HABITAT BANGGAI CARDINALFISH (Pterapogon kauderni) SEBELUM TSUNAMI DI TELUK PALU
Abstrak
Gempa dan tsunami melanda teluk Palu, 28 September 2018, seluruh pantai terkena dampak gempa dan
tsunami. Habitat Banggai Cardinalfish (BCF) di Teluk Palu hilang akibat tsunami, BCF bergantung pada
habitatnya untuk bertahan hidup. Banggai cardinalfish adalah jenis ikan paternal mouthbrooder dengan
perkembangan secara langsung, tanpa fase pelagis dan gerakan menetap. Jika terjadi kepunahan habitat,
kecil kemungkinan populasi tersebut dapat pulih secara alami. Penyebaran BCF secara alami tidak merata,
meskipun pada habitat yang relatif seragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keanekaragaman hayati BCF di Teluk Palu; mengkaji sebaran BCF di teluk Palu. Penentuan populasi BCF
secara sensus visual dengan metode Fish Belt Transect dan metode swim survey, kondisi dan komposisi
habitat menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT). Survei dilakukan sebanyak 2 kali pengamatan
dengan lebar 5 meter dan panjang transek secara ulangan yaitu 25 meter. Hasil yang diperoleh habitat hidup
P. kauderni pada kedua lokasi pengamatan terdiri dari karang keras, anemon dan bulu babi. Indeks
keanekaragaman yang diperoleh menunjukkan bahwa keanekaragaman dan stabilitas komunitasnya
rendah, untuk indeks keseragaman menunjukkan bahwa sebaran antar individu jenis cukup seragam,
sedangkan indeks dominansi menunjukkan bahwa ukuran dewasa lebih mendominasi pada habitat di
kedua lokasi pengamatan. Pengamatan ini akan menjadi acuan restorasi habitat Banggai Cardinalfish (BCF)
pasca bencana.
Kata kunci: Banggai cardinalfish, ikan endemik, Pterapogon kauderni, Teluk Palu
Unduh
Referensi
Adams B. 2002. Breeding banggai cardinal fish Pterapagon kauderni. Marine Scene, Marine Aquarium Societies of North America. 11(2): 6.
Bower, J.L. andZar, J.H. 1977. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Lowa: W.M.C. Brown Company Publ Dubuque.
Dhahiyat Y, Sinuhaji D, Hamdani H. 2003. Struktur komunitas ikan karang di daerah transplantasi karang Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Ikhtiologi Indonesia.3(2): 87-94.
English, S., Wilkinson, C. and Baker, V. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources.2nd Edition, Australian Institute of Marine Sciences, Townsville, Australia.
Hill, J. andWilkinson, C. 2004. Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs. Australian Institute of Marine Science, Townsville, AustraliaHopkins, S., H., Ako C.S. Tamaru. 2005. Manual for the Production of the Banggai Cardinalfish, Pterapogon kauderni, inHawai. Rain Garden Ornamentals, College Of Tropical Agriculture and Human Resources Department of Molecular Biosciences and Bioengineering and University of Hawai„i Sea Grant College Program, Hawaii. 32pp.
Huwae, R. 2019. Studi pendahuluan terhadap populasi ikan banggai cardinal(Pterapogon kauderni, Koumans 1933) di Perairan Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan.2(1):22–31. https://doi.org/10.33387/jikk.v2i1.11920%10%20%30%40%50%60%70% Rusak Berat Rusak Sedang Baik Sangat Baik Kadongo Mamboro
Kurniawan, A. 2021. Identifikasi larva ikan pada daerah mangrove di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. JFMR-Journal of Fisheries and Marine Research.5(1):172–181. https://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.23
Kementerian Lingkungan Hidup . 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, Tentang Baku Mutu Air Laut.
Krebs, C.J. 1989. Ecological methodology. New York:Harper dan Row Pub.
Ludwig, J.A. andReynolds, J.F. 1988. Statistical Ecology. A Primer on Methods and Computing.Toronto,Canada: Jhon Wiley dan Sons, Inc.
Lunn, K.E. andMoreau, A.M. 2004. Unmonitored trade in marine ornamental fishes: the case of Indonesia's banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni). Coral Reefs.23:344-341.
Moore, A. and Ndobe, S. 2010. Conservation of Small Island Endemic Species –Banggai Cardinalfish Case Study. Makalah pada International Symposium on Small Islands and Coral Reefs (ISSIC) di Ambon, 4-5 Agustus 2010. In press.
Moore, A. M., Ndobe, S. andYasir, I. 2021. Importance of monitoring an endangered endemic species-intra-species biodiversityperspectives on the Banggai cardinalfish conservation and trade. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.681(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/681/1/012120
Moore, A., Ndobe,S., Salanggon, A.I.M., Ederyan andRahman, A. 2012. Banggai Cardinalfish Ornamental Fishery: The Importance of Microhabitat. Proceedings of the 12th International Coral Reef Symposium, Cairns, Australia, 9-13 July 2012. http://www.icrs2012.com/proceedi ngs/manuscripts/ICRS2012_13C_1.p df, (accessed 01/03/17)
Muqsit, A., Purnama, D. andTa’alidin, Z. 2016. Struktur Komunitas Terumbu Karang Di Pulau Dua Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Enggano.1(1):75–87.
Ndobe, S., Moore, A. andSupu, A. 2005. Sulawesi Case Study -Banggai Kepulauan. hal 5-143 & 165-229 dalam The Indonesian Ornamental Fish Trade: Case Studies and Options for Improving Livelihoods while Promoting Sustainability in Banggai and Banyuwangi. The International Seafood Trade: Supporting Sustainable Livelihoods Among Poor Aquatic Resource Users in Asia (EC Prep Project EP/RO3/R14). Poseidon and Network of Aquaculture Centres in Asia (NACA) STREAM. 286 hal.
Ndobe, S., Madinawati andMoore, A.M. 2008. Pengkajian ontogenetic shift pada ikan endemik Pterapogon kauderni. Jurnal Mitra Bahari.22:32-55.Ndobe, S. andMoore, A. 2009. Banggai cardinalfish: towards a sustainable ornamental fishery. Proceedings of the 11th International Coral Reef Symposium, Ft. Lauderdale, Florida, 7-11 July 2008 pp. 1026-1029.
Ndobe, S., Moore, A.M. andJompa, J. 2017. Status of and threats to microhabitats of the endangered endemic banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni). COJ (Coastal and Ocean Journal).1(2):73–82. https://doi.org/10.29244/coj.1.2.73-82.
Ndobe, S., Moore, A. & Salanggon, A.I.M. 2013. Pengelolaan banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) melalui konsep ecosystem-based approach. Marine Fisheries.4(2):115–126.
Nontji, A. 1993. Pengolahan Sumberdaya Kelautan Indonesia Dengan Tekanan Utama Pada Perairan Pesisir. ProsisigSeminar Dies Natalis Universitas Hang Tuah. Surabaya.
Odum, E.P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi, Terjemahan S. Samingan (edisi ketiga) Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Samingan T, penerjemah; Srigandono B, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Fundamentals of Ecology.
Peterson, M.S.andAndres, M.J. 2021. Review progress on research regarding ecology and biodiversity of coastal fisheries and nektonic species and their habitats within coastal landscapes. Diversity.13(4): 1-9. https://doi.org/10.3390/d13040168.
Salanggon, A.M. andFinarti, F. 2016. Struktur populasi rekrut karang hermatifik pada metode fish homeDi Teluk Palu. Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science.1(1): 33-38.
Tony, F., Soemarno, S., Wiadnya, D.G.K. andHakim, L. 2021. Habitat biodiversity as a determinant of fish community structure on coral reefs in Halang Melingkau Island, Kotabaru, South Kalimantan, Indonesia. Egyptian Journal of AquaticBiology and Fisheries. 25(1):351–370. https://doi.org/10.21608/EJABF.2021.149758
Vagelli, A.A. 2005. Reproductive Biology, Geographic Distribution and Ecology of the Banggai Cardinalfish Pterapogon kauderni Koumans, 1933 (Perciformes, Apogonidae), with Considerations on the Conservation Status of this Species on its Natural Habitat. PhD. Dissertation, University of Buenos Aires. 276 hal.