Analisis Sebaran PM10 menggunakan Model AERMOD View pada Jalan Raya Gunung Putri, Kabupaten Bogor

  • Muhammad Tiyono Dzul Adli
  • Joana Febrita SIL IPB
Keywords: AERMOD, emisi, konsentrasi, pencemaran udara, PM10

Abstract

Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi akibat dari emisi atau zat buang yang dihasilkan pada proses pembakarannya. Parameter pencemar udara ambien yang dihasilkan oleh aktivitas sektor transportasi salah satunya yaitu Particulate Matter 10 (PM10). PM10 pada jangka panjang dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan. Banyaknya pabrik-pabrik dan transportasi yang beraktivitas di Kecamatan Gunung Putri dapat memengaruhi kualitas udara di wilayah tersebut. Oleh karena itu, analisis pola sebaran konsentrasi PM10 di Jalan Raya Gunung Putri dengan pemodelan AERMOD perlu dilakukan. Hasil pengukuran langsung di lapangan diperoleh besarnya konsentrasi PM10 pada hari kerja berkisar antara 72,80 - 135,39 µg/m3 sedangkan pada hari libur berkisar antara 50,68 - 82,52 µg/m3. Sumber pencemar PM10 yang bergerak berasal dari kendaraan seperti motor, mobil, bus, dan truk. Jumlah kendaraan yang melintas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya nilai konsentrasi PM10, semakin banyak kendaraan yang melintas konsentrasi PM10 juga akan meningkat. Pola sebaran konsentrasi PM10 dengan AERMOD View pada hari kerja berkisar antara 33,78 – 238,49 µg/m3 sedangkan pada hari libur berkisar antara 17,20 – 110,90 µg/m3 dengan arah angin bergerak dominan ke arah Tenggara. Konsentrasi PM10 di beberapa segmen jalan seperti segmen 1, segmen 2, dan segmen 6 tidak memenuhi baku mutu, yaitu lebih besar dari 75 µg/m3.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Rahmah AN, Widodo S. 2019. Peranan sektor industri pengolahan dalam perekonomian di Indonesia dengan pendekatan input – output tahun 2010 – 2016. Jurnal Ilmu Ekonomi. 1(1): 14-37.
[2] Zuldareva F. 2017. Analisis pengaruh konsumsi energi dan emisi CO2 terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia periode 1981-2014. Jurnal Ilmiah. 5(1): 1-15.
[3] Abidin J, Hasibuan FA. 2019. Pengaruh dampak pencemaran udara terhadap kesehatan untuk menambah pemahaman masyarakat awam tentang bahaya dari polusi udara. Prosiding Seminar Nasional Fisika Universitas Riau IV. Pekanbaru : Indonesia. 1-7.
[4] Buanawati TT, Huboyo HS, Samadikun BP. Estimasi emisi pencemar udara konvensional (SOX, NOX, CO, dan PM) kendaraan pribadi berdasarkan metode International Vehicle Emission (IVE) di beberapa ruas jalan Kota Semarang. Jurnal Teknik Lingkungan. 6(3): 1-12.
[5] Putri NBD. 2017. Studi reduksi particulate matter 10 (PM10) udara ambien oleh ruang terbuka hijau di kawasan PT Petrokimia Gresik [skripsi]. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[6] Novianti SF, Sumeru K. pengukuran konsentrasi PM10 pada daerah industri, semiindustri, dan non-industri di Kabupaten Bandung. Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar. Bandung : Indonesia. 730-736.
[7] Ehrlich C, Noll G, Kalkoff WD. 2007. PM10, PM2.5 and PM1.0-emissions from industrial plants-results from measurement programmes in Germany. Athmospheric Environment. 41(29): 6236-6254.
[8] Shrestha RM, Oanh NTK, Shrestha RP, Rupakheti M, Rajbhandari S, Permadi DA, Kanabkaew T, Iyngararasan M. 2013. Atmospheric Brown Clouds (ABC) Emission Inventory Manual. Kenya (KE): United Nations Environment Programme
[9] Hadi BS. 2021. Pemantauan kualitas udara ambien PM10 dan risiko kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
[10] Muziansyah D, Sulistyorini R, Sebayang S. 2015. Model emisi gas buangan kendaraan bermotor akibat aktivitas transportasi (studi kasus: Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung). Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain. 3(1): 57-70.
[11] Ihsan IM, Yani M, Hidayat R, Permatasari T. 2021. Fluktuasi cemaran udara partikulat dan tingkat risikonya terhadap kesehatan masyarakat Kota Bogor. Jurnal Teknologi Lingkungan. 22(1): 38-47.
[12] Aly SH, Hustim M, Zakaria R, Rahmawati IE. 2018. Aplikasi model aermod dalam memprediksi sebaran emisi cerobong asap PLTD Tello, Makassar. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Sains Dan Teknologi Ke-4 Tahun 2018. Makassar : Indonesia. 461-469.
[13] Zou L, Ni Y, Gao Y, Tang F, Jin J, Chen J. 2018. Spatial variation of PCDD/F and PCB emissions and their composition profiles in stack flue gas from the typical cement plants in China. Chemosphere. 195(1): 491–497.
[14] Cimorelli AJ, Perry SG, Venkatram A, Weil JC, Paine RJ, Wilson RB, Lee RF, Peters WD, Brode RW. 2005. AERMOD: a dispersion model for industrial source applications part i: general model formulation and boundary layer characterization. Journal of Applied Meteorology. 44(1): 682-693.
[15] Fakhrudin, Jamal A. 2021. Analisis sektor industri pengolahan ditinjau dari penyerapan tenaga kerja: di Kabupaten Bogor. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi. 13(1): 46-66.
[16] Handika RA, Purwaningrum SI, Lestari RA. 2019. Analisis risiko non karsinogenik pajanan PM10 di Kawasan Komersial, Kota Jambi. Serambi Engineering. 4(2): 514-521.
[17] Perdana AR, Pangastuti AI, Haryanto YD. 2023. Analisis konsentrasi PM10 dan PM2.5 pada titik pemantauan Bundaran HI Jakarta Pusat periode data Februari-Oktober 2021. Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi. 6(1): 1-8.
Published
2024-10-28
How to Cite
1.
Adli MTD, Febrita J. Analisis Sebaran PM10 menggunakan Model AERMOD View pada Jalan Raya Gunung Putri, Kabupaten Bogor. J-Sil [Internet]. 2024Oct.28 [cited 2024Dec.22];9(2):167-78. Available from: https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsil/article/view/58317
Section
Research Articles