<b>EFISIENSI KONVERSI ENERGI SURYA PADA TANAMAN KENTANG (<i>Solanum tuberosum</i> L.) </b><br>(RADIATION USE EFFICIENCY IN POTATO (<i>Solanum Tuberosum</i> L.)

Agus Suryanto, Bambang Guritno, Yogi Sugito, Yonny Koesmaryono

Abstract

Efisiensi penggunaan radiasi surya adalah nilai konversi radiasi surya menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Nilai ini menunjukkan persentase berapa banyak energi radiasi yang diserap tanaman mampu diubah menjadi energi dalam bentuk kimia (Lawlor, 1993). Produksi berat kering berbagai tanaman rata-rata sekitar 1,4 g berat kering per MJ radiasi surya yang diserap tanaman atau dengan kata lain mempunyai nilai Efisiensi Konversi Energi (EKE 2,5) %. Pada tanaman kentang, dengan intensitas 2 GJ m-2 selama masa pertumbuhan 120 hari umumnya diperoleh nilai EKE 1,3 % (Jones, 1992)
Sampai dengan tahun 2000 perkembangan luas panen tanaman kentang di Indonesia mencapai 73.068 ha, dengan total produksi 977.349 ton, atau produksi rata-rata per hektar berkisar 13,4 ton (BPS, 2000). Di Jawa Timur, Basuki et al. (1993) melaporkan, produktifitas 10 varietas kentang pada nilai ILD 1,26 – 3,93, berkisar 11 - 27 ton per hektar. Produksi ini apabila ditinjau dari sisi penangkapan energi surya, efisiensinya sangat rendah, karena menurut Haeder dan Beringer (1983), pada kisaran ILD tersebut semestinya dapat dihasilkan umbi kentang sekitar 20 – 50 ton per hektar. Kecenderungan hasil yang rendah ini disebabkan praktek budidaya tanaman yang kurang benar sehingga memberikan nilai konversi energi surya yang sangat tidak efisien, misalnya penggunaan jarak tanam yang terlalu lebar, penanaman tanaman pada saat musim hujan dimana banyak awan yang menghalangi radiasi surya, penanaman tanaman pada dataran tinggi yang cenderung berkabut, saat tanam tanpa memperhatikan fase pertumbuhan yang peka terhadap intensitas radiasi surya, dan lainnya. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan radiasi surya, berbagai cara dapat dilakukan. Sugito (1999) menyarankan beberapa cara perbaikan budidaya tanaman, diantaranya dengan mengurangi energi surya yang lolos pada pertanaman dan mengoptimalkan penggunaan energi surya yang jatuh pada kanopi tanaman, diantaranya dengan meningkatkan populasi tanaman. Haeder dan Beringer (1983) menambahkan peningkatan EKE dapat juga dilakukan dengan memilih kultivar yang berumur panjang dan pemilihan lokasi bersuhu 10 – 20 C dengan intensitas cahaya tinggi. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis peningkatkan efisiensi energi surya melalui pengaturan saat tanam, populasi tanaman serta penggunaan varietas yang potensial.

Authors

Agus Suryanto
agus@gfm.com (Primary Contact)
Bambang Guritno
Yogi Sugito
Yonny Koesmaryono
SuryantoA., GuritnoB., SugitoY., & KoesmaryonoY. (2005). <b>EFISIENSI KONVERSI ENERGI SURYA PADA TANAMAN KENTANG (<i>Solanum tuberosum</i> L.) </b><br>(RADIATION USE EFFICIENCY IN POTATO (<i>Solanum Tuberosum</i&gt; L.). Agromet, 19(1), 39-48. https://doi.org/10.29244/j.agromet.19.1.39-48
Copyright and license info is not available

Article Details