https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/issue/feedALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut2025-02-05T18:00:01+07:00Budhi Hascaryo Iskandarbhascaryo.iskandar@gmail.comOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><img style="float: left; margin: 0 8px 4px 0;" src="/public/site/images/jurnalalbacore/cover_web_23.png" alt="">Albacore merupakan jurnal ilmiah penelitian perikanan laut dan transportasi maritim dengan jadwal penerbitan tiga kali dalam satu tahun. Jurnal ini menyebarkan informasi ilmiah kepada peneliti, akademisi, praktisi dan pemerhati mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia yang meliputi berbagai aspek seperti teknologi eksploitasi dan eksplorasi, perkapalan dan navigasi, pelabuhan perikanan, keselamatan kerja, tingkah laku ikan, peraturan dan perundangan serta kebijakan, pengelolaan sumberdaya perikanan secara umum, dan transportasi maritim. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berasal dari penelitian atau ulasan akademisi dari berbagai universitas, lembaga pemerintah dan pemerhati permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan transportasi maritim di Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">p-ISSN: 2549-1326 </p> <p style="text-align: justify;">e-ISSN: 2655-559X</p> <p style="text-align: justify;"> </p>https://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56026KEANEKARAGAMAN JENIS DAN MORFOMETRIK HIU YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG LUAR, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NTB2025-02-03T18:50:03+07:00Galuh Parwatigaluhparwaty355@gmail.comSoraya Gigantikagigentika@unram.ac.idAyu Adhita Damayantiayudamayanti@unram.ac.idSitti Hilyanasittihilyana@unram.ac.id<p>Hiu memiliki peran yang penting dalam keseimbangan ekosistem, namun aktivitas penangkapan hiu dengan ukuran yang belum layak tangkap dapat menyebabkan kepunahan bagi hiu. Oleh sebab itu, perlu dilakukan identifikasi mengenai pemanfaatan jenis dan ukuran hiu yang ditangkap nelayan. Pelabuhan Perikanan (PP.) Tanjung Luar merupakan lokasi pendaratan hiu yang terbesar di Provinsi NTB sehingga merupakan lokasi penelitian yang ideal mengenai pendaratan hiu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman jenis,status konservasi, distribusi panjang, dan rasio jenis kelamin hiu yang didaratkan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan November 2023 dan Februari-Maret 2024. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengukuran langsung terhadap panjang hiu dan wawancara dengan nelayan, sedangkan data sekunder pada penelitian ini dikumpulkan dari FIP2B Provinsi NTB. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari keanekaragaman jenis dan status konservasi, analisis distribusi panjang, serta analisis rasio jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman hiu pada tahun 2022 termasuk dalam kategori sedang, serta pada bulan November 2023 dan Februari-Maret 2024 termasuk dalam kategori keanekaragaman tinggi. Ukuran panjang 3 hiu yang mendominasi yaitu <em>Carcharhinus falciformis</em>, <em>Galeocerdo cuvier</em>, dan <em>Sphyrna lewini </em>hampir seluruhnya berada di bawah <em>length of maturity </em>(Lm). Untuk rasio jenis kelamin, rasio jenis kelamin pada tahun 2022 dalam kondisi yang seimbang, sedangkan pada November 2023 dan Februari-Maret 2024 berada dalam kondisi didominasi oleh hiu jenis kelamin betina.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>distribusi panjang, <em>Carcharhinus falciformis</em>, rasio jenis kelamin</p>2025-02-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Lauthttps://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/59087STRATEGI PENINGKATAN KINERJA LOGISTIK IKAN DI PELABUHAN JARINGAN TOL LAUT MALUKU: KONSEPSI HIERARKI MODEL DMAIC LOGISTIK2025-02-03T19:08:36+07:00Hadi Sholekhan Arifhadi.s.arif@gmail.comMustaruddinmus_m03@yahoo.comHoetomo Lembitomustaruddin@apps.ipb.ac.idGondo Puspitogondo@apps.ipb.ac.id<p>Pemerintah mengembangkan program tol laut untuk memperlancar layanan logistik barang penting dan barang pokok, terutama di Kawasan Indonesia Timur. Salah satu barang pokok dan layanan logistik penting di kawasan tersebut adalah layanan logistik ikan yang beberapa pelabuhan singgahnya ada di Provinsi Maluku. Namun pemanfataannya belum optimal, karena aktivitas logistik ikan masih biasa saja dan layanannya kalah dengan barang penting dan pokok lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi peningkatan kinerja logistik ikan di pelabuhan jaringan tol laut Maluku. Lokasi penelitian adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon dan Pelabuhan Perikanan Pantai Dobo. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah <em>analytical hierarchy process</em> (AHP) yang merupakan tahapan hierarki pemodelan DMAIC. Hasil penelitian menunjukkan strategi “mengintegrasikan sistem logistik ikan dan tol laut yang efisien, sehingga biaya logistik (penyimpanan, transportasi) menjadi rendah, serta mampu mengatasi kelebihan pasokan dan kelebihan permintaan di wilayah sekitarnya (STG-2)” menjadi strategi prioritas untuk mendukung peningkatan kinerja kinerja logistik ikan di pelabuhan jaringan tol laut Maluku. Hasil perhitungan rasio konsistensi juga didapat nilai CR = 0,0024 (konsisten), dan strategi tersebut juga stabil terhadap perubahan kondisi kriteria yang dipersyaratkan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>barang pokok, industri kepelabuhanan, model DMAIC, perairan kepulauan, perikanan</p>2025-02-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Lauthttps://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56548RANCANG BANGUN ATRAKTOR CUMI-CUMI BERBAHAN BIOKOMPOSIT SERAT IJUK (Arrenga pinnata Merr)2025-02-03T19:27:38+07:00Adi Saputraadhy.kkp@gmail.comDanu Sudrajatsudrajatwrb@gmail.comMulyono S. Baskoromulyono@apps.ipb.ac.id<p>Guna menjaga kelestarian populasi cumi-cumi, diperlukan teknologi terapan yang mampu mendukung proses reproduksi cumi-cumi secara efektif. Salah satu teknologi yang potensial untuk dikembangkan adalah atraktor sebagai media pemijahan. Pengembangan teknologi atraktor ini perlu dilakukan secara berkelanjutan, baik dari segi desain maupun bahan yang digunakan. Penelitian ini bertujuan merancang atraktor cumi-cumi dengan memanfaatkan biokomposit serat ijuk, yang diharapkan menghasilkan bahan yang lebih kuat dan ramah lingkungan. Metode penelitian menggunakan pendekatan perbandingan desain yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi atraktor cumi-cumi yang dibuat memiliki stabilitas dan kekokohan yang baik di perairan serta menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Penerapan serat ijuk sebagai pengganti serat kaca (<em>mat</em> dan <em>roving</em>) pada rancangan atraktor berhasil dilakukan. Penggunaan serat ijuk sebagai alternatif bahan pembuat atraktor cumi-cumi dapat direkomendasikan sebagai solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan ekosistem laut.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>atraktor cumi-cumi, biokomposit, rancang bangun atraktor cumi-cumi, serat ijuk</p>2025-02-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Lauthttps://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56648PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG MENGGUNAKAN LAMPU NEON DAN LAMPU LED DI PERAIRAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN2025-02-03T19:45:46+07:00Muhammad Yasin Umsini Putra Oliimuhammadyasinumsiniputraolii@gmail.comDevti Wirnianti Maradamuhammadyasinumsiniputraolii@gmail.comIzza Mahdiana Aprilianiizza.mahdiana@unpad.ac.idGillang Fernandogillangfernando@gmail.com<p>Penangkapan ikan dengan teknologi <em>light fishing</em> telah menjadi metode andalan nelayan untuk menarik ikan menggunakan cahaya. Namun, permasalahan efisiensi pencahayaan dalam praktik ini masih menjadi perhatian, terutama di Perairan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil tangkapan bagan apung yang menggunakan lampu LED dan lampu neon. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental penangkapan ikan, di mana proses penangkapan dilakukan langsung di lapangan. Data hasil tangkapan dianalisis untuk menghitung total berat tangkapan per trip maupun hauling dalam satuan kilogram (kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagan apung dengan lampu LED menghasilkan tangkapan sebesar 721 kg, sedangkan bagan apung dengan lampu neon hanya menghasilkan 495 kg. Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua jenis pencahayaan. Lampu LED memiliki keunggulan dalam menghasilkan intensitas cahaya yang lebih efisien dan panjang gelombang yang mampu menembus perairan lebih dalam, sehingga lebih efektif menarik ikan dan turut meningkatkan keberhasilan penangkapan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah penggunaan lampu LED dapat diadopsi secara luas oleh nelayan sebagai alternatif pencahayaan yang lebih efisien dan berkelanjutan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>alat bantu penangkapan, hasil tangkapan ikan, lampu</p>2025-02-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Lauthttps://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56681PENGARUH PENGGUNAAN BOTOL MIZONE SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN CUMI-CUMI DI PERAIRAN WANGI-WANGI SULAWESI TENGGARA2025-02-05T16:27:22+07:00Andre Pangestu Hadiandrepangestua3@gmail.comMeuthia Aula Jabbarmeuthia.aula@gmail.comYusrizalyusrizaltrc@gmail.com<p>Penangkapan cumi-cumi secara tradisional banyak dilakukan di Indonesia, terutama di wilayah Timur seperti di Kepulauan Wakatobi. Nelayan penangkap cumi laut dalam di pulau ini menggunakan alat tangkap <em>hand line</em> (pancing cumi) dengan bantuan lampu LED yang masih cukup terbatas, karena hanya menggunakan satu buah lampu LED mini dengan baterai yang bertahan 4 hari. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah botol bekas mizone <em>Polyethylene Terephthalate</em> (PET) sebagai alat bantu penangkapan cumi-cumi yang dapat digunakan berulang kali, serta memanfaatkan kembali limbah PET. Penelitian menggunakan metode <em>experimental fishing</em> di perairan Wangi-wangi, desain lampu menggunakan rangka limbah PET menggunakan LED berwarna biru, berwarna hijau, baterai dapat diisi ulang, serta dioperasikan dalam air. Limbah PET memiliki bahan yang keras, kuat, tahan terhadap air, dan limbah ini digunakan untuk mengurangi sampah botol bekas mizone. Pengujian menggunakan tiga buah perahu selama enam belas kali pengulangan. Data dianalisis dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Berdasarkan hasil uji, diperoleh hasil tangkapan yang berbeda, di mana lampu biru 35% (1.697 ekor), lampu kontrol (kombinasi merah, putih, biru) 34%, dan lampu berwarna hijau 31% (1.447 ekor). Nilai F Hitung > F Tabel (2,92 > 2,02) artinya ada pengaruh nyata penggunaan lampu LED berbahan dasar limbah PET terhadap hasil tangkapan nelayan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>cumi-cumi, LED. limbah PET, nelayan</p>2025-02-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Lauthttps://journal.ipb.ac.id/index.php/pspalbacore/article/view/56223STRATEGI PENDARATAN CUMI-CUMI BEKU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA MUARA ANGKE, JAKARTA2025-02-05T18:00:01+07:00Revica Rosye Hutagalungrevica.rosye.hutagalung@gmail.comEko Sri Wiyonoeko-psp@apps.ipb.ac.idDomu Simbolondomu@apps.ipb.ac.idRetno Muninggarmuninggar@apps.ipb.ac.id<p>Salah satu komoditas terbesar di PPN Muara Angke adalah cumi. Kondisi pelabuhan Muara Angke terdapat lantai dengan genangan air berwarna hitam dan berbau tidak sedap. Para pekerja bongkar tidak menggunakan sepatu bot dan afron ketika pembongkaran. Perilaku para pekerja bongkar merokok masih ditemukan di lokasi pendaratan cumi beku. Penelitian menggunakan pendekatan analisis deskriptif kuantitatif serta analisis SWOT dalam menganalisis pendaratan cumi beku di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan cumi beku di PPN Muara Angke menawarkan pandangan yang komprehensif terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas penanganan cumi-cumi beku di pelabuhan perikanan Muara Angke. Untuk merespons kondisi ini, diperlukan strategi yang terintegrasi antara kekuatan internal dan peluang eksternal, serta penanganan kelemahan internal untuk mengatasi ancaman eksternal. Misalnya, dengan mengoptimalkan kemampuan kuli bongkar dalam memahami standar kualitas cumi beku, menjalin kemitraan dengan industri pengolahan hasil perikanan, dan memperkuat penerapan SOP dan pengawasan. Dengan demikian, diharapkan strategi-strategi ini dapat meningkatkan daya saing dan efisiensi penanganan cumi beku di PPN Muara Angke, serta menjaga kualitas produk dan keberlanjutan operasional.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>cumi beku, PPN Muara Angke, penanganan, SWOT</p>2025-02-05T17:57:26+07:00Copyright (c) 2025 ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut