Bakteri Endofit dari Tumbuhan Paku-pakuan sebagai Agens Hayati Rhizoctonia solani dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman Padi
DOI:
https://doi.org/10.14692/jfi.15.6.239-247Kata Kunci:
Bakteri endofit, Drymoglossum pilosolloides, hawar seludang, Pteris ensiformi, Salvinia molesta, Rhizoctonia solaniAbstrak
Rhizoctonia solani merupakan salah satu patogen penting penyebab penyakit hawar seludang pada tanaman padi. Patogen ini termasuk yang sulit dikendalikan karena bersifat kosmopolit, mampu bertahan di dalam tanah, dan memiliki kisaran inang yang banyak. Pengendalian secara biologi dengan bakteri endofit merupakan salah satu alternatif yang potensial karena kemampuannya hidup di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala penyakit dan dapat meningkatkan pertumbuhan serta ketahanan tanaman. Tujuan penelitian ini ialah mengeksplorasi bakteri endofit dari bagian batang akar dari tiga jenis tumbuhan paku yang berbeda, yaitu Salvinia molesta (paku air), Pteris ensiformis (paku terestrial), dan Drymoglossum pilosolloides (paku epifit) dan mengevaluasi potensinya sebagai agens hayati R. solani dan pemacu pertumbuhan tanaman. Isolasi bakteri dilakukan pada medium tripsic soy agar (TSA) dan nutrient agar (NA). Isolat bakteri dimurnikan dan diuji keamanan hayati dengan uji hipersensitifitas dan hemolisis. Hasil penelitian diperoleh 178 isolat bakteri endofit dan sebanyak 88 isolat menunjukkan reaksi negatif pada uji hipersensitisfitas dan uji hemolisis. Selanjutnya, isolat tersebut diuji dual test secara in vitro terhadap R. solani dan didapatkan 4 isolat bakteri endofit (APE15, APE22, APE33, dan APE35) dengan daya hambat dari 27–76% pada medium TSA, agar-agar dekstrosa kentang (ADK), dan TSA + ADK. Hasil uji pertumbuhan empat isolat terhadap benih padi varietas Situ Bagendit menunjukkan bahwa bakteri endofit mampu meningkatkan persentase perkecambahan padi 4.9% – 48.8%, meningkat panjang akar padi 68.3%–95.4%, panjang pucuk 53.2%–87.3%, bobot segar 49.07%–90.65%, dan bobot kering 48.1%–87.3%. Hasil ini menunjukkan bahwa tumbuhan paku mengandung beberapa bakteri endofit yang dapat dikulturkan dan memiliki senyawa antimikrob yang efektif, serta dapat digunakan sebagai sumber agens hayati terhadap patogen R. solani dan pemacu pertumbuhan tanaman.
Unduhan
Referensi
Comby M, Gacoin M, Robineau M, Rabenoelina F, Ptas S, Dupont J, Profizi C, Baillieul, F. 2017. Screening of wheat endophytes as biological control agents against Fusarium head blight using two different in vitro tests. Microbiol Research. 22:11–22. DOI: https://doi.org/10.1016/j.micres.2017.04.014.
Das G, Park S, Baek KH. 2017. Diversity of endophytic bacteria in a fern species Dryopteris uniformis (Makino) Makino and evaluation of their antibacterial potential against five foodborne pathogenic bacteria. Foodborne Pathogens and Disease. 14(5):260–268. DOI: https://doi.org/10.1089/fpd.2016.2243.
Duan JL, Li XJ, Gao JM, Wang DS, Yan Y, Xue QH. 2013. Isolation and identification of endophytic bacteria from root tissues of Salvia militiorrhiza Bge. and determination of their bioactivities. Annals Microbiol. 63(4):1501–1512. DOI: https://doi.org/10.1007/s13213-013-0614-0.
Duangpaeng A, Phetcharat P, Chanthapho S, Boonkantong N, Okuda N. 2012. The study and development of endophytic bacteria for enhancing organic rice growth. Procedia Engineering. 32:172–176. DOI: https://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.01.1253.
Eevers N, Gielen M, Lopez AS, Jaspers S, White JC, Vangronsveld J, Weyens N. 2015. Optimization of isolation and cultivation of bacterial endophytes through addition of plant extract to nutrient medium. Microbial Biotechnol. 8(4):707. DOI: https://doi.org/10.1111/1751-7915.12291.
Hallmann J, Berg G, Schulz B. 2006. Isolation procedures for endophytic microorganisms. Soil Biol. 9:299–319. DOI: https://doi.org/10.1007/3-540-33526-9_17.
Hidajati W. 2011. Penyakit hawar pelepah dan pengendaliannya [internet]. [diacu 2017 Mar 25]. Tersedia dari: http://cybex.pertanian.go.id /materipenyuluhan /detail/2155.
Kai M, Effmert U, Berg G, Piechulla B. 2007. Volatiles of bacterial antagonists inhibit mycelial growth of the plant pathogen Rhizoctonia solani. Arch Microbiol. 187:351–360. DOI: https://doi.org/10.1007/s00203-006-0199-0.
Klement Z, Goodman R. 1967. The hypersensitive reaction to infection by bacterial plant pathogens. Annu Rev of Phytopathol. 94(11):1259–1266. DOI: https://doi.org/10.1146/annurev.py.05.090167.000313.
Lugtenberg BJJ, Kravchenko LV. 1999. Tomato seed and root exudate sugars: Composisition utilization by Pseudomonas biocontrol strains and role in rhizosphere colonization. Environ Microbiol. 1(5):439–446. DOI: https://doi.org/10.1046/j.1462-2920.1999.00054.x
Mew TW, Misra JK. 1994. A Manual of Rice Seed Health Testing. IRRI. Los banos, Laguna, Philippines.
Munif A, Wiyono S, Suwarno. 2012. Isolasi bakteri endofit asal padi gogo dan potensinya sebagai agens biokontrol dan pemacu pertumbuhan. J Fitopatol Indones. 8(3):57–64. DOI: https://doi.org/10.14692/jfi.8.3.57.
Pradana AP, Putri D, Munif A. 2015. Eksplorasi bakteri endofit dari akar tanaman adam hawa dan potensinya sebagai agens hayati dan pemacu pertumbuhan padi. J Fitopatol Indones. 11(3):73–78. DOI: https://doi.org/10.14692/jfi.11.3.73.
Sunatmo TI. 2009. Microbologi Ensensial. Jakarta (ID): Ardy Agency.
Yellareddygari SKR, Reddy MS, Kloepper JW, Lawrance KS, Fadamiro H. 2014. Rice sheath blight: A review of disease and pathogen management approaches. J Plant Pathol Microbiol. 4(5):1–4.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Authors who publish in Jurnal Fitopatologi Indonesia agree to the following terms:
1. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.


