Optimalisasi Pertumbuhan dan Daya Hasil Nenas dengan Menggunakan Berbagai Mulsa di Lahan Pasca Tambang Timah

  • Tri Lestari Universitas Bangka Belitung
  • Rion Apriyadi Universitas Bangka Belitung
  • Eries Dyah Mustikarini Universitas Bangka Belitung
  • Alif Satria Universitas Bangka Belitung
  • Niken Dwiyulivia Yasmin Universitas Bangka Belitung

Abstract

Budidaya nenas di lahan pasca tambang timah memerlukan perlakuan untuk menjaga mikroklimat tanah. Salah satu perlakuan yang dapat digunakan adalah aplikasi mulsa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa untuk budidaya tanaman nenas di lahan pasca tambang timah. Penelitian dilakukan  bulan Januari 2018 sampai Mei 2019, di Desa Dwi Makmur, Kecamatan Merawang, Bangka, laboratorium Agroteknologi Universitas Bangka Belitung, dan Saraswanti Indo Genetech, Bogor. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor perlakuan adalah  jenis mulsa yang terdiri dari tanpa mulsa (M0), Arachis pintoi (M1), Mulsa sabut kelapa (M2), Mulsa alang-alang (M3). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan berbagai jenis mulsa tidak memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman nenas. Pemberian mulsa sabut kelapa memberikan nilai tertinggi pada pengamatan jumlah daun dan panjang akar. Mulsa Arachis pintoi memberikan nilai tertinggi pada pertambahan tinggi dan lebar tajuk tanaman. Hasil penelitian  menunjukan aplikasi jenis mulsa memberikan pengaruh nyata terhadap panjang buah. Aplikasi jenis mulsa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter lainnya. Apikasi Arachis pintoi menunjukan kandungan vitamin C tertinggi (9,83 mg) pada buah nenas. Buah nenas di lahan pasca tambang timah tidak mengandung logam Pb, Cu, Sn sehingga buah nenas aman dikonsumsi.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2020-08-31
How to Cite
LestariT., ApriyadiR., MustikariniE. D., SatriaA., & YasminN. D. (2020). Optimalisasi Pertumbuhan dan Daya Hasil Nenas dengan Menggunakan Berbagai Mulsa di Lahan Pasca Tambang Timah. Jurnal Hortikultura Indonesia, 11(2), 149-156. https://doi.org/10.29244/jhi.11.2.149-156