ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore <p style="text-align: justify;"><img style="float: left; margin: 0 8px 4px 0;" src="/public/site/images/jurnalalbacore/cover_web_23.png" alt="">Albacore merupakan jurnal ilmiah penelitian perikanan laut dan transportasi maritim dengan jadwal penerbitan tiga kali dalam satu tahun. Jurnal ini menyebarkan informasi ilmiah kepada peneliti, akademisi, praktisi dan pemerhati mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia yang meliputi berbagai aspek seperti teknologi eksploitasi dan eksplorasi, perkapalan dan navigasi, pelabuhan perikanan, keselamatan kerja, tingkah laku ikan, peraturan dan perundangan serta kebijakan, pengelolaan sumberdaya perikanan secara umum, dan transportasi maritim. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berasal dari penelitian atau ulasan akademisi dari berbagai universitas, lembaga pemerintah dan pemerhati permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan transportasi maritim di Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">p-ISSN: 2549-1326&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">e-ISSN: 2655-559X</p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> Departemen PSP IPB en-US ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2549-1326 PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN UNTUK BAGAN TANCAP MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI KABUPATEN KARAWANG https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/57744 <p>Padat dan tingginya aktivitas di wilayah pesisir Dusun Tangkolak mengakibatkan tekanan dan turut menjadi penyumbang sampah serta pencemaran di wilayah perairan pesisir Dusun Tangkolak. Selain itu, musibah terjadinya tumpahan minyak yang disebabkan oleh bocornya pipa Pertamina yang berada di kawasan perairan pantai wilayah Karawang juga menyebabkan terjadinya pencemaran perairan di kawasan pesisir Karawang. Dampak tersebut kemudian menyebabkan terjadinya degradasi daerah penangkapan ikan dan pergeseran daerah penangkapan ikan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menduga wilayah perairan yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bagan tancap di wilayah pesisir Dusun Tangkolak, Kabupaten Karawang. Pelaksanaan penelitian selama enam bulan (Maret-Agustus 2021). Data penelitian dikumpulkan secara <em>insitu</em> untuk parameter oseanografi yaitu suhu, salinitas, pH, sedangkan pendugaan daerah penangkapan ikan dikumpulkan melalui data citra satelit Aqua Modis untuk parameter suhu dan klorofil-a. Analisis dilakukan secara spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dugaan wilayah potensial penangkapan ikan adalah pada koordinat -5.836<sup>0 </sup>LU 107.508<sup>0 </sup>BT sampai dengan -5.944<sup>0 </sup>LU 107.709<sup>0 </sup>BT pada bulan Maret dan -5.561<sup>0 </sup>LU 107.551<sup>0 </sup>BT sampai dengan -5.962<sup>0 </sup>LU 107.754<sup>0 </sup>BT pada bulan April. Sedangkan bulan Mei sampai dengan Agustus adalah bulan paceklik untuk nelayan bagan di Karawang.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>aqua modis, bagan tancap, daerah penangkapan ikan, Karawang</p> Ully Wulandari Beta Indi Sulistyowati Suharyanto Kadi Istrianto Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 235 243 10.29244/core.8.3.235-243 ANALISIS KUALITAS AIR SEBAGAI INDIKATOR PELABUHAN PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI PPN MUARA ANGKE https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55909 <p>PPN Muara Angke adalah salah satu sentral perikanan yang memenuhi kebutuhan ikan Provinsi DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya. Kegiatan perikanan, pembuangan limbah cair langsung ke kolam pelabuhan dan adanya sampah di kolam pelabuhan, apabila terus dibiarkan dapat menimbulkan penurunan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas air di pelabuhan sebagai salah satu indikator pelabuhan perikanan yang berwawasan lingkungan (<em>eco-fishing port</em>). Data kualitas air diambil dua kali pada bulan Oktober dan Desember 2023 pada 4 stasiun. Parameter kualitas air yang diukur secara in situ adalah salinitas, kecerahan, suhu, keberadaan sampah dan lapiran minyak. Selanjutnya parameter TSS, amonia total (NH<sub>3</sub>-N), surfaktan, raksa (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb) dan total <em>coliform</em> diukur di laboratorium PT. Unilab Perdana. Data kualitas air hasil pemeriksaan dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk pelabuhan perikanan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Penghitungan Indeks pencemaran bagi peruntukan air (Plj) mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. Hasil survei parameter yang sesuai dengan baku mutu adalah TSS, suhu, salinitas, pH, surfaktan, raksa, kadmium, timbal dan total <em>coliform</em> sedangkan yang telah melebihi baku mutu adalah kecerahan, lapisan minyak, sampah dan amonia total. Hasil penghitungan indeks pencemaran berkisar 1,054-2,645 yang berarti termasuk dalam kategori tercemar ringan sehingga PPN Muara Angke perlu melakukan perbaikan agar dapat dinyatakan sebagai pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Ec</em><em>o-fishing port, </em>indeks pencemaran, kualitas air</p> Lina Liana Meuthia Aula Jabbar Moch Nurhudah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 245 254 10.29244/core.8.3.245-254 NILAI EKONOMI EKOSISTEM KARANG PULAU PARI DAN PENGELOLAAN BERKELANJUTAN https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56245 <p>Terumbu karang Pulau Pari Kepulauan Seribu berperan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata, namun tidak terlepas dari ancaman kerusakan akibat aktivitas manusia dan dampak perubahan iklim. Nilai ekonomi dan pengelolaan berkelanjutan diperlukan agar jasa ekosistem dapat dimanfaatkan secara terus-menerus hingga dimasa mendatang. Tujuan dari penelitian ini untuk menduga nilai ekonomi karang dan karakteristik masyarakat yang berpengaruh terhadap nilai ekonomi, serta menentukan strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Metode survey digunakan dalam pengumpulan data dengan kuisioner dan observasi. Nilai ekonomi ekosistem dianalisis menggunakan C<em>ontingent Valuation Method </em>untuk mengukur nilai WTP masyarakat atas jasa ekosistem. Karakteristik masyarakat yang berpengaruh terhadap nilai ekonomi karang menggunakan model regresi linier berganda. Analisis program berkelanjutan menggunakan <em>Analytical Hierarchy Process</em> untuk menghasilkan alternatif prioritas. Hasil penelitian diperoleh besaran nilai WTP masyarakat atas jasa ekosistem Rp9.500 dengan nilai total WTP Rp384.750.000 per tahun sebagai nilai ekonomi karang. Karakteristik masyarakat yang berpengaruh adalah pendapatan, artinya pendapatan yang meningkat maka meningkat pula nilai ekonomi ekosistem karang. Analisis AHP menunjukkan strategi pemberdayaan masyarakat sebagai alternatif prioritas sehingga direkomendasikan sebagai strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Program pelatihan dan pendampingan masyarakat diperlukan dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>kesediaan membayar, pengelolaan berkelanjutan, Pulau Pari</p> Achyar Naufalzuhdi Gatot Yulianto Kastana Sapanli Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 255 266 10.29244/core.8.3.255-266 SEBARAN SPASIO-TEMPORAL SPL DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN WPP 713 (STUDI KASUS PERAIRAN KAB. SINJAI, KAB. BULELENG, KAB. KOTABARU, DAN KOTA MAKASSAR) https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52279 <p>Suhu permukaan laut dan klorofil-a menjadi parameter penting untuk mengetahui kondisi oseanografi di suatu perairan. Metode dalam pendeteksian sebaran spasio-temporal di suatu perairan salah satunya dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran spasio-temporal di WPP 713. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan data dengan metode penginderaan jauh untuk menganalisis parameter oseanografi yang digunakan. Data penelitian meliputi SPL dan klorofil-a yang diperoleh dari citra satelit Aqua-MODIS periode bulan Desember 2021 sampai November 2022. Hasil dari penelitian ini yaitu sebaran SPL dan klorofil-a di perairan WPP 713 pada setiap bulannya dikatakan subur dan hangat, berdasarkan dari klasifikasi sebaran dari bulan Desember 2021 sampai November 2022 di setiap wilayah studi kasus.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>oseanografi, penginderaan jauh, sumberdaya perikanan</p> Izza Mahdiana Apriliani Lantun Paradhita Dewanti Pringgo KDNY Putra Irvan Nur Rokhim Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 267 274 10.29244/core.8.3.267-274 ANALISIS SUSTAINABLE LIVELIHOOD NELAYAN SUKU BAJO DI KAMPUNG WURING KECAMATAN ALOK BARAT KABUPATEN SIKKA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55162 <p>Masyarakat nelayan suku Bajo Kampung Wuring merupakan salah satu bagian masyarakat pesisir yang bisa beradaptasi dan mampu memanfaatkan sumberdaya perikanannya. Namun mayoritas nelayan suku Bajo masih hidup serba keterbatasan terutama nelayan kecil dan buruh nelayan. Nelayan suku Bajo masih memiliki masalah dengan keberlanjutan hidupnya dari masalah sosial, ekonomi dan lingkungan serta dampak perubahan iklim. Perubahan iklim seperti permukaan air laut naik, gelombang tinggi, hujan deras dan badai sangat mempengaruhi keberlanjutan hidup nelayan suku Bajo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status aset <em>sustainable livelihood</em> suku Bajo di Kabupaten Sikka. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2023 di Kampung Wuring Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Metode penelitian yang digunakan analisis <em>sustainable livelihood</em> adalah <em>Multiaspect Sustainability Analysis</em> (MSA) untuk menilai status keberlanjutan. Hasil penelitian dalam analisis status sustainable livelihood nelayan suku Bajo di Kampung Wuring dengan total nilai rata-rata sebesar 48,3. Sustainability nilai yang tertinggi adalah aspek <em>human capital</em> (73,4), <em>social capital</em> (73,4) dan <em>economic and financial capital</em> (53,4), sedangkan aspek yang terendah adalah <em>physical capital</em> (40) dan <em>natural capital</em> (26,6). Sehinga perlu perhatian khusus terhadap fakor <em>natural capital</em> kerena memiliki nilai status kurang berkelanjtan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>capital, keberlanjutan, nelayan, suku Bajo</p> Sofian Ibrahim Kastana Sapanli Suhana Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 275 287 10.29244/core.8.3.275-287 PEMANFAATAN PERIKANAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN LARANTUKA KABUPATEN FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/55828 <p>Perikanan layang (<em>Decapterus</em> spp) adalah jenis hasil tangkapan dengan nilai finansial tinggi bagi masyarakat Flores Timur. Berdasarkan data produksi yang diperoleh pada periode 2017-2022, ikan layang tercatat sebagai hasil tangkapan terbanyak oleh nelayan pukat cincin jika dibandingkan dengan jenis ikan pelagis kecil yang lainnya. Maka dilakukan penelitian terhadap pemanfaatan ikan layang di perairan Larantuka dengan tujuan mengetahui nilai pemanfaatan sumberdaya dengan menggunakan kajian bioekonomi model Gordon-Schaefer. Teknik penelitian yang dipakai adalah analisis deskriptif dengan melibatkan informasi pengelolaan ikan layang tahun 2017-2022 dengan perolehan informasi seperti upaya dan hasil tangkapan ikan layang serta informasi penting seperti biaya penjualan dan biaya fungsional. Hasil pengujian bioekonomi model Gordon-Schaefer terhadap ikan layang menunjukkan nilai C<sub>MSY</sub> sebesar 705.826 kg/tahun dan upaya penangkapan sebanyak 1.278 trip/alat tangkap, nilai C<sub>MEY</sub> sebesar 686.875 kg/tahun terlebih lagi upaya tangkapannya bertambah 1.069 trip/alat tangkap dan COAE senilai 386.817 kg/tahun dengan jumlah upaya tangkap 2.137 trip/alat tangkap, sedangkan laju pemanfaatan ikan layang (<em>Decapterus</em> spp) di perairan Larantuka telah mencapai angka 103% dengan klasifikasi pemanfaatan berlebihan dan tingkat pengupayaan dengan angka 41%. Berdasarkan hasil eksplorasi, terdapat tiga jenis ikan layang di perairan Larantuka, yaitu ikan layang ekor biru (<em>Decapterus macarellus</em>), ikan layang deles (<em>Decapterus macrosoma</em>), dan ikan layang ekor merah (<em>Decapterus akaadsi</em>).</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>bioekonomi Gordon-Schaefer, ikan layang, pukat cincin</p> Mathilda Kurman Suharyanto Mulyono S. Baskoro Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 289 302 10.29244/core.8.3.289-302 STATUS PENGELOLAAN IKAN TERI DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI PERAIRAN PANTAI BARAT SUMATERA UTARA BERBASIS PENDARATAN BAGAN TANCAP https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/52962 <p>Penangkapan ikan teri yang terus menerus dilakukan secara intens oleh nelayan bagan di Sibolga dan Tapanuli Tengah dengan tanpa adanya pengelolaan dan pengaturan yang baik, akan menimbulkan akibat yang kurang baik kedepannya khususnya pada keberlanjutan sumberdaya perikanan ikan teri itu sendiri. Salah satu solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi timbulnya permasalahan seperti yang disebutkan di atas adalah dengan melakukan pengelolaan terhadap sumberdaya ikan teri, sehingga kedepannya tetap berkelanjutan. Salah satu métode yang paling banyak digunakan untuk pengelolaan adalah menggunakan métode EAFM (<em>Ecosystem Approach to Fisheries Management</em>). Mengevaluasi status pengelolaan dan merumuskan tindakan aksi pengelolaan untuk sumberdaya ikan teri di Sibolga dan Tapanuli Tengah menjadi tujuan yang ingin dicapai. Kelurahan Hajoran, Kelurahan Muara Nibong, Kelurahan Lubuk Tukko, dan Desa Mela I merupakan lokasi penelitian berlangsung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik survei secara langsung di lapangan. Baik <em>purposive</em> maupun <em>accidental</em> <em>sampling</em> adalah metode pengambilan sampel. Metode EAFM digunakan untuk analisis. Pengelolaan sumber daya ikan teri yang bergantung pada alat tangkap bagan tancap di Sibolga dan Tapanuli Tengah termasuk dalam kategori "baik", yang berarti bahwa mereka harus digunakan dengan hati-hati. Tindakan pengelolaan harus diperbaiki untuk beberapa nilai indikator, seperti penurunan tren CPUE. Untuk mengontrol upaya penangkapan bagan tancap, disarankan untuk mengatur jumlah alat tangkap dan membatasi kuota penangkapan. Karena banyaknya yuwana yang tertangkap dan pecahnya jarak, perlu diterapkan sistem buka tutup (<em>open close system</em>) pada musim tertentu dan mengatur jarak penempatan bagan tancap.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>bagan tancap, EAFM, ikan teri, Sibolga-Tapanuli Tengah</p> Zakyatul Muna Herman Sarumaha Muhammad Aidil Huda Ricky Winrison Fuah Moch. Ricky Dariansyah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 303 311 10.29244/core.8.3.303-311 MANAJEMEN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE DI PPS NIZAM ZACHMAN (STUDI KASUS PADA KAPAL KM. MEKAR KENCANA 03) https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54498 <p>Setiap operasi penangkapan ikan tidak terlepas dari proses manajemen yang dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan (<em>planning</em>), pengorganisasian (<em>organizing</em>), pelaksanaan (<em>actuating</em>) dan pengendalian (<em>controlling</em>) agar ketercapaian penangkapan ikan dapat dipenuhi. <em>Purse seine</em> merupakan alat tangkap yang menghasilkan produksi perikanan yang paling tinggi di PPS Nizam Zachman Jakarta. Kajian mengenai proses manajemen operasi penangkapan masih terbatas sehingga perlu dilakukan kajian mengenai manajemen operasional penangkapan pada KM. Mekar Kencana 03 di PPS Nizam Zachman Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi kegiatan penangkapan ikan di KM. Mekar Kencana 03 dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Persiapan keberangkatan dilakukan 30 menit sebelum keberangkatan. Jumlah anak buah kapal saat melakukan penangkapan di laut minimal sebanyak 32 orang termasuk nakhoda. Perbekalan disiapkan sesuai dengan jumlah awak kapal. Kondisi kapal harus dipantau seperti mesin induk dan mesin gardan. Dokumen perizinan kapal harus disiapkan, pengecekan alat tangkap dan pengecekan alat navigasi kapal juga dilakukan. Pengawasan operasi penangkapan dilakukan langsung oleh pemilik kapal yang berperan sebagai nakhoda kapal.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>manajemen, operasional, <em>purse seine</em>, PPS Nizam Zachman</p> Ratih Purnama Sari Toratno Yaser Krisnafi Kadi Istrianto Untung Prasetyono Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-01 2024-08-01 8 3 313 318 10.29244/core.8.3.313-318 BIORITME SIDAT (Anguilla bicolor) DAN PREFERENSINYA TERHADAP PERBEDAAN UMPAN PADA KONDISI LABORATORIUM https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/53979 <p>Sidat merupakan ikan katadromus yang bersifat nokturnal. Permintaan terhadap sidat meningkat dari tahun ke tahun yang mengakibatkan usaha budidaya dan penangkapan di alam juga semakin meningkat. Nelayan dalam melakukan penangkapan menggunakan kebiasaan dan pengalaman dalam penggunaan umpan dan waktu penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bioritme sidat dalam mencari makan dan respon sidat terhadap umpan yang berbeda. Umpan yang digunakan yaitu pasta, ikan lemuru, dan cacing tanah. Pengamatan bioritme dan respon terhadap umpan dilakukan dengan metode observasi secara langsung di laboratorium. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas sidat banyak terjadi pada sore hingga malam hari. Pada jam 16.30 WIB dan jam 01.00 WIB sidat banyak keluar dari <em>shelter</em> dan aktif berenang. Waktu yang dibutuhkan sidat untuk menghampiri umpan pasta pada jarak 50 cm rata-rata 19,8 detik. Waktu yang dibutuhkan sidat untuk menghampiri umpan cacing pada jarak 100 cm rata-rata 38,8 detik. Jenis umpan pasta dan cacing tanah direspon sidat dengan waktu yang lebih cepat.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> aktif, bioritme, umpan, sidat</p> Wazir Mawardi Ronny Irawan Wahju Mochammad Riyanto Zulkarnain Ayu Himatul Uliyah Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-04 2024-08-04 8 3 319 329 10.29244/core.8.3.319-329 ESTIMASI SUPLAI AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/54819 <p>Kebutuhan air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer bagi pengguna yang beraktivitas di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPSNZ) Jakarta. Besarnya kebutuhan air yang harus terpenuhi di pelabuhan menjadikan pengelola lebih memperhatikan kuantitas dan kualitas air bersih yang disediakan. Permasalahan terkait air bersih yang dihadapi PPSNZJ adalah belum adanya informasi yang menjelaskan ketersediaan dan kualitas air bersih di PPSNZJ dikaitkan dengan kekritisan air. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kebutuhan, ketersediaan dan indeks kekritisan air bersih untuk menunjang kegiatan operasional di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta; dan menghitung kualitas air bersih yang digunakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan penentuan responden dilakukan secara <em>purposive</em>. Analisis data menggunakan indeks kekritisan air, dan analisis STORET. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan air bersih di PPSNZJ adalah 861478.1278 m3, ketersediaan air bersih adalah 885766.9 m3 serta persentase kekritisan air bersih di PPSNZJ sebesar 103% yakni air bersih yang berada di kawasan PPSNZJ tersebut tidak mengalami krisis air dan air bersih mencukupi untuk kebutuhan pengguna kawasan. Kualitas air bersih yang berada di PPSNZJ berdasarkan perhitungan STORET menunjukkan kualitas yang baik yaitu skor bernilai 0 atau sesuai baku mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang air bersih.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>indeks kekritisan air, kebutuhan, ketersediaan, kuantitas, kualitas</p> Retno Muninggar Nawan Sitimarwah Ibrahim Akhmad Solihin Julia Eka Astarini Copyright (c) 2024 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2024-08-20 2024-08-20 8 3 331 342 10.29244/core.8.3.331-342