ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore <p style="text-align: justify;"><img style="float: left; margin: 0 8px 4px 0;" src="/public/site/images/jurnalalbacore/cover_web_23.png" alt="">Albacore merupakan jurnal ilmiah penelitian perikanan laut dan transportasi maritim dengan jadwal penerbitan tiga kali dalam satu tahun. Jurnal ini menyebarkan informasi ilmiah kepada peneliti, akademisi, praktisi dan pemerhati mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia yang meliputi berbagai aspek seperti teknologi eksploitasi dan eksplorasi, perkapalan dan navigasi, pelabuhan perikanan, keselamatan kerja, tingkah laku ikan, peraturan dan perundangan serta kebijakan, pengelolaan sumberdaya perikanan secara umum, dan transportasi maritim. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berasal dari penelitian atau ulasan akademisi dari berbagai universitas, lembaga pemerintah dan pemerhati permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan transportasi maritim di Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">p-ISSN: 2549-1326&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">e-ISSN: 2655-559X</p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> en-US bhascaryo.iskandar@gmail.com (Budhi Hascaryo Iskandar) fis@apps.ipb.ac.id (Fis Purwangka) Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 JENIS, METODE PENANGKAPAN DAN PEMANFAATAN AVERTEBRATA LAUT DALAM TRADISI BAKALILI https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52804 <p>Tradisi <em>bakalili</em> memiliki dampak terhadap tingkat eksploitasi avertebrata laut dan ekonomi masyarakat pesisir Labuan Bajo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis target, metode penangkapan dan pemanfaatan dalam tradisi <em>bakalili</em>. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan responden dan survei secara langsung di pesisir Labuan Bajo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defenisi <em>bakalili</em> adalah kegiatan mencari dan menangkap organisme (kerang, siput, teripang dan lainnya) pada saat air surut di zona intertidal. Kegiatan <em>bakalili</em> dilakukan dari usia remaja hingga lansia. Kegiatan <em>bakalili</em> banyak didominasi oleh masyarakat yang berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar sumber kebiasaan tradisi <em>bakalili</em> ini dari keuarga yang sudah dilakukan secara turun temurun dengan tujuan untuk dikonsumsi dan dijual. Jenis organisme dan fokus utama penangkapan adalah kerang. Cara penangkapan menggunakan alat bantu kayu yang tertancap paku, pisau dan sabit. Sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi stok stabil. Rata-rata nelayan memperoleh pendapatan sebesar Rp1.500.000 per-bulan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>hasil tangkapan, Labuan Bajo, tradisi <em>Bakalili</em></p> Nurul Hidayah, Neri Kautsari, Yudi Ahdiansyah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52804 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KEMITRAANNYA DI DESA CITEMU, CIREBON https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53078 <p>Studi bertujuan untuk menyusun pola pengelolaan perikanan berkelanjutan dan mengembangkan lembaga kemitraannya yang menjamin keberlanjutan usaha perikanan di Desa Citemu, Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode korelasi, dan analisis konten. Pola pengelolaan perikanan berkelanjutan dapat diarahkan pada 1. pengkayaan stock sumberdaya ikan, 2. pengembangan teknologi dan prinsip penangkapan ikan ramah lingkungan, dan 3. pengembangan kemitraan untuk penguatan usaha perikanan.&nbsp; Skema kemitraan yang dapat dilakukan di kawasan Citemu adalah kemitraan investasi murni dan kemitraan investasi kerjasama.&nbsp; Komponen lembaga kemitraan yang berkorelasi positif dengan tujuan pengelolaan perikanan berkelanjutan adalah keaktifan di bidang perikanan, kecakapan pengelolaan lembaga, komitmen pengelolaan lembaga, serta tugas dan fungsi yang melekat pada lembaga tersebut. Tugas dan fungsi lembaga kemitraan adalah menggerakkan praktek perikanan berkelanjutan, menjalin kemitraan investasi, dan menjadi penghubung program perikanan berkelanjutan yang diinisiasi pihak eksternal.&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> industri, kemitraan, masyarakat, nelayan, pengelolaan berkelanjutan, perikanan</p> Mustaruddin ., Gondo Puspito, Mulyono S. Baskoro, Sugeng Hari Wisudo Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53078 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS PENGARUH JENIS UMPAN YANG BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN PADA BUBU LIPAT DI PERAIRAN KENDAL https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53781 <p>Rajungan (<em>Portunus pelagicus</em>) adalah jenis hasil laut dengan nilai ekonomis tinggi dan populer di masyarakat. Salah satu jenis alat tangkap yang digunakan dalam menangkap rajungan adalah bubu. Salah satu faktor yang menentukan efektivitas penggunaan bubu yaitu ditentukan dengan pemilihan umpan yang sesuai agar meningkatkan hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak dari pemakaian beragam jenis umpan terhadap efektivitas penangkapan rajungan menggunakan bubu lipat. Kegiatan penelitian diadakan di sepuluh titik penangkapan di perairan Kendal, Jawa Tengah pada September 2023. Umpan yang diuji dalam penelitian ini termasuk kulit kambing, ikan petek asin, dan ikan buntal asin. Penelitian ini menggunakan metode <em>experimental fishing</em>, di mana penangkapan dilakukan secara langsung di habitat alami rajungan. Pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil penelitian mengungkapkan total hasil tangkapan selama periode penelitian adalah 410 individu dengan berat total 38.696 gram, melibatkan tujuh spesies yang berbeda. Rajungan mendominasi hasil tangkapan dengan persentase sebesar 66,4%, diikuti oleh kepiting batu sebesar 11,9%, dan rajungan karang sebesar 9,2%, serta hasil tangkapan lainnya yang jumlahnya lebih kecil. Jenis umpan yang berbeda ternyata berpengaruh pada hasil tangkapan, di mana umpan kulit kambing terbukti paling efektif dalam menangkap rajungan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>bubu lipat, perairan Kendal, rajungan, umpan</p> Nanda Otremoles, Suharyanto ., Yusrizal ., Rofiqoh Nur Su’udiyah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53781 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BAGI NELAYAN KABUPATEN KEBUMEN https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52567 <p>Aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Kebumen mengalami kendala utama terkait dengan kondisi oseanografis dan ketidakpastian musim penangkapan ikan. Saat tidak musim, sebagian nelayan memiliki mata pencaharian lain yaitu bertani, beternak, dan lainnya. Namun tidak semua nelayan memiliki kemampuan tersebut, banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya hanya sebagai nelayan. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi wilayah sebagai alternatif kegiatan ekonomi bagi nelayan dan memberikan rekomendasi mata pencaharian alternatif yang tepat bagi nelayan di Kabupaten Kebumen, contoh kasus di Desa Jogosimo. Pengumpulan data peluang kegiatan ekonomi alternatif dilakukan melalui survei potensi wilayah dan studi pustaka. Hasil tersebut selanjutnya dilakukan <em>focus group discussion</em> (FGD) untuk mendapatkan masukan terkait dengan pandangan nelayan terhadap alternatif mata pencaharian tersebut.&nbsp; Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil survei lapang dan FGD. Hasil identifikasi lapang dan studi pustaka diperoleh kegiatan ekonomi alternatif yang dapat dilakukan nelayan yaitu kegiatan penangkapan ikan di muara sungai dengan bubu, budidaya/pembesaran kepiting bakau, dan wisata sungai. Hasil FGD diperoleh masukan perlunya inovasi agar alat tangkap bubu tidak hilang saat arus sungai deras. Kondisi mangrove di Desa Jogosimo perlu dilakukan penanaman kembali agar populasinya lebih tinggi, sehingga budidaya ataupun pembesaran kepiting bakau dapat dilakukan. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlunya mengembangkan wisata sungai melalui integrasi kegiatan penangkapan ikan, pemeliharaan dan pmbesaran kepiting bakau, serta wisata kuliner dan pemasaran produk lokal.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Jogosimo, kepiting bakau, nelayan, penangkapan ikan, wisata sungai</p> Tri Wiji Nurani, Prihatin Ika Wahyuningrum, Rianti Dyah Hapsari, Mokhamad Dahri Iskandar, Ronny Irawan Wahju, Iin Solihin, Didin Komarudin, Sari Rama Dianti Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52567 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 KELAYAKAN PENERAPAN CPIB PADA KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BITUNG https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54400 <p>Ikan merupakan produk yang mudah rusak dan butuh penanganan yang baik agar mutu ikan tetap dalam kualitas baik. Penerapan penanganan ikan secara baik dan benar sangat perlu dilakukan, untuk menjaga nilai ekonomis ikan. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan proses penanganan ikan di kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, mengobservasi CPIB di kapal perikanan hingga ke transportasi pengangkut di PPS Bitung, menghitung potensi risiko penurunan mutu selama proses penanganan ikan di kapal perikanan hingga ke transportasi pengangkut di PPS Bitung. Penelitian ini menggunakan metode <em>accidental sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan alur penanganan ikan di PPS Bitung dimulai dari ikan ditangkap dan dimasukkan ke dalam palka, hingga ikan di angkut menggunakan tranportasi ke Unit Pengolah Ikan (UPI). Penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) pada kapal perikanan di PPS Bitung ditemukan penyimpangan 1 mayor, 4 minor. Analisis risiko penurunan mut pada ikan setelah dilakukan pemetaan risiko di ditemukan empat kategori risiko 6 <em>high,</em> 3 <em>medium, </em>dan 1 <em>low.</em></p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Bitung, penanganan ikan, risiko</p> Nanda Fadly, Budhi Hascaryo Iskandar, Zulkarnain . Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54400 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 PENGOPERASIAN PERANGKAP KRENDET BERTINGKAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN KRUSTASEA DI TELUK PALABUHANRATU https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54342 <p>Umumnya perangkap krendet tradisional digunakan nelayan untuk menangkap krustasea dan dibuat dengan konstruksi sederhana tanpa dinding perangkap sehingga tidak ada fungsi melindungi hasil tangkapan dari predator. Solusi yang dapat dilakukan adalah merancang perangkap krendet dengan konstruksi bertingkat dengan dinding pelindung.&nbsp; Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan perangkap krendet bertingkat akan meningkatkan hasil tangkapan krustasea.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancang bangun perangkap krendet bertingkat sebagai perlakuan, membandingkan komposisi hasil tangkapan krustasea, menentukan pengaruh penggunaan krendet bertingkat terhadap hasil tangkapan krustasea, dan menentukan produktivitas perangkap krendet bertingkat. Penelitian dilaksanakan di Teluk Palabuhanratu secara <em>experimental fishing </em>selama 18 trip dengan menggunakan perangkap krendet bertingkat dan tradisional masing-masing 5 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krendet bertingkat mendapatkan krustasea sebesar 14,70 kg, sedangkan krendet tradisional sebesar 10,98 kg.&nbsp; Konstruksi bagian atas krendet bertingkat memiliki pengaruh dalam meningkatkan hasil tangkapan sebesar 31,79%. Krendet bertingkat memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah ekor dan berat hasil tangkapan.&nbsp; Produktivitas krendet bertingkat lebih besar dibandingkan tradisional, yaitu masing-masing sebesar 0,82 kg/trip, 0,16 kg/unit dan 0,61 kg/trip, 0,12 kg/unit dengan kenaikan persentase rata-rata produksi krendet bertingkat sebesar 33,86%.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>krustasea, perangkap krendet bertingkat, produktivitas</p> Zulkarnain ., Mochammad Riyanto, Daffa Prayudha, Fis Purwangka Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54342 Wed, 01 May 2024 00:00:00 +0700 TINGKAT KESESUAIAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PURSE SEINE DI PPN SIBOLGA TERHADAP REGULASI PENGELOLAAN PERIKANAN https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54896 <p>Adanya regulasi pengenaan sanksi bagi pelaku pelanggaran terhadap ketentuan kesesuaian jalur dan daerah penangkapan ikan, ternyata belum sepenuhnya ditaati oleh kapal penangkap ikan yang berpangkalan di PPN Sibolga. Jumlah pelanggaran yang dilakukan kapal <em>purse seine </em>berdasarkan kategori ukuran yaitu ukuran 30-100 GT sebanyak 34 pelanggaran dan ukuran 100-200 GT sebanyak 23 pelanggaran. Menganalisis status dan kesesuaian daerah penangkapan ikan <em>purse seine</em> di PPN Sibolga pada regulasi pengelolaan perikanan merupakan tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga dari bulan Januari-Maret 2024. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode yang digunakan adalah deskriptif. Responden adalah nahkoda dan mualim kapal <em>purse seine</em>. Penentuan sampel pada penelitian secara <em>incidental sampling</em>. Analisis data menggunakan skoring dan pembobotan serta komparasi. Pada hasil status dan kesesuaian daerah penangkapan ikan (DPI) potensial, jalur penangkapan &lt;12 mil untuk nelayan <em>purse seine</em> pelagis kecil pukat rapat dengan ukuran kapal 30-100 GT tergolong potensial karena alat tangkap tersebut hanya mampu dioperasikan di jalur penangkapan &lt;12 mil dan ikan yang menjadi target penangkapan melimpah di wilayah tersebut. Namun jalur penangkapan &lt;12 mil bagi kapal berukuran 30-100 GT, tidak sesuai dengan regulasi PERMEN KP No. 58 tahun 2020 yang menyatakan bahwa kapal &gt;30 GT memiliki jalur penangkapannya &gt; 12 mil. Sementara itu daerah penangkapan ikan potensial untuk nelayan <em>purse seine</em> pelagis kecil pukat tongkol berukuran 30-100 GT dan nelayan kapal <em>purse seine</em> pelagis besar pukat tongkol berukuran 100-300 GT telah sesuai dengan regulasi PERMEN KP No. 58 tahun 2020.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>DPI potensial, kesesuaian, pukat rapat, regulasi</p> Boris Frans Edberg Simanjuntak, Soraya Gigentika, Agnes Puspitasari Sudarmo Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54896 Fri, 10 May 2024 00:00:00 +0700 KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI UKURAN HASIL TANGKAPAN DOMINAN PUKAT CINCIN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI MUNCAR BANYUWANGI https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54969 <p>Muncar merupakan salah satu tempat pendaratan ikan lemuru terbesar di Banyuwangi. Ikan lemuru banyak ditangkap dengan menggunakan <em>purse seine</em>. Pada penangkapan ikan dengan menggunakan <em>purse seine</em>, lemuru merupakan target penangkapan sedangkan ikan lainnya merupakan hasil tangkapan sampingan (<em>bycatch</em>). Beberapa peneliti menunjukkan bahwa hasil tangkapan sampingan (<em>bycatch</em>) merupakan salah satu penyebab menipisnya stok ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasil tangkapan dan distribusi ukuran hasil tangkapan dominan <em>purse seine</em>. Pengambilan data dilakukan melalui metode sampling hasil tangkapan dominan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar. Data yang diperoleh dari sampling selanjutnya diukur dan dianalisis dengan metode statistic untuk mendapat hasil yang diinginkan. Hasil dari pengamatan di lapang menunjukkan bahwa hasil tangkapan <em>purse seine</em> selama 10 trip penangkapan didominasi oleh ikan lemuru <em>(Sardinella lemuru) </em>dengan jumlah sebanyak 3.360 ekor ikan dengan proporsi sebanyak 77,83% sebagai target spesies dan hasil tangkapan sampingan berupa ikan layang <em>(Decapterus ruselli)</em> sebanyak 596 ekor ikan dengan proporsi sebanyak 13,77%, dan ikan slengseng <em>(Scomber australasicus) </em>sebanyak 363 ekor ikan dengan proporsi sebanyak 8,40%. Ikan lemuru yang tertangkap pada penelitian ini berkisar 12-21 cm. Ukuran dominan ikan lemuru yang tertangkap berkisar antara 14-15 cm sebanyak 2.032 ekor (46,97%) dan yang paling sedikit berada pada ukuran di atas 18 cm dengan jumlah sebanyak 7 ekor ikan (0,16%). Ukuran ikan layang yang tertangkap pada penelitian ini berkisar pada ukuran 13-25 cm. Hasil tangkapan dominan ikan laying yang tertangkap berada pada kisaran 19-20,5 cm yakni sebanyak 255 ekor (5,20%) dan hasil tangkapan yang paling sedikit berada pada kisaran 23,5-25 cm dengan jumlah sebanyak 1 ekor (0,02%). Ukuran hasil tangkapan ikan slengseng pada penelitian ini berkisar antara 13-28 cm. Dominan hasil tangkapan ikan slengseng berada pada ukuran 23-25 cm dengan jumlah sebanyak 143 ekor ikan. Adapun hasil tangkapan yang paling sedikit berada pada kisaran ukuran 27-28 cm dengan jumlah sebanyak 2 ekor ikan (0,04%).</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> distribusi ukuran, hasil tangkapan sampingan, lemuru, <em>purse seine</em></p> Mokhamad Dahri Iskandar, Ratna Purboningrum, Ronny Irawan Wahju Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54969 Mon, 13 May 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS JARINGAN KERJA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (SPB) KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPP TASIKAGUNG, REMBANG https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55556 <p>Surat Persetujuan Berlayar (SPB) adalah dokumen penting yang harus dibawa kapal penangkap ikan saat akan berlayar. Sering terjadinya ketidakpastian waktu penerbitan SPB menjadi masalah bagi kapal yang sudah menjadwalkan keberangkatan sehingga mengakibatkan kerugian. Salah satu upaya untuk mengatasi ketidakpastian waktu yaitu dengan menganalisis jaringan kerjanya. Riset ini bertujuan untuk menerangkan jaringan kerja, menentukan jalur kritis dan menemukan faktor pendukung serta penghambat penerbitan SPB. Tahapan dan waktu penerbitan SPB dianalisis menggunakan jaringan kerja dengan <em>Critical Path Method</em> (CPM). Hasil riset memperlihatkan penerbitan SPB di kantor syahbandar PPP Tasikagung membutuhkan waktu selama 81 menit dan berdasarkan perhitungan CPM dapat diselesaikan selama 56 menit dengan jalur kritis terletak pada kegiatan: 1) Pengajuan melalui aplikasi <em>e</em>-PIT (A), 2) Pemeriksaan dan verifikasi dokumen persyaratan (C), 3) Penyusunan laporan administratif (E), 4) Validasi pemeriksaan administratif, teknis dan nautis (F), 5) Pencetakan SPB (G), 6) SPB diberikan kepada nelayan (H). Faktor-faktor yang memengaruhi penerbitan SPB terdiri dari faktor pendukung (hukum dan koordinasi antara instansi) dan faktor penghambat (sistem teknologi, ketidakcermatan pemohon dan cuaca).</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>CPM, faktor pengaruh, penerbitan SPB</p> Irvan Nur Rokhim, Izza Mahdiana Apriliani, Ine Maulina; Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi Putra Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55556 Mon, 03 Jun 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN PADA KAPAL PUKAT CINCIN PELAGIS KECIL DI PPP BAJOMULYO JUWANA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/51314 <p>Penelitian ini mengkaji tentang manajemen usaha penangkapan ikan pada kapal pukat cincin pelagis kecil. Manajemen usaha penangkapan ikan yang mencangkup keuntungan pendapatan, <em>Contribution Margin</em> (CM), <em>Break Even Point</em> (BEP), <em>Payback Period</em> (PP), <em>Revenue Cost Ratio</em> (R/C) dan <em>Return Of Invesment</em> (ROI) pada kapal pukat cincin pelagis kecil perlu diketahui untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Berdasarkan hasil penelitian keuntungan kotor sebesar Rp1.045.192.000 dan keuntungan bersih sebesar Rp830.561.667. CM didapatkan sebesar Rp1.045.192.000. BEP didapatkan bahwa produksi tangkapan harus mencapai 17.337 kg dengan nilai penjualan mencapai Rp570.956.377. Masa pengembalian atau PP didapat selama 3 tahun 5 bulan. R/C sebesar 1,43. Perhitungan ROI adalah 29%. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka usaha penangkapan ikan pada Kapal pukat cincin pelagis kecil di PPP Bajomulyo termasuk dalam usaha yang menguntungkan sehingga layak untuk dilanjutkan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>analisis finansial, manajemen, pukat cincin</p> Wulandari Sarasati, Ahmad Faiz Sya’roni, Liya Tri Khikmawati Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/51314 Mon, 03 Jun 2024 00:00:00 +0700