Inventarisasi Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Pengelolaan Wisata Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Wana Wisata Gunung Puntang
Abstract
Selain pemerintah dan masyarakat, pihak swasta/perusahaan juga wajib terlibat dan mengambil peran untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan sebagai upaya konservasi terhadap dampak dari kegiatan yang dilakukan. Salah satu lokasi stategis yang memerlukan kajian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan adalah Kawasan Wana Wisata Gunung Puntang, di Kabupaten Bandung. Kolaborasi pengelolaan kawasan ini dilakukan oleh Perhutani, Yayasan Owa Jawa, Pemerintah Daerah, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah, Institut Pertanian Bogor dan PT. Pertamina EP Asset 3 Subang Field. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar (kupu-kupu, burung, dan herpetofauna) di Kawasan Gunung Puntang. Hasil invetarisasi keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa hanya terdapat tingkat pertumbuhan tumbuhan bawah dan semai di petak pengambilan data. Hasil analisis vegetasi menunjukkan indeks keanekaragaman (H’) = 2,94; indeks kekayaan (Dmg) = 5,52; indeks kemerataan (E) = 0,82. Ditemukan sebanyak 36 jenis dari 24 famili pada lokasi penelitian. Pada kupu-kupu ditemukan sebanyak 21 jenis yang dari 4 famili. Hasil analisis dengan H’ = 2,73; Dmg = 4,69; E = 0,90. Jumlah jenis burung yang ditemukan sebanyak 12 jenis dari 10 famili dengan H’ = 2,27; E = 0,91; Dmg = 3,27. Hasil pengamatan herpetofauna ditemukan 6 jenis dari 5 famili dengan H’ = 1,68; E = 0,52; Dmg = 1,55. Pemanfaatan kawasan dan sumberdaya hayati perlu dilakukan secara berkelanjutan, baik itu untuk kegiatan wisata maupun kegiatan produksi. Pengembangan potensi dari sektor wisata harus selaras dengan perlindungan keanekaragaman hayati agar terwujud pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Kata Kunci : Berkelanjutan, Keanekaragaman hayati, Kekayaan, Kemerataan