Main Article Content

Abstract

Abstract

The objectives of this study were to analyze the effect of temperature, humidity, storage period and bulb size on the bulb disorder during storage and to examine the viability of the seed after storage.Sample of seeds were classified into three different size groups i.e. large (> 9 g), medium (5 – 9 g) and small (< 5 g) and then packed into plastic net with 2 kg of seed per plastic. Sample of seeds were placed in cold storage with temperature of 0, 5 and 10oC (RH 65 – 70%) and room temperature 25 – 30oC (environment RH) during 12 weeks. The results showed that the lowest percentage of weight loss was found for those sallot seeds stored at 0oC for all bulbs size. The lowest percentage of bulbs disorder was observed for those shallot seeds stored at 5oC with the percentage of bulbs disorder were 17.80, 7.58 and 10.16% for large, medium and small size. It was observed that for small size of shallot, the viability of seed bulbs reached 100 percent for all temperature storage conditions. The highest growth speed of shallot bulbs was observed for those size of shallot bulbs stored at room temperature. There was no flower found among shallot seed
stored at 0oC and room temperature.

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh suhu, kelembaban, lama penyimpanan dan ukuran benih terhadap kerusakan benih selama penyimpanan dan daya tumbuh benih pada fase pertumbuhan awal. Sampel benih digolongkan dalam tiga kelompok ukuran yaitu besar (> 9 g), sedang (5 - 9 g) dan kecil (< 5 g), selanjutnya sampel benih dimasukkan ke dalam kemasan plastik jala dengan berat 2 kg untuk setiap
kemasan. Sampel benih disimpan di lemari pendingin dengan suhu 0oC, 5oC dan 10oC (RH 65 – 70 %) dan pada suhu ruang 25 – 30oC (RH lingkungan) selama 12 minggu. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penyimpanan benih bawang merah terbaik adalah pada suhu 0oC dengan persentase susut bobot sebesar 9.03, 8.71 dan 8.62% masing-masing untuk sampel benih ukuran besar, sedang dan kecil. Kadar air yang
terendah dihasilkan oleh benih yang disimpan pada suhu 0oC untuk ukuran sedang dan besar serta pada suhu 5oC untuk ukuran kecil masing-masing sebesar 2.21, 0.19 dan 0.95%. Persentase kerusakan terendah dihasilkan oleh benih yang disimpan pada suhu 5oC yaitu 17.8, 7.58 dan 10.16% untuk ukuran benih besar, sedang dan kecil. Kondisi benih setelah ditanam selama 2 minggu menunjukkan persentase daya tumbuh 100 % untuk benih ukuran kecil yang disimpan pada masing-masing suhu, namun pertumbuhannya kerdil dan kurang meningkat berbeda dengan benih umbi bawang sedang dan besar dengan pertumbuhan yang subur. Pertumbuhan awal benih yang disimpan pada suhu ruang menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada kenaikan tinggi tanaman, maupun jumlah daun untuk masing-masing ukuran benih sedang dan besar masing-masing sebesar 27.69, 26.73 cm dan 17.7, 22.5 helai demikian juga dengan penyimpanan
suhu rendah yaitu pada suhu 5oC. Persentase keluarnya bunga diamati 0% pada suhu 0oC dan suhu ruang untuk setiap ukuran benih yang disimpan.

Keywords

shallot seed flower viability bulb disorder storage weight loss

Article Details

References

  1. Bradbeer, J.W. 1988. Seed dormancy and Germination. Chapman dan Hall, New York.146p.
  2. Chope, G.A., L.A. Terry, P.J. White. 2006. Effect of controlled atmosphere storage on abscisic acid concentration and other biochemical attributes of onion bulbs. Postharvest Biology and Technology 39: 233-242.
  3. Jasmi, S.E., I. Didik. 2013. Pengaruh Vernalisasi Umbi Terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Pembungaan Bawang Merah (Allium Cepa L. Aggregatum Group) di Dataran Rendah. Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1, 2013 : 42 – 57.
  4. Julianti, E. 2011. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea). Jurnal. Horti Indonesia 2(1): Hal. 14-20.
  5. Khairun, A. Mutia. 2014. Penyimpanan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Suhu Rendah dan Tingkat Kadar Air Awal yang Berbeda. J. Pascapanen (1): 6-13.
  6. Skog, L.J. 2008. Chilling Injury of Horticultural Crops. Horticultural Research Institute of Ontario University of Guelph. . 568 p. USA : Exon Press, Athens, Georgia.
  7. Maemunah. 2010. Viabilitas dan Vigor Benih Bawang Merah pada Beberapa Varietas Setelah Penyimpanan. J. Agroland 17 (1): 18-22.
  8. Nurkomar, S. Rakhmadion, L. Kurnia. 2001. Teknik Penyimpanan Bawang Merah Pasca Panen di Jawa Timur. J Teknologi Pertanian. Vol.2. No.2 Agustus 2001: 27-34.
  9. Priyantono E., A. Ete, Adrianton. 2013. Vigor Umbi Bawang Merah (Allium Ascallonicum L.) Varietas Palasa Dan Lembah Palu Pada Berbagai Kondisi Simpan. E-J. Agrotekbis 1(1) : 8-16.
  10. Rachmawati, M. Defiani, N. Suriani. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kandungan Vitamin C pada Cabe Rawit Putih (Capsicum prustenscens). J. Biologi XIII (2): 36-
  11. 40.
  12. Tjitrosopoemo, G. 2005. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Supernata Kultur Bacillus SP-2 DUCC-BR-KI.3 Terhadap Pertumbuhan Stek Horisontal Batang Jarak Pagar (Jatropha curcus L.). Jurnal Sains dan
  13. Mat. 17(3): 131-140.
  14. Triharyanto, E., Samanhudi, B. Pujiasmanto, D. Purnomo. 2013. Kajian Pembibitan dan Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonium L) melalui bij botani (True Shallot Seed). Makalah Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS Surakarta dalam rangka Dies Natalis Tahun 2013.
  15. Setyati, S. 1989. Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Mutu Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Jurnal BIOMA, Vol. 12, No. 2, Hal. 44-48.
  16. Sitorus, E., M. Imam. 2000. Pengaruh Pendinginan Awal dan Suhu Penyimpanan untuk Memperpanjang Kesegaran Bawang Merah. J. Hort. 10 (2): 2000; 137-143.
  17. Sumarni, N., A. Hidayat. 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor (ID) Badan
  18. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 20 Hlm.
  19. Sumarni, N., W. Setiawati, A. Wulandari, H. Ahsol. 2012. Perbaikan Teknologi Produksi Benih Bawang Merah (TSS) Untuk Meningkatkan Seed Set. Balai Penelitian Tanaman Sayuran,
  20. Bogor (ID) Lembang.
  21. Sumiati, E., N. Sumarni, A. Hidayat. 2009. Perbaikan Teknologi Produksi Umbi Benih Bawang Merah dengan Ukuran Umbi Benih,
  22. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh, dan Unsur Hara Mikroelemen. Jurnal. Horti. 14(1) : 25-32.
  23. Sutedjo, M.M. 2001. Pupuk dan Cara Pemupukan Tanaman Bawang Merah di Lapang. Jurnal Mapeta 5: 1-6.
  24. Wibowo, S. 1992. Budidaya Bawang. Seri Pertanian: Departemen Botani. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. 277 hlm.
  25. Wills, Rhh., T.H. Lee, D. Graham, W.B. Mcglasso & E.G. Hall, 1981. Postharvest. Kensington Australia. New South Wales University Press Limited.Dept.Agr. Cir. 753: 9 hlm.