Penilaian Tingkat Kerusakan Pohon dari Berbagai Famili di Kebun Raya Bogor

Authors

  • Safira Nabawiah Program Studi Silvikultur Tropika, Sekolah Pasca Sarjana IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Airres Reza Pamunca Alumni Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
  • Devi Sri Wahyuni Alumni Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
  • Andi Sukendro Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Fitri Kurniawati Badan Riset dan Inovasi Nasional, Cibinong Bogor, 16911
  • Elis Nina Herliyana Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Arief Noor Rachmadiyanto Badan Riset dan Inovasi Nasional, Cibinong Bogor, 16911
  • Erianto Indra Putra Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

DOI:

https://doi.org/10.29244/j-siltrop.16.1.9-19

Keywords:

hutan, kerusakan pohon, pemantauan kesehatan pohon

Abstract

Kebun Raya Bogor (KRB) menarik banyak pengunjung setiap hari. Tingginya jumlah pengunjung ini menjadikan aspek keselamatan di dalam area KRB sangat penting untuk diperhatikan oleh pengelola. Deteksi dini terhadap kerusakan pohon diyakini berperan krusial dalam meminimalkan risiko serta menjaga lingkungan tetap aman. Forest Health Monitoring menyediakan informasi yang dapat membantu pengelola dalam menentukan strategi pemeliharaan dan perawatan pohon yang tepat. Penilaian kesehatan pohon dilakukan dengan mengevaluasi kerusakan pohon, yang meliputi lokasi, jenis, dan tingkat keparahannya. Berdasarkan hasil pemantauan, nilai Indeks Kerusakan pada Klaster 3, 5, dan 6 adalah 4,35; 4,55; dan 2,62, yang semuanya termasuk dalam kategori sehat. Jenis kerusakan yang paling umum ditemukan pada area koleksi liana adalah batang dan cabang yang patah atau mati, sedangkan jenis kerusakan yang paling jarang ditemukan adalah akar yang patah atau mati serta daun yang mengalami perubahan warna. Untuk menjaga kesehatan pohon dan mencegah kerusakan lebih lanjut, tindakan yang perlu dilakukan oleh pengelola mencakup pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-04-29