Efektivitas Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Produksi Bawang Merah dengan Teknik Pengairan Berbeda
Abstract
ABSTRACT
The purpose of this research was to investigate the effectivity of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) inoculation on shallot yield with three techniques of irrigation. This research was conducted at Gagasari Village, Cirebon from May to August 2016. This research was arranged in split plot design with two factors. Irrigation technique as main plot consisted of three levels i.e. without water logging, intermittent, and using water logging. Rates of AMF as sub plot consisted of three levels i.e., 0, 10, and 15 g per plant. The result showed that rates of AMF affected water content of plant. The rates 15 g per plant of AMF gave the highest of water content of plant (65%). Furthermore, the highest of biomass was resulted by water logging treatment. Phosphorus content of plant was not affected by AMF inoculation. Inoculation of AMF increased shallot bulb weight per plant when it was combined to intermittent and water logging treatment. Based on regression test to AMF rates at water logging treatment, the optimum rates to increase weight of shallot bulb was 6.71 g AMF per plant. That rates potentially gave 23.53 g per plant of shallot bulb.
Keywords: intermittent, phosphorus content, water content, water logging
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari inokulasi cendawan mikoriza arbuskula (CMA) terhadap produksi bawang merah dengan tiga teknik pengairan yang berbeda. Hifa CMA dapat membantu proses penyerapan air dan unsur hara pada tanaman terutama fosfor (P). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gagasari, Kabupaten Cirebon dari bulan Mei sampai Agustus 2016. Terdapat dua faktor perlakuan yang disusun dengan rancangan split plot. Petak utama adalah teknik pengairan yang terdiri atas tiga taraf yaitu selalu tergenang, intermittent, dan tidak tergenang. Anak petak adalah dosis CMA yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa CMA, 10 g per tanaman, dan 15 g per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata dosis CMA terhadap kadar air tanaman. Kadar air tanaman tertinggi (65%) diperoleh dari pemberian dosis 15 g per tanaman. Serapan P tanaman tidak dipengaruhi oleh penambahan CMA. Bobot kering tanaman tertinggi (20.23 g per tanaman) diperoleh dari perlakuan teknik pengairan dengan penggenangan. Inokulasi CMA efektif meningkatkan bobot umbi per tanaman pada teknik pengairan intermittent dan selalu tergenang. Berdasarkan hasil uji regresi terhadap dosis CMA pada kondisi selalu tergenang, dosis optimum untuk meningkatkan bobot umbi per tanaman yaitu 6.71 g CMA per tanaman. Dari dosis tersebut diperoleh potensi bobot umbi per tanaman 23.53 g per tanaman.
Kata kunci: intermittent, kadar air, penggenangan, serapan P