Konservasi lahan pertanian berbasis kearifan lokal masyarakat di Desa Serang Kabupaten Purbalingga
Abstrak
Perambahan kawasan hutan disadari dapat menimbulkan banyak permasalahan ketika pengelolaannya tidak memperhatikan kaidah konservasi. Perambahan hutan semakin luas dan menjadi perhatian khusus Pemerintah Desa Serang sehingga mendorong mengembangkan sistem pertanian berbasis kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Hasil penelitian diketahui praktek konservasi lahan yang dilakukan antara lain yaitu (1) pranoto mongso; (2) nyabuk gunung; (3) mengeramatkan sumber air (Festival Tuk Sikopyah); (4) memberokan lahan pertanian; (5) menggunakan alat pertanian tradisional; dan (6) Wanatani (Agroforestry). Praktek konservasi tertinggi yaitu menggunakan alat pertanian tradisional sebesar 99%, nyabuk gunung dan mengeramatkan sumber air sebesar 96%. Sedangkan praktek konservasi jarang dilakukan yaitu memberokan lahan pertanian sebesar 61%. Pertanian di Desa Serang berpotensi dikembangkan karena memiliki sumberdaya lahan luas serta permintaan pasar yang besar. Strategi konservasi lahan pertanian yang sesuai diterapkan dalam pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan di Desa Serang yaitu (1) melestarikan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dan diterapkan dalam kegiatan pengelolaan lahan pertanian; (2) memanfaatkan pendampingan dari pemerintah desa, kabupaten dan pusat untuk pengelolaan dan peningkatan produksi hasil pertanian; (3) menambah distribusi pasar dan memanfaatkan akses pengangkutan; (4) menambah lahan budidaya dengan lahan tersedia untuk peningkatan produksi pertanian; (5) menjaga kualitas produk dan menciptakan kepuasan konsumen; dan (6) kerjasama dengan saluran pemeasaran untuk memperluas pasar.
Referensi
Aulia TOS, AH Dharmawan. 2010. Kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya air di kampung kuta. Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 4(3): 345-355.
Bakar A. 2011. Sosiologi perkotaan (internet). Diakses 12 Desember 2020. Tersedia pada ebookbrowsee.com/buku-sosiologi-perkotaan-wahyu-a-bakar-pdf-d221361352.
Budiwiyanto. 2005. Tinjauan tentang perkembangan pengaruh local genius dalam seni bangunan sakral (keagamaan) di Indonesia. Ornamen. 2(1): 25-35.
Chasanah I, Purnomo PW, Haeruddin H. 2017. Analisis kesesuaian wisata pantai jodo Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kebupaten Batang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 7(3): 235-243.
Ghazali I, Setyobudiandi I, Kinseng RA. 2014. Community base of mangrove management in Surabaya east coast. Depik. 3(3): 195-206.
Hamidi. 2002. Kearifan Puak Melayu Riau dalam memelihara lingkungan hidup. Universitas Islam Riau Press. Pekanbaru.
Hilmanto R. 2009. Local ecological knowledge dalam teknik pengelolaan lahan pada sistem agroforestry. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 105 halaman.
Maridi. 2012. Penanggulangan sedimentasi waduk wonogiri melalui konservasi Sub DAS Keduang dengan pendekatan vegetatif berbasis masyarakat. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Martono N. 2010. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta. PT Raya Grafindo Persada.
Negara PD. 2011. Pengembangan model konservasi lahan dan sumberdaya air dalam rangka pengentasan kemiskinan. Majalah Ilmiah Solusi Unsika. 10(20): 1-13.
Niman EM. 2019. Kearifan lokal dan upaya pelestarian lingkungan alam. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio. 11(1):91-106.
Nugraha RA, Makalew ADN, Syartinilia. 2020. Rencana pengembangan kawasan wisata berbasis kearifan lokal pada are pasca tambang timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 10(3): 374-389. http://dx.doi.org/10.29244/jpsl.10.3.374-389.
Oktaviani T, Dharmawan AH. 2010. Kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya air di kampung kuta. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia. 4(3): 344-355.
Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Robinson P. 1997. Manajemen stratejik formulasi, implementasi dan pengendalian jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sardjono, M.A. 1998. Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan di Kaltim.
Siswadi TT, Purnaweni H. 2011. Kearifan lokal dalam melestarikan mata air (studi kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal). Jurnal Ilmu Lingkungan. 9(2): 63-68.
Sumarni, Amirudin. 2014. Pengelolaan lingkungan berbasis kearifan lokal. Malang (ID): Aditya Median Publishing.
Tamba I Made. 2020. Kontribusi kearifan lokal terhadap konservasi lahan kritis. Agrimeta: Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem: 1-15.
Thamrin H. 2013. Kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan (The local wisdom in environmental sustainable). Kutub Khanah. 16(1):46-59.
Yudana G, I Aliyah, R P Utomo. 2015. Pengelolaan Kawasan Gunung Lawu Berwawasan Lingkungan dan Kearifan Lokal di Kabupaten Karanganyar. Conference on Urban Studies and Development: 119-131.
Yunus R. 2012. Nilai-nilai kearifan lokal (local genius) sebagai penguat karakter bangsa: studi empiris tentang huyula. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Penulis
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).