD have nitrogen atom in their molecul and suggested that F1, F2, and F3 BMKD contained alkaloids.
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas hasil fraksinasi kolom kromatografi ekstrak metanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) terhadap larva udang Artemia salina Leach sebagai uji pendahuluan terhadap anti kanker. Ekstrak metanol buah mahkota dewa memiliki rendemen sebesar 9.51% dengan kandungan senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, dan tanin. Hasil fraksinasi ekstrak metanol dengan kromatografi kolom menghasilkan 3 fraksi dengan nilai LC50 masing-masing 761, 53, dan 91 ppm. Ke-3 Fraksi tersebut kemudian dipisahkan lagi menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif, menghasilkan 7 spot pada fraksi 1 dan 3 sedangkan fraksi 2 menghasilkan 6 spot. Hasil pemurnian menggunakan KLTP menunjukkan toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan fraksi kasarnya yaitu yang berasal dari fraksi 1 (F1) yaitu F17 (LC50 = 325 ppm). Identifikasi spektrofotometer ultra violet dan infra merah menunjukan bahwa F1, F2, dan F3 BMKD diduga memiliki gugus fungsi amina yang merupakan ciri khas dari alkaloid.