Date Log
Penataan Kelembagaan Lokal dalam Upaya Perlindungan Hutan Mangrove di Pulau kecil
Corresponding Author(s) : Messalina Salampessy
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika,
Vol. 6 No. 3 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Abstract
Mangrove mencakup sekitar 137.760 km2 dan tersebar di 118 negara-negara di sepanjang garis khatulistiwa merupakan ekosistem lahan basah yang unik dan memilik peran penting bagi masyarakat pesisir. Ekosistem mangrove berperan secara ekologis dan ekonomi bahkan sosial karena memiliki jasa yang substansial bagi manusia dan lingkungan. Di samping dari nilai penting mangrove dan kekayaannya, diperkirakan sekitar 637.000 ha atau 10–33% kawasan mangrove telah terdegradasi dan dikonversi selama beberapa dekade terakhir. Peran kelembagaan lokal diharapkan sebagai salah satu solusi mengatasi degradasi dan meningkatkan peran partisipasi masyarakat lokal dalam upaya rehabilitasi hutan mangrove. Di sisi lain, terdapat kelembagaan lokal yang memiliki keterbatasan untuk membangun upaya pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan. Tujuan tulisan (policy brief) ini diarahkan untuk menganalisis efektivitas kelembagaan lokal bagi perbaikan kinerja pengelolaan hutan mangrove di pulau kecil. Hasil kajian, merekomendasikan perlunya pengaturan pemanfaatan hak private (kepemilikan Soa) untuk kepentingan bersama; perbaikan kelembagaan lokal untuk membenahi rule in use terutama pada aturan-aturan informasi dan aturan mekanisme keberlanjutan, penyelesaian konflik internal serta penguatan peran kewang dan pemberlakuan budaya Sasi; serta program pemberdayaan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
References
Agrawal. A. 2001. Common Property Institutions and Sustainable Governances of Resources. World Dev. 29:1649–1672.
Agrawal A, Brown DG, Rao G, Riolo R, Robinson DT, Bommarito M. 2013. Interactions between organizations and networks in common-pool resource governance. Environ. Sci. Policy. 25:138-146.doi:10.1016/j.envsci.2012.08.004.
Barbier EB, Barbier EB, Koch EW, Silliman BR, Hacker SD, Wolanski E, Primavera J, Granek EF, Polasky S, Aswani S, et al. 2008. Coastal Ecosystem – Based Ecological Functions and Values. doi:10.1126/science.1150349
Halminton S, Casey D 2016. Creation of a high spatiotemporal resolution global database of continuous mangrove forest cover for the 21st Century (CGMFC-21). J. Glob Ecol & Bio. 25(6) doi:10.1111/geb.12449
Lau WW 2013. 2013. Beyond carbon: conceptualizing payments for ecosystem services in blue forests on carbon and other marine and coastal ecosystem services. Ocean Coast. Manag. 83:5–14.
Monga E, Mangora MM, Trettin CC. 2022. Impact of mangrove planting on forest biomass carbon and other structural attributes in the Rufiji Delta, Tanzania. Glob. Ecol. Conserv. 35(0000):e02100.doi:10.1016/j.gecco.2022.e02100.
Nugroho B. 2016. Kelembagaan, Karakteristik Sumberdaya, dan Perilaku Aktor: Analisis Kritis Kebijakan Pengelolaan Hutan Indonesia. Dalam : Tata Kelola Sumber Daya Alam untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
Ostrom.E. 2005. Understanding Institutional Diversity. United Kingdom: Princeton University Press.
Ostrom E and Crawford S 2005 A Grammar of Institutions (Understand) (New Jersey: Princeton University Press
Parsons. M D. 2002. Limnology Oceanography - 2002 - Parsons - Sedimentological evidence of an increase in Pseudo‐nitzschia Bacillariophyceae.pdf. Limnol. Ocean. 47(2):551–558.
Servaes J. 2008. Communication for Development and Social Change. The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), 7, place de Fontenoy, 75352 PARIS 07 SP, France.