ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore <p style="text-align: justify;"><img style="float: left; margin: 0 8px 4px 0;" src="/public/site/images/jurnalalbacore/cover_web_23.png" alt="">Albacore merupakan jurnal ilmiah penelitian perikanan laut dan transportasi maritim dengan jadwal penerbitan tiga kali dalam satu tahun. Jurnal ini menyebarkan informasi ilmiah kepada peneliti, akademisi, praktisi dan pemerhati mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia yang meliputi berbagai aspek seperti teknologi eksploitasi dan eksplorasi, perkapalan dan navigasi, pelabuhan perikanan, keselamatan kerja, tingkah laku ikan, peraturan dan perundangan serta kebijakan, pengelolaan sumberdaya perikanan secara umum, dan transportasi maritim. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berasal dari penelitian atau ulasan akademisi dari berbagai universitas, lembaga pemerintah dan pemerhati permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan transportasi maritim di Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">p-ISSN: 2549-1326&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">e-ISSN: 2655-559X</p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> Departemen PSP IPB en-US ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2549-1326 STRATEGI PENGAWASAN KEGIATAN ILLEGAL FISHING KAPAL IKAN ASING DI SELAT MALAKA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54973 <p>Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi sumberdaya perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Selat Malaka, penyebab kapal ikan asing melakukan penangkapan di perairan tersebut, dan upaya mengurangi <em>illegal fishing</em> oleh kapal ikan asing. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, angket, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan potensi sumber daya perikanan Indonesia di Selat Malaka dari segi volume tangkapan, nilai produksi, dan jumlah kapal ikan. Alasan kapal ikan asing masih melakukan penangkapan antara lain karena minimnya sumber daya perikanan di negara asal, ketidaktahuan akan batas wilayah laut Indonesia, dan lemahnya pengawasan. Upaya untuk mengurangi penangkapan ilegal termasuk peningkatan kualitas kapal pengawas, patroli pengawasan rutin, pengetatan prosedur perizinan dan pengawasan kapal, serta penangkapan kapal asing yang melakukan <em>illegal fishing</em>. Berdasarkan analisis SWOT, terdapat 18 strategi pengawasan kapal ikan asing. Diperlukan peningkatan pengawasan rutin dan penindakan tegas terhadap kapal ikan asing yang melakukan <em>illegal fishing</em> di Selat Malaka.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>illegal fishing</em>, kapal ikan asing, perairan Selat Malaka</p> Adhi Kurniadi Rinda Noviyanti Anak Agung Made Sastrawan Putra Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-01 2024-11-01 8 4 343 360 10.29244/core.8.4.343-360 FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC DENGAN FLAME RETARDANT ATH SEBAGAI MATERIAL LAMINASI KAPAL PERIKANAN BERBAHAN KAYU https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55331 <p>Kapal perikanan berbahan kayu rentan terhadap bahaya kebakaran yang mengancam investasi dan keamanan kapal. Penelitian ini mengusulkan penggunaan <em>fiberglass reinforced plastic (FRP)</em> sebagai laminasi tahan api untuk melapisi lambung kapal kayu. <em>FRP</em> terdiri dari serat gelas yang diperkuat resin <em>Unsaturated Polyester (UP)</em>. Penambahan <em>filler aluminum trihydrate (ATH)</em> pada resin dapat meningkatkan ketahanan api <em>(flame retardant)</em> <em>FRP</em>. Spesimen laminasi <em>FRP</em> dengan berbagai komposisi <em>ATH</em> dibuat dan diuji ketahanan apinya menggunakan standar <em>UL 94 Horizontal</em>. Hasil menunjukkan penambahan <em>ATH</em> meningkatkan ketahanan api secara signifikan, terutama pada konsentrasi 40%, efektif menurunkan laju bakar sampai 8 mm/ min, formulasi penambahan ATH pada laminasi <em>fiberglass</em> berpengaruh positif menambah sifat tahan apinya <em>(flame retardant).</em> Penggunaan yang tepat, dapat menimimalkan kerusakan mayor pada kapal perikanan saat terjadi kebakaran serta memberi waktu lebih kepada petugas pemadam untuk memadamkan api.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>fiberglass reinforced plastic</em>, kapal perikanan berbahan kayu, laminasi, ketahanan api, <em>aluminium trihydrate</em></p> Banar Pujo Wicaksono Maman Hermawan Deni Achmad Soeboer Muhammad Idnillah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-01 2024-11-01 8 4 361 368 10.29244/core.8.4.361-368 ANALISIS PENGKAJIAN STOK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758) DI PERAIRAN BURU UTARA, MALUKU, INDONESIA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/58168 <p>Pengkajian stok ikan cakalang (<em>Katsuwonus pelamis</em>) menjadi langkah kritis dalam memahami dinamika populasi, distribusi, dan potensi tangkap ikan di perairan tersebut. Seiring dengan meningkatnya tekanan eksploitasi di Perairan Buru Utara, studi-studi terkait pengkajian stok ikan cakalang di berbagai wilayah menjadi semakin penting. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis lebih dalam terhadap stok ikan cakalang di perairan WPP 715, Maluku. Data yang dikumpulkan berupa data bulanan diantaranya ukuran panjang ikan cakalang selama bulan Januari-November 2022. Data yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak FiSAT II. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jumlah hasil tangkapan sebanyak 3728 individu dengan ukuran panjang total berkisar antara 25-97 cm. Rekrutmen ikan cakalang (<em>Katsuwonus pelamis</em>) terjadi pada bulan Juni dengan laju mortalitas total (Z) dan laju mortalitas penangkapan (F) masing-masing sebesar 2,52 dan 1,67/tahun dan tingkat eksploitasinya (E) sebesar 0,66 (E&gt;0,5) atau melebihi potensi lestari (<em>over exploited</em>). Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan agar tingkat eksploitasi perlu dibatasi sehingga sumberdaya ikan cakalang di Perairan Buru Utara tetap terjaga.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Cakalang, parameter populasi, perairan Buru Utara, WPP 715</p> Kedswin G. Hehanussa Frentje D. Silooy Julian Tuhumury Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-01 2024-11-01 8 4 369 381 10.29244/core.8.4.369-381 ANALISIS POTENSI BAHAYA TERHADAP KUALITAS IKAN LAYANG DI PIM MUARA BARU JAKARTA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55587 <p>Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, yang terinspirasi oleh Pasar Tsukiji di Tokyo, Jepang, dibuka pada tahun 2019. Salah satu jalur transportasi pelabuhan terdekat yang menyuplai ikan ke PIM Muara Baru adalah Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, memiliki jarak ±2 km. Ikan layang merupakan jenis ikan yang dominan dibongkar di PPS Nizam Zachman yang dikirim ke PIM Muara Baru. Setibanya di PIM Muara Baru, ikan layang tersebut berada dalam kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan moda transportasi pengiriman menggunakan transportasi mobil bak terbuka, terdapat ikan ditempatkan tidak sesuai dengan standar penanganan dalam penyimpanan dan tidak menerapkan persyaratan rantai dingin. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penanganan dan transportasi ikan layang di dermaga PPS Nizam Zachman dan <em>unloading</em> PIM Muara Baru, menghitung tingkat risiko yang mempengaruhi kualitas ikan dan menyusun rekomendasi untuk mencegah penurunan kualitas ikan. Penelitian menggunakan metode <em>Risk Assesment</em> untuk menentukan tingkat risiko mengacu pada kemungkinan terjadi dan keparahan. Hasil penelitian diperoleh 9 aktivitas untuk dua metode transportasi, yang telah teridentifikasi 81 potensi bahaya, dikategorikan risiko tingkat sangat tinggi sebesar 43% selama penanganan dan transportasi. Upaya perbaikan yang dilakukan meliputi pembuatan prosedur operasi standar keselamatan, penerapan sanksi bagi pelanggar, serta <em>monitoring</em> dan evaluasi tahunan oleh instansi yang berwenang.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>ikan layang, penanganan, penilaian risiko, pengujian organoleptik, transportasi</p> Dyah Ayu Tiaraningtyas Yopi Novita Fis Purwangka Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-15 2024-11-15 8 4 383 398 10.29244/core.8.4.383-398 PENGGUNAAN PERBEDAAN WARNA LAMPU PADA PENGOPERASIAN JARING POCONG TERHADAP HASIL TANGKAPAN BENUR LOBSTER (PUERULUS) https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/59754 <p>Sebagai alat tangkap yang bersifat pasif, pocongan menjadi <em>shelter </em>bagi benur lobster. Bahan pembuat pocongan adalah jaring nilon monofilamen <em>mesh size</em> 1 <em>inch</em> dengan tinggi jaring 1,5-2 m. Pocongan dioperasikan pada malam hari dengan bagan apung atau perahu dan menggunakan cahaya lampu LED warna putih, baik permukaan maupun bawah air.&nbsp; Tujuan penelitian ini untuk menentukan komposisi hasil tangkapan benur lobster sebagai hasil tangkapan utama dan juvenil lainnya sebagai <em>by-catch</em> dan menentukan pengaruh penggunaan cahaya lampu LED warna kuning dan putih pada pengoperasian alat tangkap pocongan. Kegiatan <em>experimental fishing</em> dilakukan selama 10 trip dengan 2 perlakuan (lampu LED warna kuning dan putih) dan 3 unit pocongan untuk setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lampu warna kuning memberikan jumlah hasil tangkapan benur lobster lebih banyak dibandingkan dengan lampu putih dan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Penggunaan lampu warna kuning memberikan jumlah hasil tangkapan <em>by-catch</em> lebih sedikit dibandingkan dengan lampu putih.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>bagan apung, benur lobster, nilon monofilamen, pocongan, warna lampu</p> Zulkarnain Sulaeman Martasuganda Sugertiani Fis Purwangka Ronny Irawan Wahju Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-18 2024-11-18 8 4 399 406 10.29244/core.8.4.399-406 FORECASTING PRODUKSI HASIL TANGKAPAN IKAN MANYUNG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KEJAWANAN, KOTA CIREBON https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53819 <p>Produksi ikan manyung di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan cenderung tidak menentu, sementara banyak industri pengolahan dan pasar ikan asin yang membutuhkan pasokan ikan manyung. Penelitian bertujuan mengidentifikasi kondisi produksi dan armada penangkapan ikan manyung, serta menentukan model <em>forecasting</em> yang tepat untuk prediksi produksi hasil tangkapan ikan manyung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, model <em>moving average</em> dan model <em>exponential smoothing</em>. Rata-rata produksi ikan manyung di PPN Kejawanan dalam 15 tahun terakhir mencapai 40,72 ton per tahun. Armada penangkapan ikan manyung di PPN Kejawanan adalah armada <em>bouke ami</em>, <em>purse seine, gill net oseanic, cast net </em>dan pancing cumi. Armada <em>bouke ami</em> merupakan yang paling banyak digunakan dengan rasio trip penangkapan mencapai 72%. Model <em>exponential smoothing</em> α=0,3 merupakan model yang paling tepat untuk mempredikasi produksi hasil tangkapan ikan manyung di PPN Kejawanan. Setelah divalidasi, hasil prediksi model tersebut terhadap produksi ikan manyung adalah 45,26 ton untuk 2020, 31,68 ton untuk tahun 2021, 43.22 ton untuk tahun 2023, dan 56,04 ton untuk tahun 2024.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>bouke ami</em>, industri, model <em>exponential smoothing</em>, model <em>moving average</em>, perikanan</p> Mustaruddin M Luthfi Zayyan Thomas Nugroho Retno Muninggar Gondo Puspito Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-11-22 2024-11-22 8 4 407 415 10.29244/core.8.4.407-415 EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS BONGKAR MUAT PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PALABUHANRATU DALAM MENUNJANG PENANGKAPAN IKAN TERUKUR https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/59513 <p>Penangkapan ikan terukur adalah penangkapan ikan yang proporsional dan terkendali yang dilakukan di zona penangkapan ikan terukur. Riset ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan di PPN Palabuhanratu dalam menunjang penangkapan ikan terukur, serta mengevaluasi tingkat penggunaan dermaga melalui perhitungan BOR di PPN Palabuhanratu dalam menunjang penangkapan ikan terukur. Berdasarkan riset diperoleh tingkat pemanfaatan dermaga di PPN Palabuhanratu dari tahun 2019-2023 untuk dermaga 1 yaitu &gt;100%, yang berarti kapasitas dermaga 1 sudah sangat termanfaatkan sehingga tidak dapat menunjang penangkapan ikan terukur. Persentase tingkat pemanfaatan dermaga 2 yaitu &lt;100%, yang berarti kapasitas dermaga 2 belum sepenuhnya termanfaatkan sehingga masih dapat menunjang penangkapan ikan terukur. Tingkat pemanfaatan fasilitas kolam pelabuhan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2019-2023 untuk kolam 1 dan kolam 2 yaitu &lt;100%, yang berarti kolam 1 dan 2 belum sepenuhnya termanfaatkan sehingga masih dapat menunjang penangkapan ikan terukur. Nilai BOR di PPN Palabuhanratu dari tahun 2019-2023 untuk dermaga 1 dan 2 yaitu &lt;55%. Nilai BOR tersebut tidak melebihi standar nilai BOR yang disarankan UNCTAD. Sehingga, dermaga 1 dan 2 masih dapat melayani arus kapal dan aktivitas bongkar muat dengan baik, serta masih dapat menunjang penangkapan ikan terukur.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>berth occupancy ratio</em>, dermaga bongkar, kolam pelabuhan</p> Reanita Juhaeriah Surahmat Alexander Muhammad Akbar Khan Izza Mahdiana Apriliani Lantun Paradhita Dewanti Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-12-02 2024-12-02 8 4 417 428 10.29244/core.8.4.417-428 POLA SEBARAN DAN OPERASI PENANGKAPAN IKAN PADA ALAT TANGKAP BAGAN APUNG DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/57918 <p>Operasi penangkapan alat tangkap bagan apung memiliki hubungan yang erat dengan persebarannya, karena sebaran bagan apung dapat memengaruhi hasil tangkapan ikan. Seiring dengan perkembangan teknologi citra satelit dapat dimanfaatkan untuk pemantauan sebaran alat tangkap bagan apung. Riset ini bertujuan untuk menentukan pola sebaran bagan apung di perairan Teluk Palabuhanratu dan mengidentifikasi operasi penangkapan ikan pada alat tangkap bagan apung di perairan Teluk Palabuhanratu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada nelayan. Pengumpulan data sekunder memanfaatkan citra satelit Sentinel-2 pada tahun 2019-2023 di perairan Teluk Palabuhanratu, kemudian hasil rekaman citra satelit di digitasi manual menggunakan <em>software</em> ArcGIS. Titik-titik sebaran alat tangkap bagan apung hasil dari digitasi manual dianalisis menggunakan analisis tetangga terdekat (<em>nearest neighboor analysis</em>) yang hasilnya berupa indeks T. Hasil analisis tetangga terdekat (indeks T) di perairan Teluk Palabuhanratu pada tahun 2019-2023 adalah 1,23, 1,09, 1,14, 0,90, dan 0,95 yang berarti selama 5 tahun pola sebaran alat tangkap bagan apung di perairan Teluk Palabuhanratu adalah acak. Pengoperasian bagan apung terdiri dari persiapan, perjalanan menuju <em>fishing ground</em>, penurunan jaring (<em>setting</em>), penarikan jaring (<em>hauling</em>), dan perjalanan kembali menuju <em>fishing base</em>. Operasi penangkapan ikan dilakukan dalam <em>one day fishing</em>. Hasil tangkapan bagan apung di perairan Teluk Palabuhanratu mencakup ikan pelagis kecil.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong>&nbsp;analisis tetangga terdekat, citra satelit, ikan pelagis kecil</p> Ardan Praja Lantun Paradhita Dewanti Izza Mahdiana Apriliani Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi Putra Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-12-02 2024-12-02 8 4 429 439 10.29244/core.8.4.429-439 KERENTANAN NELAYAN PAYANG (BOAT SEINE) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/59558 <p>Salah satu kelompok usaha perikanan tangkap skala kecil adalah perikanan payang. Kapal payang di Teluk Palabuhanratu dioperasikan pada siang hari oleh 10-16 nelayan. Faktor musim ikan yang selalu berubah, rendahnya akses IPTEKs dan rendahnya jenjang pendidikan nelayan diduga penyebab pendapatan nelayan payang yang tidak menentu dan cenderung semakin kecil dan dapat melemahkan aspek keberlanjutan usaha perikanan payang. Kegiatan penelitian yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023 di Palabuhanratu, Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengukur faktor-faktor kerentanan nelayan payang di PPN Palabuhanratu. Metode penelitian adalah wawancara dengan kuesioner yang menggunakan instrumen <em>FLIRES check. </em>Pengambilan data menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> dengan analisis deskriptif, tabulasi data, dan analisis <em>leverage</em>. Hasil penelitian menunjukkan kapal payang di PPN Palabuhanratu berukuran 5 GT, menggunakan mesin motor tempel 40 PK, dan alat tangkap berukuran &gt;200 meter dengan mata jaring yang berbeda setiap bagiannya. Pengoperasian payang masih tradisional dengan metode <em>one day fishing</em> dan daerah penangkapan yang tersebar di Teluk Palabuhanratu dan sekitarnya. Urutan faktor yang paling <em>resilience</em> hingga yang paling rentan adalah faktor alam, fisik, kelembagaan, keuangan, SDM, sosial. Nelayan payang berada pada status cukup <em>resilience</em> dengan nilai rata sebesar 2,45 untuk pemilik kapal dan 2,21 untuk ABK. Rekomendasi yang dapat diterapkan untuk perikanan payang adalah penggunaan alat bantu penangkapan dalam teknik penangkapan ikan, seperti rumpon dan /atau lampu untuk operasi penangkapan malam hari dan diberikan edukasi serta pelatihan yang dapat dilakukan oleh dinas terkait setempat.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>kerentanan nelayan, Palabuhanratu, payang</p> Zulkarnain Fis Purwangka Firman Maulana Ronny Irawan Wahju Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-12-04 2024-12-04 8 4 441 454 10.29244/core.8.4.441-454 KEKUATAN PUTUS (BREAKING STRENGTH) BENANG JARING ‘PA MONOFILAMEN’ DENGAN WARNA JARING YANG BERBEDA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/57542 <p>Jaring merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan di perairan Indonesia. Jaring yang terbuat dari bahan sintesis lebih memiliki keunggulan dibandingkan dengan jaring yang menggunakan bahan serat alami. Namun demikian karena proses penyinaran matahari yang terjadi dalam waktu yang lama kekuatan putus (<em>breaking strength</em>) jaring sintetis dapat menurun. Kekuatan putus jaring mengalami penurunan karena penyinaran sinar matahari dipengaruhi oleh warna jaring. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan putus jaring yang menggunakan warna yang berbeda, menentukan pengaruh lama penyinaran terhadap kekuatan putus jaring, dan menentukan pengaruh lokasi penyimpanan terhadap kekuatan putus jaring. Penelitian ini menggunakan uji non-parametrik Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney untuk menganalisis kekuatan putus jaring pada perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna jaring, lama penjemuran dan lokasi penyimpanan di ruang terbuka dan tertutup secara statistik signifikan berbeda nyata. Penurunan nilai kekuatan putus jaring di ruang terbuka untuk warna abu-abu, biru, merah muda, dan oranye masing-masing sebesar 80%, 78%, 89%, dan 76%. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney terhadap warna jaring yang berbeda disimpan di bawah sinar matahari dan disimpan pada ruang tertutup diperoleh nilai yang berbeda nyata untuk semua warna jaring. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi penyimpanan mempunyai pengaruh nyata terhadap kekuatan putus jaring. Secara rinci hasil uji Mann-Whitney untuk warna yang berbeda yang diletakkan pada lokasi penyimpanan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>jaring PA, kekuatan putus, penyimpanan, sinar matahari, warna</p> Erny Herawati Mokhamad Dahri Iskandar Ronny Irawan Wahyu Isnain Qodri Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-12-05 2024-12-05 8 4 455 465 10.29244/core.8.4.455-465