Main Article Content

Abstract

Hewan liar atau satwa di hutan tropis merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dimanfaatkan melalui aktivitas perburuan sebagai sumber makanan, pendapatan dan memainkan peran yang tidak kalah penting berdasarkan aspek sosial budaya bagi komunitas yang hidup di sekitar hutan. Dalam kaitannya dengan sosial budaya masyarakat setempat, satwa mempunyai hubungan yang sangat erat dengan aspek spiritual dan praktek budaya tradisional misalnya aspek etnozoologi (ethnozoological aspect) atau pemanfaatan obat tradisonal. Artikel ini mereview dan mendiskusikan tentang aktivitas perburuan tradisional yang berkaian dengan kearifan tradisional sebagai bentuk pendekatan konservasi satwa liar di Papua.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perburuan satwa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dengan target buruan tertentu, menggunakan peralatan buru tradisional, dilakukan di wilayah yang diijinkan untuk berburu, dan berburu berdasarkan musim. Beberapa faktor yang berhasil diidentifikasi sebagai faktor ancaman serius terhadap kelestarian satwaliar di hutan tropis Papua, antara lain peningkatan populasi penduduk, tersedianya akses ke daerah yang sebelumnya terisolasi, penggunaan alat buru modern dan mulai terkikisnya praktek-praktek tradisional dalam perburuan.

 

Kata Kuncisubsistens, tradisional, perburuan, lestari, Papua.

 

Article Details

How to Cite
[1]
PattisellanoF. and ArobayaA.Y. 2016. Perburuan Subsistens di Papua: Apakah Lestari?. Media Konservasi. 16, 2 (Aug. 2016). DOI:https://doi.org/10.29244/medkon.16.2.%p.