Pengaruh Bahan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Frekuensi Pemberiannya terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
Abstract
Kedelai (Glycine max L. Meriil) adalah salah satu komoditas utama dari jenis kacang-kacangan di Indonesia karena merupakan sumber protein nabati penting. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis MOL (microorganisme lokal) dan frekuensi penyiraman MOL yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan kacang kedelai (Glycine max L. Meriil.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan faktor pertama: jenis MOL (M) yaitu MOL bonggol pisang (M1) dan MOL rebung bambu (M2). Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman MOL (F) yaitu 1 minggu sekali (F1), 2 minggu sekali (F2), 3 minggu sekali (F3) dan tambah kontrol. Setiap kombinasi diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 21 perlakuan percobaan. Hasil sidik ragam Anova menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan jenis MOL bonggol pisang dengan frekuensi penyiraman 2 kali pada parameter pengamatan diameter batang dan berat segar brangkasan. MOL bonggol pisang dan frekuensi penyiraman 3 kali seminggu memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman. MOL bonggol pisang juga meningkatkan meningkatkan, jumlah daun, berat kering brangkasan, jumlah biji per tanaman, jumlah biji per polong, berat kering biji per pertanaman, berat kering biji per petak, berat 100 biji dan indeks panen.
Kata kunci: bobot biji, bonggol pisang, indeks panen, rebung bambu
Downloads
Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.