ANALISIS POTENSI EKOWISATA HEART OF BORNEO DI TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN DAN DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU
Abstract
Betung Kerihun National Park (TNBK) and Danau Sentarum National Park (TNDS) is one of the Conservation District that directly adjacent to neighboring Malaysia and as a form of Transboundary Conservation Area (TBCA) between Indonesia and Malaysia. This national park is also included in the National Tourism Strategic Area (KSPN) and becomes one of the three Destination Management Organization of the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia as well as the National Tourism Destination. Tourism sector, particularly ecotourism can be used as the spearhead and even become a leading sector in increasing the potential of PAD. This study aims to analyze the tourism potential and attractions of attraction in two national parks and determine the feasibility in ecotourism development. This research was using descriptive research, with approach using analysis of tourism potency and object of natural tourist attraction (Obyek Daya Tarik Wisata Alam/ODTWA). The results show that TNBK and TNDS is feasible to be developed as ecotourism destination based on the recapitulation of potential value of objects and natural attractions attraction with a potential value index of 78.20%. Some criteria that require attention and improvement are accessibility and accommodation, so it can be a priority if this national park area developed into ecotourism destination.
References
[BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu 2011-1015. Kabupaten Kapuas Hulu, Bappeda.
[BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015. Data Pokok Kabupaten Kapuas Hulu. Kapuas Hulu, Bappeda.
[BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun, 2015. Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Lokasi Embaloh Sub Das Embaloh Taman Nasional Betung Kerihun. Kapuas Hulu, BBTNBK.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum. 2009. Rencana Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Danau Sentarum. Kapuas Hulu, BTNDS.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum, 2015. Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Pada Zona Pemanfaatan Bukit Tekenang Taman Nasional Danau Sentarum. Kapuas Hulu, BTNDS.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum. 2015a. Data Statistik Balai Taman Nasional Danau Sentarum Tahun 2014. Kapuas Hulu, BTNDS.
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2014. Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu, Kapuas Hulu.
[DJPKA] Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, 2000. Penerapan Ekowisata dipandang dari Sudut Kebijakan Otonomi Daerah dan Konservasi Alam. Jakarta.
[PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2014. 2014. Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.
[PP] Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012. 2012. Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan. Jakarta: Sekretariat Negara
Adisasmita, R., 2008. Pengembangan Wilayah. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Ahmad, A., 2013. Ecotourism in Brunei Darussalam: A Qualitative Evaluation of Its Sustainability. Journal of Environment and Human. 1(2), pp. 56-70.
Beaumont, N., 2011. The third criterion of ecoturism: are ecotourism more concered about sustainability than other tourists. Journal of Ecotourism. 10(2), pp. 135-148.
Eghenter, C., M. H. Putera, I. Ardiansyah, 2012. Masyarakat dan Konservasi 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia, WWF Indonesia.
Fandeli, C., 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. Yogyakarta, Fakultas Kehutanan UGM.
Halumiaha, S., A.H. Dharmawan, E.I.K. Putri, 2014. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata Taman Safari Indonesia ditinjau dari Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4(2), pp. 126-135.
Hoyman, M., J. R. McCall, 2013. Is there trouble in paradise? the perspective of Galapagos community leaders on managing economic development and environmental conservation through ecotourism policies and the special law of 1998. Journal of Ecotourism. 12(1), pp. 33-48.
Karsudi, R. Soekmadi, H. Kartodihardjo, 2010. Strategi pengembangan ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. Artikel Ilmiah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XVI (3), pp. 148-154.
Kasmiati, A. H. Darmawan, D. S. Bratakusumah, 2016. Ekowisata, Sistem Nafkah, dan Decoupling Sustainability di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan 8(2016), pp. 158-164.
Lochana, I.A., D. Soedharma, S. Sekartjakrarini, 2011. Perencanaan Pariwisata di Pulau Kera Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. I (1), pp. 31–37.
Muganda M., A. Sirima, P.M. Ezra, 2013. The role of local communities in tourism development: grassroots perspective from Tanzania. Journal Human Ecology, 41(1):53-66.
Muhammad, F., 2012. Model Ekowisata Kawasan Hutan Mangrove Berbasis Daya Dukung Fisik Kawasan dan Resiliensi Ekologi. [disertasi]. Bogor.
Ogechi, O.C., P.A. Igbojekwe, 2013. Local government and response to sustainable development in Nigeria: a study of local givernment authorities in IMO state. [Prosiding]. Intenational Conference on Tourism, Transport and Logistic, France.
Pemayun, C.I.A., 2010. Format Kerjasama Pengelolaan Daya Tarik Wisata antara Pemerintah Kabupaten Gianyar dengan Desa Pakraman (Studi Kasus Pura Tirta Empul Tampaksiring, Pura Goa Gajah Bedulu dan Pura Dalem Padang. Tegal Ubud. Jurnal Analisis Pariwisata. 10(1), pp. 9-15.
Purwanto, S., Syaufina L., Gunawan A., 2014. Kajian Potensi dan Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk Strategi Pengembangan Ekowisata. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4(2), pp. 119-125.
Rahzen, T., 2000. Strategi Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Bentuang Karimun. Prosiding Lokakarya Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bentuang Karimun : Usaha Mengintegrasikan Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat.
Riyanto, Hamzari, Golar. 2014. Analisis Pembangunan Ekowisata di Kawasan Taman Hutan Raya Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus pada Blok Pembangunan Wisata Ngata Baru Kabupaten Sigi). Jurnal Warta Rimba. 2(1), pp. 153-163.
Rukti, D.T., I. Rudiarto, 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK. 3(1), pp. 71-81.
Sekartjakrarini, S., N.K. Legoh, 2004. Rencana Strategi Ekowisata Nasional. Jakarta Pusat. Kantor Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Jakarta.
Shoo, R.A., A.N. Songorwa, 2013. Contribution of ecotourism to nature conservation and improvement of livelihoods around Amani nature reserve Tanzania. Journal of Ecotourism. 12(2), pp. 75-89.
Suwantoro, G., 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta, Andi Offset.
Untari, R., 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Zona Wisata Bogor Kota Bogor. IPB, Bogor.
Vengesayi, S., 2003. A conceptual model of tourism destination competitiveness and attractiveness. Anzmac: Conference proceedings; Des 1-3. Adelaide. Australia.
Wibowo, P.A.S., S. Ma’rif, 2014. Alternatif Strategi Pengembangan Desa Rahtawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Kudus. Jurnal Wilayah dan Lingkungan 2(3), pp. 245-256.
[BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015. Data Pokok Kabupaten Kapuas Hulu. Kapuas Hulu, Bappeda.
[BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun, 2015. Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Lokasi Embaloh Sub Das Embaloh Taman Nasional Betung Kerihun. Kapuas Hulu, BBTNBK.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum. 2009. Rencana Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Danau Sentarum. Kapuas Hulu, BTNDS.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum, 2015. Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Pada Zona Pemanfaatan Bukit Tekenang Taman Nasional Danau Sentarum. Kapuas Hulu, BTNDS.
[BTNDS] Balai Taman Nasional Danau Sentarum. 2015a. Data Statistik Balai Taman Nasional Danau Sentarum Tahun 2014. Kapuas Hulu, BTNDS.
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2014. Roadmap Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Kabupaten Kapuas Hulu, Kapuas Hulu.
[DJPKA] Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, 2000. Penerapan Ekowisata dipandang dari Sudut Kebijakan Otonomi Daerah dan Konservasi Alam. Jakarta.
[PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2014. 2014. Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.
[PP] Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012. 2012. Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan. Jakarta: Sekretariat Negara
Adisasmita, R., 2008. Pengembangan Wilayah. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Ahmad, A., 2013. Ecotourism in Brunei Darussalam: A Qualitative Evaluation of Its Sustainability. Journal of Environment and Human. 1(2), pp. 56-70.
Beaumont, N., 2011. The third criterion of ecoturism: are ecotourism more concered about sustainability than other tourists. Journal of Ecotourism. 10(2), pp. 135-148.
Eghenter, C., M. H. Putera, I. Ardiansyah, 2012. Masyarakat dan Konservasi 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia, WWF Indonesia.
Fandeli, C., 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. Yogyakarta, Fakultas Kehutanan UGM.
Halumiaha, S., A.H. Dharmawan, E.I.K. Putri, 2014. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata Taman Safari Indonesia ditinjau dari Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4(2), pp. 126-135.
Hoyman, M., J. R. McCall, 2013. Is there trouble in paradise? the perspective of Galapagos community leaders on managing economic development and environmental conservation through ecotourism policies and the special law of 1998. Journal of Ecotourism. 12(1), pp. 33-48.
Karsudi, R. Soekmadi, H. Kartodihardjo, 2010. Strategi pengembangan ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. Artikel Ilmiah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XVI (3), pp. 148-154.
Kasmiati, A. H. Darmawan, D. S. Bratakusumah, 2016. Ekowisata, Sistem Nafkah, dan Decoupling Sustainability di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan 8(2016), pp. 158-164.
Lochana, I.A., D. Soedharma, S. Sekartjakrarini, 2011. Perencanaan Pariwisata di Pulau Kera Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. I (1), pp. 31–37.
Muganda M., A. Sirima, P.M. Ezra, 2013. The role of local communities in tourism development: grassroots perspective from Tanzania. Journal Human Ecology, 41(1):53-66.
Muhammad, F., 2012. Model Ekowisata Kawasan Hutan Mangrove Berbasis Daya Dukung Fisik Kawasan dan Resiliensi Ekologi. [disertasi]. Bogor.
Ogechi, O.C., P.A. Igbojekwe, 2013. Local government and response to sustainable development in Nigeria: a study of local givernment authorities in IMO state. [Prosiding]. Intenational Conference on Tourism, Transport and Logistic, France.
Pemayun, C.I.A., 2010. Format Kerjasama Pengelolaan Daya Tarik Wisata antara Pemerintah Kabupaten Gianyar dengan Desa Pakraman (Studi Kasus Pura Tirta Empul Tampaksiring, Pura Goa Gajah Bedulu dan Pura Dalem Padang. Tegal Ubud. Jurnal Analisis Pariwisata. 10(1), pp. 9-15.
Purwanto, S., Syaufina L., Gunawan A., 2014. Kajian Potensi dan Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk Strategi Pengembangan Ekowisata. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4(2), pp. 119-125.
Rahzen, T., 2000. Strategi Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Bentuang Karimun. Prosiding Lokakarya Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bentuang Karimun : Usaha Mengintegrasikan Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat.
Riyanto, Hamzari, Golar. 2014. Analisis Pembangunan Ekowisata di Kawasan Taman Hutan Raya Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus pada Blok Pembangunan Wisata Ngata Baru Kabupaten Sigi). Jurnal Warta Rimba. 2(1), pp. 153-163.
Rukti, D.T., I. Rudiarto, 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK. 3(1), pp. 71-81.
Sekartjakrarini, S., N.K. Legoh, 2004. Rencana Strategi Ekowisata Nasional. Jakarta Pusat. Kantor Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Jakarta.
Shoo, R.A., A.N. Songorwa, 2013. Contribution of ecotourism to nature conservation and improvement of livelihoods around Amani nature reserve Tanzania. Journal of Ecotourism. 12(2), pp. 75-89.
Suwantoro, G., 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta, Andi Offset.
Untari, R., 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Zona Wisata Bogor Kota Bogor. IPB, Bogor.
Vengesayi, S., 2003. A conceptual model of tourism destination competitiveness and attractiveness. Anzmac: Conference proceedings; Des 1-3. Adelaide. Australia.
Wibowo, P.A.S., S. Ma’rif, 2014. Alternatif Strategi Pengembangan Desa Rahtawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Kudus. Jurnal Wilayah dan Lingkungan 2(3), pp. 245-256.
Authors
YuniartiE., SoekmadiR., ArifinH. S. and NoorachmatB. P. (2018) “ANALISIS POTENSI EKOWISATA HEART OF BORNEO DI TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN DAN DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU”, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management). Bogor, ID, 8(1), pp. 44-54. doi: 10.29244/jpsl.8.1.44-54.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).