Jurnal Veteriner dan Biomedis https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed <p><strong>Jurnal Veteriner dan Biomedis</strong> diterbitkan oleh <a href="https://skhb.ipb.ac.id/">Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis</a> dalam membantu para akademisi, peneliti dan praktisi untuk menyebarluaskan hasil penelitiannya. Jurnal ini adalah jurnal nasional yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian dalam lingkup ilmu kedokteran hewan dan ilmu biomedis.</p> <p><strong>Jurnal Veteriner dan Biomedis</strong> menerbitkan paper secara berkala dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan September dengan bebas biaya proses submisi sampai dengan diterbikan.</p> en-US amaqfadholly@apps.ipb.ac.id (Amaq Fadholly) jvetbiomed@apps.ipb.ac.id (Sekretariat Jvetbiomed) Fri, 10 Mar 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Front Matter https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46259 <p>www.doi.org/10.29244/jvetbiomed.1.1.i-iv.</p> Admin Jurnal Veteriner dan Biomedis Copyright (c) 2023 Admin Jurnal Veteriner dan Biomedis https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46259 Fri, 10 Mar 2023 22:21:07 +0700 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Klebsiella sp.: In Vitro https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44797 <p><em>Klebsiella</em> sp. termasuk famili <em>Enterobacteriaceae</em> yang oportunistik terdapat pada hewan maupun manusia. Ekstrak bawang adalah bahan alam yang mudah didapatkan dan bersifat antibakteri. Penelitian bertujuan melihat aktivitas antibakteri bawang putih terhadap pertumbuhan <em>Klebsiella </em>sp.&nbsp; Metode penelitian adalah uji re-identifikasi isolat <em>Klebsiella</em> sp., pembutatan ekstrak bawang putih, uji fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri metode difusi sumuran. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara <em>in vitro</em> menggunakan ekstrak bawang putih konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Kontrol positif menggunakan kloramfenikol dan control negative menggunakan akuades. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (<em>p</em> &lt; 0,05). Ekstrak bawang putih mampu bekerja sebagai antibakteri terhadap <em>Klebsiella</em> sp. Ekstrak bawang putih konsentrasi 20% dan 40% memiliki daya hambat sedang, sedangkan ekstrak bawang putih konsentrasi 60%, 80%, dan 100% memiliki daya hambat kuat. Kesimpulannya, semua konsentrasi bawang putih yang diujikan mampu menghambat pertumbuhan <em>Klebsiella </em>sp. Namun, daya hambat yang dihasilkan dari ekstrak bawang putih masih belum mampu menghambat <em>Klebsiella</em> sp. sebaik antibiotik komersil.</p> <p>&nbsp;</p> Aprilia Hardiati Copyright (c) 2023 Aprilia Hardiati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44797 Wed, 08 Mar 2023 00:00:00 +0700 Studi Kasus: Keberhasilan Terapi Pada Kasus Intoksikasi Kucing Kunkun https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44802 <p><strong><em>Latar belakang:</em></strong> Intoksikasi adalah suatu keadaan gangguan yang disebabkan karena tertelannya suatu agen toksik. <strong><em>Studi kasus :</em></strong> Kucing Kunkun betina, domestic, berwarna putih, mengalami lemas, kejang-kejang, muntah, dikarenakan kucing menelan cairan wipol dan kucing belum divaksin<strong>. Hasil pemeriksaan dan Terapi<em> :</em></strong> Berat badan kucing 2 kg dengan suhu tubuh 35°C, frekuensi nafas 28 kali/menit, frekuensi pulsus 100 kali/menit, turgor lebih dari 2 detik, membrane mukosa pucat. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan hematologi, dari hasil hematologi menunjukkan Leukositosis, Limfositosis, Anemia mikrositik hipokromik. Dari hasil anamnesa, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diganosa pada kasus ini adalah Intoksikasi. Terapi pada kasus ini diberikan terapi cairan, dan juga pemberian obat diazepam, atropine, glucortin, neokaolana dan transfer factor<strong>. <em>Kesimpulam : </em></strong>Setelah empat hari terapi, pasien mengalami perubahan yang signifikan sehingga diperbolehkan rawat jalan.</p> Intan Permatasari Hermawan Copyright (c) 2023 Intan Permatasari Hermawan https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44802 Fri, 10 Mar 2023 22:57:17 +0700 MORFOLOGI SEL DARAH MERAH ITIK MANILA YANG DIPAPAR PADA BERBAGAI KONSENTRASI LARUTAN NaCl HIPOTONIS https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44804 <p>Bentuk sel darah merah dapat dipengaruhi oleh pemberian larutan yang memiliki konsentrasi berbeda. <em>ImageJ </em>dapat dimanfaatkan untuk mengukur perubahan morfologi sel darah merah. Analisis morfologi sel darah merah dilakukan pada 60 sampel darah yang diberi perlakuan NaCl dengan konsentrasi bertingkat (NaCl 0.6%, NaCl 0.7%, NaCl 0.8%, NaCl 0.9%). Sampel natif darah diamati pada menit ke- 2, -4, -6, -8, dan -10. Sel darah merah diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 kali. Data hasil pengamatan diolah menggunakan <em>imageJ </em>untuk menganalisis sirkulariti serta perubahan dimensi. Hasil penelitian memperlihatkan terjadi peningkatan sirkulariti dan nilai dimensi sel darah merah pada konsentrasi 0.6% menit ke-2, konsentrasi 0.7% menit ke-4, dan pada konsentrasi 0.8% pada menit ke-8. Hal ini menggambarkan bahwasanya terjadi perubahan bentuk sel darah merah yang ditandai dengan adanya peningkatan sirkulariti dan dimensi sel darah merah ketika sel darah merah dipapar pada konsentrasi NaCl yang berbeda-beda.</p> Anisa Rahma Copyright (c) 2023 Anisa Rahma https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44804 Fri, 10 Mar 2023 22:58:58 +0700 Komparasi karakteristik anatomi skelet ekstremitas kaki depan komodo (varanus komodoensis) dengan biawak air (Varanus salvator) https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44894 <p>Komodo dan biawak air merupakan hewan yang memiliki kekerabatan yang dekat namun memiliki peran ekologi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati komparasi anatomi ekstremitas kaki depan komodo (<em>Varanus komodoensis</em>) dan biawak air (<em>Varanus salvator</em>) serta hubungan dengan perilaku alamiahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>os scapula </em>dan <em>os coracoidea </em>pada komodo menyatu menjadi <em>os coracoscapula</em>, sedangkan pada biawak air terpisah oleh <em>syndesmosis</em>. Pada komodo, terdapat <em>crista deltiodea</em> yang diduga berhubungan dengan perilaku menggali liang komodo yang lebih besar dibandingkan liang biawak air. Komodo memiliki dua buah <em>crista pectoralis</em> sedangkan biawak air hanya memiliki satu buah <em>crista pectoralis</em>. Perbedaan ini diduga berhubungan dengan sifat arboreal pada komodo muda yang tidak ditemukan pada biawak air. Komodo memiliki <em>olecranon </em>yang berkembang, sedangkan biawak air memiliki <em>olecranon </em>yang relatif kecil. Pada <em>ossa carpi</em> komodo, terdapat dua buah&nbsp; <em>os pisiforme</em> sedangkan biawak air hanya memiliki satu buah <em>os pisiforme. </em>Perbedaan ini diduga untuk meningkatkan fleksibilitas pergelangan kaki depan komodo saat berburu sedangkan biawak air tidak terlalu membutuhkan perilaku berlari untuk mengejar mangsanya.</p> Nurhidayat, Nurhidayat Copyright (c) 2023 Nurhidayat, Nurhidayat https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44894 Fri, 10 Mar 2023 23:03:42 +0700 Pemanfaatan Jamu Sambiloto, Temulawak, Madu, dan Jahe terhadap Performa Ayam Broiler https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44903 <p>Sediaan herbal sebagai aditif pakan telah memberikan keuntungan dalam peternakan dengan merangsang pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan dan efek imunomodulator, sehingga menghasilkan angka kematian, morbiditas dan keseluruhan performa yang lebih baik pada unggas. Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji pengaruh pemberian jamu berbahan baku sambiloto, temulawak, madu, dan jahe terhadap performa ayam broiler. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat perlakuan dan tujuh ulangan. Perlakuan pertama merupakan kontrol, ayam broiler yang tidak diberi jamu. Tiga perlakuan selanjutnya, ayam yang diberi tambahan jamu konsentrasi bertingkat 5%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian jamu meningkatkan performa ayam broiler secara nyata (P&lt;0,05) dan peningkatan terbaik berada pada kelompok konsentrasi 5% dan 10%. Meliputi peningkatan konsumsi pakan dan air minum, pertambahan bobot badan, bobot hidup, bobot karkas dan konversi pakan tanpa disertai peningkatan bobot jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan limpa. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian jamu kombinasi sambiloto, temulawak, madu, dan jahe dapat meningkatkan performa ayam broiler.</p> Aulia Andi Mustika Copyright (c) 2023 Aulia Andi Mustika https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44903 Fri, 10 Mar 2023 23:06:16 +0700 Potensi Ekstrak Buah dan Daun Labu Siam (Sechium edule) sebagai prebiotik bakteri lactobacillus casei https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44940 <p><em>Lactobacillus casei</em> merupakan salah satu bakteri saluran pencernaan yang memberi dampak positif terhadap kesehatan tubuh inang. Pertumbuhan bakteri ini dipengaruhi oleh beragam jenis karbohidrat terutama karbohidrat yang resisten terhadap enzim pencernaan.Adanya kandungan serat pangan dalam labu siam,&nbsp; memungkinkan ekstrak air labu siam (<em>Sechium edule</em>) dapat digunakan sebagai nutrisi untuk bakteri probiotik seperti <em>Lactobacillus casei</em>. Potensi ekstrak buah dan daun labu siam sebagai prebiotik dikaji terhadap pertumbuhan bakteri <em>Lactobacillus casei</em> menggunakan metoda dilusi untuk penentuan KTM dan menggunakan metoda difusi kertas cakram yang diresapi&nbsp; ekstrak buah dan daun labu siam pada konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25% untuk menentukan LDT. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi tumbuh minimum ialah konsentrasi 10%. Rata-rata LDT buah labu siam pada konsentrasi tersebut sebesar 2,40 mm sedangkan pada daun labu siam yaitu 1,99 mm. sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah dan daun labu siam berpotensi sebagai prebiotik<em>.</em></p> Min Rahminiwati Copyright (c) 2023 Min Rahminiwati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/44940 Fri, 10 Mar 2023 23:08:13 +0700 Pengujian Efektifitas Obat Penyembuhan Luka Gentavar® Pada Hewan Model Tikus Dan Uji Klinis Pada Anjing https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/45639 <p>Sebagai organ pelindung hampir di seluruh bagian tubuh, kulit sangat mudah mengalami cidera. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas kandidat obat penyembuh luka pada hewan model tikus .Tujuan lain penelitian ini adalah untuk menguji secara klinis sediaan yang digunakan pada hewan anjing. Hewan coba tikus dibuat model luka terbuka dengan metode insisi. Luka sayat dibuat sepanjang 1 cm pada bagian punggung tikus. Kemudian liakukan pengolesan sediaan. Dilakukan observasi selama 14 hari. Parameter yang diamati berupa kondisi luka dan histopatologi. Penelitian pada anjing dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada luka terbuka anjing. Pengamatan dilakukan selama 7 hari terhadap kondisi luka. Persembuhan lebih cepat ditemukan apda kelompok tikus yang dioleskan sedian dua kali dosis dibandingkan dengan kontrol positif. Perbaikan yang ditemukan terlihat dari proporsi isa luka, pengamatan kondisi luka dan histopatologi. Pada hewan anjing ditemukan persembuhan lebih cepat ditemukan pada kelompok yang diberikan sediaan salep uji dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan sediaan. Sediaan Gentavar® memiliki khasiat dalam penyembuhan luka lebih efektif dibandingkan dengan kontrol positif. Efek maksimal ditemukan pada pemberian dua kali dosis sediaan.</p> Hamdika Yendri Putra Copyright (c) 2023 Hamdika Yendri Putra https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/45639 Fri, 10 Mar 2023 23:10:10 +0700 Daun dan Biji Srikaya (Annona squamosa L.) dan Potensinya sebagai Antikanker https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46126 <p>Srikaya (<em>Annona squamosa</em>) secara tradisional sudah lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Potensi senyawa-senyawa dalam srikaya sebagai antikanker membuat daun dan biji srikaya sering digunakan sebagai obyek penelitian. Tulisan ini memuat beberapa hasil penelitian daun dan biji srikaya sebagai antikanker baik secara <em>in vitro</em> maupun <em>in vivo</em>. Penelusuran kepustakaan menggunakan peramban <em>Google Scholar, Scopus, PubMed, ScienceDirect,</em> dan <em>SpringerLink.</em> Srikaya memiliki senyawa yang berpotensi seperti diterpene, alkaloid, acetogenin, siklopeptida, flavonoid, tannin, dan saponin sebagai kandidat antikanker. Daun dan biji srikaya terbukti memiliki aktivitas antikanker Studi lebih lanjut tentang mekanisme aktivitas antikanker terhadap setiap senyawa yang berperan sebagai antikanker sangat penting dilakukan agar dapat dijadikan sebagai rerefensi yang utuh dalam penerapan ilmu farmasi, biomedis ataupun pertanian.</p> Amaq Fadholly Copyright (c) 2023 Amaq Fadholly https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46126 Fri, 10 Mar 2023 23:11:41 +0700 Back Matter https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46260 <p><a href="http://www.doi.org/10.29244/jvetbiomed.1.1.v-vi"><strong>www.doi.org/10.29244/jvetbiomed.1.1.v-vi</strong></a><strong>i</strong></p> Admin Jurnal Veteriner dan Biomedis Copyright (c) 2023 Admin Jurnal Veteriner dan Biomedis https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jvetbiomed/article/view/46260 Fri, 10 Mar 2023 23:14:37 +0700