
Date Log
Menuju Pertumbuhan Berkualitas: Peran Kunci Pemerintah dalam Mendorong Industri Feedlot di Indonesia
Corresponding Author(s) : Wibisono Chandra
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika,
Vol. 6 No. 2 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Abstract
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri feedlot menjadi aspek penting dalam mengevaluasi efektivitas, mengidentifikasi hambatan yang mungkin dihadapi, dan merumuskan solusi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi di tempat pemberian pakan ternak. Keterlibatan pemerintah dalam menetapkan regulasi yang bijaksana, insentif yang sesuai, dan dukungan infrastruktur dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri feedlot. Pemahaman mendalam terhadap kerangka kebijakan, keterlibatan aktif dengan pemangku kepentingan, serta responsif terhadap perubahan dalam dinamika industri yang secara esensial untuk mengoptimalkan pengembangan industri feedlot yang berkelanjutan dan efisien. Kebijakan pemerintah yang tidak produktif bertanggung jawab atas penurunan dan deindustrialisasi berkelanjutan dalam industri sapi lokal. Pemerintah perlu melakukan penyederhanaan regulasi untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif, meminimalkan birokrasi, dan meningkatkan kejelasan prosedur. Implementasi kebijakan yang berlaku untuk impor harus diprioritaskan dalam penyusunan kebijakan terkait pengembangan usaha peternakan sapi di Indonesia. Sektor feedlot di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh dan memenuhi lebih banyak permintaan daging sapi dunia. Sektor feedlot merupakan mata rantai kritis dalam pasokan daging sapi yang memberikan peluang untuk meningkatkan produksi daging sapi secara efektif. Pasokan dan biaya daging sapi berdampak langsung pada peningkatan produktivitas feedlot dan juga mendorong ekspansi seluruh industri sapi di Indonesia.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
How to Cite
Asikin Z, Baker D, Villano R, Daryanto A. (2020). Business models and innovation in the Indonesian smallholder beef value chain. Sustainability (Switzerland), 12(17), 1–13. https://doi.org/10.3390/su12177020.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Hasil Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan 2017 (Vol. 2017).
Direktorat Pangan dan Pertanian. 2011. Strategi dan kebijakan dalam percepatan pencapaian swasembada daging sapi 2014 (suatu penelaahan konkrit). Info Kajian Bappenas, 8(2), 70–77.
Lisson S, MacLeod N, McDonald C, Corfield J, Pengelly B, Wirajaswadi L, Rahman R, Bahar S, Padjung R, Razak N, Puspadi K, Dahlanuddin, Sutaryono Y, Saenong S, Panjaitan T, Hadiawati L, Ash A, Brennan L. (2010). A participatory, farming systems approach to improving Bali cattle production in the smallholder crop-livestock systems of Eastern Indonesia. Agricultural Systems, 103(7), 486–497. https://doi.org/10.1016/j.agsy.2010.05.002.
Priyanti A, Quigley S, Pamungkas D, Budisantoso E, Poppi D. (2010). Economic analysis of on-farm feeding strategies to increase post-weaning live weight gain of Bali calves 1. The 5th International Seminar on Tropical Animal Production Community Empowerment and Tropical Animal Industry, 702–708. https://journal.ugm.ac.id/istapproceeding/article/view/30823%0Ahttps://journal.ugm.ac.id/istapproceeding/article/download/30823/18684.
Sutaryono YA. (2008). Forage Resources in Livestock-Cropping Smallholder Systems. A Case Study of Farmers at Transmigration Areas of Dompu, West Nusa Tenggara. Media Peternakan, 31(2), 146–154.
Waldron S, Mayberry D, Mulik M, Quigley S, Poppi D. (2015). Eastern Indonesia Agribusiness Development Opportunities - Analysis of Beef Value Chains. April 2019, 1–82.
Waldron S, Ngongo J, Kusuma Putri Utami S, Halliday MJ, Panjaitan T, Yuliana BT, Dahlanuddin, Nulik J, Hau DK, Shelton HM. (2019). Economic analysis of cattle fattening systems based on forage tree legume diets in eastern Indonesia. Tropical Grasslands-Forrajes Tropicales, 7(4), 437–444. https://doi.org/10.17138/TGFT(7)437-444.