@article{CARE_Mubarokah_Sumardi_2022, title={Inovasi Abon Ikan Lele Daun Kelor Sebagai Upaya Dalam Membantu Pengentasan Kasus Gizi Kurang Di Jakarta Utara}, volume={7}, url={https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/43667}, abstractNote={<p>Mencermati permasalahan kasus gizi kurang di Provinsi DKI Jakarta khusunya di Jakarta Utara, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta berkomitmen untuk membantu masalah gizi tersebut sebagai upaya pemberdayaan kepada masyarakat khususnya kepada para ibu rumah tangga dan ibu balita gizi kurang melalui kelompok pengolahan pangan ikan SULE (Semua Unsur Lele). Tahun 2022 ini, kelompok didampingi perusahaan berinovasi membuat olahan pangan berupa abon lele yang ditambahkan daun kelor. Tujuan dari kajian ini adalah 1) memaparkan program olahan serba lele khususnya pada inovasi pembuatan abon ikan lele dan daun kelor; 2) menganalisa aspek kebaruan, core competency, sensitivitas terhadap krisis, inovasi sosial dan efektivitas dari program tersebut bagi masyarakat dan 3) menyusun rekomendasi bagi keberlanjutan manfaat program di masa mendatang. Metode analisis yang ddilakukan&nbsp; meliputi aspek kebaruan inovasi, <em>core competency</em>, status inovasi dan dampak yang diberikan. Inovasi sosial yang lahir dari kelompok adalah adanya olahan pangan baru yang kaya akan gizi yakni abon ikan lele dengan penambahan daun kelor yang sangat bermanfaat tidak hanya untuk kandungan gizinya juga untuk lingkungan. Program ini memberikan manfaat ekonomi sebesar Rp. 810.000,-/bulan atau Rp. 9.720.000 tahun pada saat produk belum ditambahkan abon ikan lele daun kelor. Adanya produk baru tentunya memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp.60.000 per bulan. Olahan abon ikan lele dan daun kelor ini adalah kombinasi yang tepat dimana kedua bahan tersebut mampu memenuhi kebutuhan protein anak balita sesuai umurnya dari 0-6 tahun dimana kandungan protein pada abon ikan lele sebesar 26,50 gr dan kandungan protein pada daun kelor serbuk 27 gr, sehingga telah memenuhi kebutuhan perkategori usianya yang hanya mencapai 25 gr. Kegiatan pengolahan limbah ikan lele menjadi olahan pangan, berpotensi mengurangi dampak emisi yang dihasilkan dari limbah tulang dan kulit ikan khususnya terhadap emisi CH<sub>4</sub> sebesar 0,51 ton CO<sub>2</sub>eq/tahun dan CO<sub>2</sub> sebesar 0,2 ton/tahun.</p> <p>Kata Kunci : abon, ikan lele, daun kelor, gizi kurang</p&gt;}, number={1}, journal={Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE)}, author={CAREJurnal CARE and MubarokahUlfah and Sumardi}, year={2022}, month={Oct.}, pages={106-120} }