Pertumbuhan dan Produksi Empat Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merril) dengan Cara Pemberian N yang Berbeda

  • Sitta Mujahid Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Iskandar Lubis Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB
  • Ahmad Zamzami Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Abstract

Kedelai merupakan komoditas pangan terpenting ketiga setelah jagung dan padi. Sayangnya, produksi kedelai dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai yaitu pemupukan nitrogen dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan mempelajari pertumbuhan dan produksi empat genotipe kedelai terhadap perbedaan cara pemupukan nitrogen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru dan Laboratorium Pascapanen pada bulan Maret hingga Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RLKT) dengan dua faktor percobaan, yakni genotipe (Tanggamus, Anjasmoro, Manshuu Masshokutou, dan SJ4) dan dosis pemupukan nitrogen (0 kg ha-1, 25 kg ha-1 melalui alur, dan pada umur 3,4,5,6 MST (minggu setelah tanam) dengan volume semprot 400 L ha-1). Genotipe kedelai menunjukkan respon yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada tinggi tanaman, indeks luas daun, umur tanaman, nilai kehijauan daun, dan jumlah buku produktif. Genotipe juga memiliki respon yang nyata terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 butir biji, serta persentase kondisi biji normal dan keriput. Perbedaan pemupukan nitrogen hanya berpengaruh terhadap umur berbunga tanaman. Tanggamus memiliki respon pertumbuhan dan hasil paling baik jika dibandingkan dengan genotipe lainnya berdasarkan tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah cabang dan buku produktif, persentase biji normal, jumlah polong, serta jumlah dan bobot biji per tanaman.

Kata kunci: inokulan, komponen hasil, persentase biji normal

Downloads

Download data is not yet available.

References

[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika. 2019. Staklimbogor.jabar.bmkg.go.id. [diakses pada 20 Oktobr 2019].

[Pusdatin] Pusat Data dan Sistem Informasi Kementrian Pertanian. 2019. Basis data statistik pertanian: subsektor kedelai. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp/id/indikator (diakses pada 8 November 2019).

Abimanyu, B. 2016. Pengaruh pupuk daun dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai pada budidaya jenuh air di lahan pasang surut [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Adie, M.M., A. Krisnawati. 2013. Hubungan antar komponen morfologi dengan karakter hasil biji kedelai. Bul. Palawija. 14(2):49-54.

Anwar, K. 2014. Ameliorasi dan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas kedelai di lahan gambut. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. Banjarbaru, 6-7 Agustus 2014.

Bachtiar, M. Ghulamahdi, M. Melati, D. Guntoro, A. Sutandi. 2016. Kebutuhan nitrogen tanaman kedelai pada tanah mineral dan mineral bergambut dengan budi daya jenuh air. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 35(3):217–228.

Davenport, S., P. Le Lay, J.P. Sancheztamburrino. 2015. Nitrate metabolism in tobacco leaves overexpressing Arabidopsis nitrite reductase. Plant Phys. and Biochem. 97(1):96-107.

Dwiputra, A.H., D. Indradewa, E.T. Susila. 2015. Hubungan komponen hasil dan hasil tiga belas kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merril). Vegetalika. 4(3):14-28.

Fatichin, F., S. Zheng, S. Arima. 2013. Varietal difference in early vegetative growth during seedling stage in soybean. Plant Prod. Sci. 16(1):77-83.

Guitereez-Boem FH, Scheiner JD, Korsakov HR, Lavado RS. 2004. Late season nitrogen fertilization of soybeans: effect on leaf senescence, yield and environment. Nutrient Cycling in Agroecosystems 68(1):109-115.

Hasna, N. 2018. Respon pertumbuhan dan produksi enam genotipe kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap pemberian pupuk kalium [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hellal, F.A., M.T. Abdulhamid. 2013. Nutrient management practices for enhancing soybean (Glycine max L.) production. Acta biol. Colomb. 18(2):239-250.

Hortensteiner, S., Feller, U. 2002. Nitrogen metabolism and remobilization during senescence. J. Exp. Bot. 53:927-937.

Kustera, A. 2013. Keragaman genotipe dan fenotipe galur-galur padi hibrida di Desa Kahuman, Polanharjo, Klaten [skripsi]. Solo (ID): Universitas Sebelas Maret.

Las, I., Sukarman, K. Subagyono, D.A. Suriadikarta, M. Noor, A. Jumberi. 2007. Grand design lahan rawa. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kalimantan Tengah.

Latiifah, Z.I. 2018. Respon pertumbuhan dan produksi lima genotipe kedelai (Glycine max (L.) Merrill) terhadap pemberian bahan organik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Manshuri, A. G. 2010. Pemupukan N, P, dan K pada kedelai sesuai kebutuhan tanaman dan daya dukung lahan. J. Penel. Pert. Tan. Pangan. 29(3):171-179.

Purwaningsih O, Indradewa D, Kabirun S, Shiddiq D. 2012. Tanggapan tanaman kedelai terhadap inokulasi rhizobium. J. Agrotop. 2(1):25-32.

Rabani, I., H. Purnamawati, E. Santosa. 2022. Pemberian Pupuk NPK dan Perbedaan Varietas terhadap Produksi Kacang Tunggak (Vigna unguiculata subsp unguiculata (L.) Walp). Bul. Agrohorti. 10(3):369-377.

Samosir, R.K., R.R. Lahay, R.I.M. Damanik. 2015. Respons pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) terhadap pemberian kompos sampah kota dan pupuk P. Agroekologi. 4(1):1838-1848.

Sari, R. 2018. Pengaruh frekuensi pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill [skripsi]. Jambi (ID): Universitas Jambi.

Saryoko, A., K. Homma, I. Lubis, T. Shiraiwa. 2017. Plant development and yield components under a tropical environment in soybean cultivars with temperate and tropical origins. Plant Prod. Sci. 20(4):375-383.

Sopacua, R.A.B. 2014. Pengaruh inokulasi bakteri Rhizobium japonicum terhadap pertumbuhan kacang kedelai (Glycine max L.). Biopendix. 1(1):48-53.

Sukmawati. 2013. Respon tanaman kedelai terhadap pemberian pupuk organik, inokulasi FMA dan varietas kedelai di tanah pasiran [skripsi]. Mataram (ID): Universitas Nahdlatul Wathan.

Sundari, T., G.W.A. Susanto. 2015. Pertumbuhan dan hasil biji genotipe kedelai di berbagai inntensitas naungan. Penel. Pert. Tan. Pangan. 34(3):203-217.

Suprapto. 1996. Bertanam Kedelai. 14th ed. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Suprapto. 2002. Bertanam Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutoro, N. Dewi, M. Setyowati. 2008. Hubungan sifat morfologis tanaman dengan hasil kedelai. Penel. Pert. Tan. Pangan. 27(3):185-190.

Tulus, S. 2011. Uji daya hasil beberapa varitas kedelai (Glycine max (L.) Merill) berdaya hasil tinggi pada lahan kering di Manggoapi Manokwari [skripsi]. Manokwari (ID): Universitas Negeri Papua Manokwari.

Wahda, R., A. Baihaki, R. Setianihardja, G. Suryatman. 1996. Variabilitas dan heritabilitas laju akumulasi bahan kering pada biji kedelai. Zuriat. 7(2):92-97.

Zhao, X., S. Zheng, F. Fatichin, A. Suzuki, S. Arima. 2014. Varietal differences in nitrogen redistribution from leaves and its contribution to seed yield in soybean. Plant Prod. Sci. 17(1):103-108.

Zhao, X., S. Zheng, F. Fatichin. 2014. Influence of nitrogen enrichment during reproductive growth stage on leaf nitrogen accumulation and seed yield in soybean. Plant Prod. Sci. 17(3): 209-217.

Published
2023-09-15
How to Cite
MujahidS., LubisI., & ZamzamiA. (2023). Pertumbuhan dan Produksi Empat Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merril) dengan Cara Pemberian N yang Berbeda. Buletin Agrohorti, 11(3), 424-434. https://doi.org/10.29244/agrob.v11i3.48438