Optimasi Satuan Panas sebagai Kriteria Panen Terukur pada Pisang Tanduk (Musa eumusa, AAB Group)

  • Shella Elvira Siregar Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Winarso Drajad Widodo Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
  • Slamet Susanto Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Abstract

Pisang merupakan komoditas yang banyak ditemukan di pasar, dan cukup potensial untuk dibudidayakan. Pisang mudah diolah untuk dijadikan bahan pangan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji akumulasi satuan panas yang tepat sebagai kriteria panen terukur pisang Tanduk serta pengaruhnya terhadap mutu fisik dan kimia pada tingkat kematangan pascapanen yang sama. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamantri, Bogor, Jawa Barat pada ketinggian 550 meter di atas permukaan laut pada bulan Desember 2021 hingga April 2022. Pengujian kualitas fisik dan kualitas kimia pisang Tanduk dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan untuk menguji tujuh umur panen: 70,75, 80, 85, 90, 95, 100 hari setelah antesis (HAS). Satuan panas tersebut setara dengan satuan panas: 1035, 1111, 1188, 1262, 1332, 1398, 1444 ˚C hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pisang Tanduk yang dipanen pada umur panen 70-100 HSA di Kebun Percobaan Sukamantri dengan satuan panas 1035.15-1443.90 ˚C hari tidak mempengaruhi komponen produksi, komponen fisik, laju respirasi, dan kualitas kimia pada kematangan pascapanen yang sama kecuali PTT dan rasio PTT/ATT.

Kata kunci: antesis, laju respirasi, pascapanen, satuan panas, umur simpan

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustina, S., Y.A. Purwanto, I.W. Budiastra. 2015. Prediksi kandungan kimia mangga arumanis selama penyimpanan dengan spektroskopi nir. JTEP. 3(1):57-63. https://doi.org/10.19028/jtep.03.1.57-63.

Antarlina, S.S., H.D. Noor, S. Umar, I. Noor. 2005. Karakteristik buah pisang lahan rawa lebak Kalimantan Selatan serta upaya perbaikan mutu tepungnya. J. Hort. 15(2):140-150.

Arifin, M.F. 2016. Identifikasi morfologi pada pisang Tanduk di Kabupaten Malang dan Lumajang [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bahrir, M. 2012. Pemberongsongan dapat memperbaiki kualitas buah pisang Tanduk (Musa paradisiaca var. typica, AAB group) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2020. Produksi Pisang 2020 [Internet]. [diakses Juni 2022]; Tersedia pada: www.bps.go.id/indicator/55/62/1/produksi-tanaman-buah-buahan.html.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2021a. Produksi Pisang 2021 [Internet]. [diakses Juni 2022]; Tersedia pada: www.bps.go.id/indicator/55/62/1/produksi-tanaman-buah-buahan.html.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021b. Statistik Hortikultura 2021. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.

Etienne, M., D. Génardb, Bancel, S. Benoit, G. Lemirea, C. Bugauda. 2014. Citrate and malate accumulation in banana fruit (Musa sp. AA) is highly affected by genotype and fruit age, but not by cultural practices. Scientia Horticulturae. 169:99-110. https://doi.org/10.1016/j.scienta.2014.02.013

Hailu, M., T.S. Workneh, D. Belew. Review ion postharveat technology of banana fruit. 2013. Afric. J. Biotechnol. 12(7): 635-647.

Haryadi, F.M. 2018. Optimasi kriteria panen pisang Cavendish berdasarkan satuan panas dengan waktu antesis yang berbeda [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Herlina, S.A. Aziz, A. Kurniawati, D.N. Faridah. 2017. Pertumbuhan dan produksi habbatussauda (Nigella sativa L.) di tiga ketinggian di Indonesia. J. Agron. Indonesia. 45(3):323-330. https://doi.org/10.24831/jai.v45i3.13363.

Kittur, F.S., N. Saroja, H.R.N. Tharanathan. 2001. Polysaccharide-based composite coating formulations for shelf- life extension of fresh banana and mango. Eur Food Res Technol. 213:306–311. https://doi.org/10.1007/s002170100363.

Kurniawati, A., L.U. Aidid, H. Harti. 2011. Pertumbuhan, produksi, dan kualitas pisang tanduk (Musa paradisiaca Var. Typiaca, AAB Group) pada beberapa teknik budidaya. Prosiding seminar Nasional PERHORTI 2011; 2011 Nov 23-24; Lembang, Indonesia. Lembang [ID]: Perhimpunan Hortikultura Indonesia. Hlm. 1094-1103.

Lestari, F. 2021. Perubahan sifat fisik dan kadar sukrosa selama proses pematangan buah pisang kepok (Musa paradisiaca Var. Formantipyca) dan buah pepaya (Carica papaya Var. California) [skripsi]. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Mahardika, N.P., R. Zuraida. 2016. Vitamin C pada pisang ambon (Musa paradisiaca S.) dan anemia defisiensi besi. Majority. 5(4):124-127.

Markiah, R. Hustiany, A. Rahmi. 2020. Upaya mempertahankan umur simpan pisang kepok dengan kemasan aktif berbahan arang aktif cangkang kelapa sawit. J. Teknologi Industri Pertanian. 30(2):198-208. https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.2.198.

Musita, N. 2012. Kajian kandungan dan karakteristiknya pati resisten dari berbagai varietas pisang. Jurnal Dinamika Penelitian Industri. (23)1:57-65.

Nazudin, K. Sabban. 2020. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin c pada buah pisang Musa acuminate L (varietas pisang kepok) dan pisang Musa paradisiaca L kunt var Sapientum (varietas pisang ambon). Scie. Map. J. 2(1):8-14. https://doi.org/10.30598/jmsvol2issue1pp8-14.

Nunes, C.N., Y. Yagiz. J.P. Emond. 2013. Influence of environmental conditions on the quality attributes and shelf life of ‘Goldfinger’ bananas. Postharvest Biology and Technology. 86:309–320. https://doi.org/10.1016/j.postharvbio.2013.07.010.

Nurfazizah, R., S. Susanto, D.W. Widodo. 2019. Karakterisasi dan daya simpan empat aksesi buah pisang tanduk (Musa sp. AAB). Bul. Agrohorti. 7(3):303-311. https://doi.org/10.29244/agrob.v7i3.30202.

Nurjanah, S. 2002. Kajian laju respirasi dan produksi etilen sebagai dasar penentuan waktu simpan sayuran dan buah-buahan. J. Bionatura. 4(3): 148-156.

Nurmalita, I. 2020. Kajian akumulasi satuan panas sebagai kriteria panen pisang tanduk (Musa “AAB” Group Tanduk) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Palupi, H.T. 2012. Pengaruh jenis pisang dan bahan perendam terhadap karakteristik tepung pisang (Musa Spp). J. Teknologi Pangan. 4(1):102-120. https://doi.org/10.35891/tp.v4i1.21.

Pande, I.P.H.D., M.R. Defiani, N.L. Arpiwi. 2017. Kandungan gula tereduksi dan vitamin c dalam buah pisang nangka (Musa paradisiaca forma typica) setelah pemeraman dengan ethrel dan daun tanaman. J. Simbiosis. 5(2):64–68. https://doi.org/10.24843/JSIMBIOSIS.2017.v05.i02.p06.

Perry, K.B., T.C. Wehner. 1996. A heat unit accumulaion method for predicting cucumber harvest date. Hort. Technology. (6)1:27-30. https://doi.org/10.21273/HORTTECH.6.1.27.

Prabawati, S., Suyanti, D.A. Setyabudi. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. Yogyakarta: Balai Besar Percobaan dan Pengembangan Pertanian.

Prabha, D.S., J.S. Kumar. 2013. Assessment of banana fruit maturity by image processing technique. J. Food Sci Technol. 52(3):1316-1327. https://doi.org/10.1007/s13197-013-1188-3.

Pribadi, R. 2011. Potensi budidaya pisang (studi kasus di Kecamatan Wonosalam) Kabupaten Jombang. J. Agrina. 1(1):40-46.

Rahayu, A., W. Nahraeni, N. Rochman, R.Y. Ardiansyah. 2017. Sifat morfologi dan kimia buah berbagai aksesi pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) asal Kabupaten Magetan. J. Agronida. 3(2):84-94. https://doi.org/10.30997/jag.v3i2.1043

Rahayu, M., W.D. Widodo, K. Suketi. 2014. Penentuan waktu panen pisang Raja Bulu berdasarkan evaluasi buah beberapa umur petik. J. Hort. Indonesia. 5(2):65-72. https://doi.org/10.29244/jhi.5.2.65-72.

Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, E. Suryani. Petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian (Edisi Revisi). Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Sukasih, E., Setyadjit. 2016. Formulasi antifungal kombinasi dari ekstrak limbah mangga dengan pengawet makanan komersial untuk preservasi buah mangga. J. Penelitian Pascapanen Pertanian. 14(1):22-34. https://doi.org/10.21082/jpasca.v14n1.2017.22-34

Sularida, N., J.Y. Sari, I.P.N. Purnama. 2019. Identifikasi tingkat kematangan buah pisang menggunakan metode ektraksi ciri statistik pada warna kulit buah. Ultimatics. 10(2):98-102. https://doi.org/10.31937/ti.v10i2.1004.

Sutowijoyo, D., W.D. Widodo. 2013. Kriteria kematangan pascapanen pisang Raja Bulu dan pisang Kepok. Di dalam: J.G. Kartika, W.B. Suwarno, S.W. Ardie, C.P.E. Sanura, F.N. Fitriana, editor. Membangun Sistem Baru Agribisnis Hortikultura Indonesia pada Era Pasar Global. Vol. 1, Prosiding Seminar Ilmiah Perhorti 2013; 2013 Oktober 9; Bogor, Indonesia. Bogor [ID]: Perhimpunan Hortikultura Indonesia. hlm 21–26.

Timotiwu, P.B., T.K. Manik, Agustiansyah, E. Pramono. Fenologi dan pertumbuhan strawberry di dataran rendah sebagai kajian awal dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan tanaman. J. Agrotropika. 20(1):1-8. https://doi.org/10.23960/ja.v20i1.4596.

Unal, M.U., Z. Karasahin, A. Sener. 2016. Effect of some postharvest treatments on physical and biochemical properties of anamur bananas (Musa acuminata colla (AAA group) during shelf-life period. GIDA. 41(2):69-76. https://doi.org/10.15237/gida.GD15063.

Unika, A. 2015. Pengaruh jumlah ragi dan waktu fermentasi terhadap sifat organoleptik tapai pisang tanduk. E-journal Boga. 4(1):192-201.

Verawati, L.Q.A. 2020. Optimasi kriteria panen pisang mas kirana (Musa acuminata AA group) berdasarkan satuan panas di Senduro, Lumajang, Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wall, M.M. 2006. Ascorbic acid, vitamin A, and mineral composition of banana (Musa sp.) and papaya (Carica papaya) cultivars grown in Hawaii. J. Food Compos. Anal. 19: 434–445. https://doi.org/10.1016/j.jfca.2006.01.002.

Wangsitala, A., D. Hariyono, R. Soelistyono. 2016. Pemanfaatan thermal unit untuk menentukan waktu panen tanaman baby wortel (Daucus carota L.) dengan menggunakan varietas dan mulsa yang berbeda. J. Produksi Tanaman. 4(6):416-424.

Widodo, D.W., K. Suketi, A. Fitriansyah. 2021.Pemantapan satuan panas sebagai kriteria panen pisang raja bulu. J. Hort. Indonesia. 12(2):99-107. https://doi.org/10.29244/jhi.12.2.99-107.

Widodo, W.D., K. Suketi, R. Rahardjo. 2019. Evaluasi kematangan pascapanen pisang Barangan untuk menentukan waktu panen terbaik berdasarkan akumulasi satuan panas. Bul. Agrohorti. 7(2):162-171. https://doi.org/10.29244/agrob.7.2.162-171.

Wijaya, K. 2021. Kajian karakter pascapanen buah pisang tanduk (Musa paradisiaca, AAB Group) untuk optimasi satuan panas sebagai kriteria panen terukur [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Yap, M., W.M.A.D.B. Fernando, C.S. Brennan, V. Jayasena, R. Coorey. 2017. The effects of banana ripeness on quality indices for puree production. LWT-Food Science and Technology. 80:10-18. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2017.01.073.

Yulyana, E. 2015. Kriteria kematangan pascapanen pisang mas kirana (Musa sp. AA Group) berbasis satuan panas [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Published
2024-09-30
How to Cite
SiregarS. E., WidodoW. D., & SusantoS. (2024). Optimasi Satuan Panas sebagai Kriteria Panen Terukur pada Pisang Tanduk (Musa eumusa, AAB Group). Buletin Agrohorti, 12(3), 403-414. https://doi.org/10.29244/agrob.v12i3.59493