https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/issue/feed Journal of Tropical Silviculture 2025-01-06T09:58:07+07:00 Bambang Hero Saharjo saharjobambangh@gmail.com Open Journal Systems <p><strong>JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA</strong> (<strong>J-SILTROP</strong>) atau <em>Journal of Tropical Silviculture</em> adalah jurnal yang terbit tiga kali dalam setahun. <strong>J-SILTROP</strong> menerbitkan artikel tentang sains dan teknologi silvikultur yang berhubungan dengan hutan tropika seperti botani, fisiologi, ekologi, tanah, genetika, proteksi, patologi, entomologi, kebakaran, daerah aliran sungai, biodiversitas, bioteknologi, agroforestri, reklamasi dan restorasi. Tulisan-tulisan ilmiah diterbitkan dalam bentuk artikel hasil-hasil penelitian (<em>article</em>), ulas balik (<em>reviews</em>), catatan penelitian (<em>notes</em>), hipotesa (<em>hypothesis</em>), maupun komunikasi (<em>communication</em>) di bidang silvikultur hutan tropika.</p> https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/59636 Karakteristik Habitat Koloni Lebah Kelulut di Desa Baturijal Hulu Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu, Riau 2025-01-06T05:42:08+07:00 Tiwi Khikmanisa pebriandi@lecturer.unri.ac.id Defri Yoza pebriandi@lecturer.unri.ac.id Pebriandi pebriandi@lecturer.unri.ac.id <p>Lebah Kelulut merupakan lebah tanpa sengat penghasil madu dari famili Apidae, hidup berkoloni 300-80.000 ekor terdiri dari ratu, jantan, dan pekerja. Ketersediaan pakan berkelanjutan penting untuk perkembangan koloni dan produksi madu, bersumber dari nektar, polen, dan resin. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik habitat dan sumber pakan lebah kelulut di Desa Baturijal Hulu, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu. Metode observasi lapangan menggunakan petak contoh untuk analisis vegetasi dan data habitat meliputi suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menemukan tiga jenis lebah kelulut—<em>Heterotrigona itama, Tetragonula leaviceps, dan Geniotrigona thoracica</em>—dengan 90 koloni yang dibudidayakan dalam stup kayu dan log alami. Sumber pakan terdiri dari 30 jenis tanaman berbunga. Kondisi habitat di Desa Baturijal Hulu mendukung pertumbuhan koloni, berpotensi tinggi untuk budidaya lebah kelulut.</p> <p>Kata kunci: Lebah kelulut, koloni, habitat, sumber makanan, budidaya</p> 2024-12-16T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Tiwi Khikmanisa, Defri Yoza, Pebriandi https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/59635 Keanekaragaman dan Karakteristik Habitat Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota 2025-01-06T05:41:15+07:00 Nurhaliza pebriandi@lecturer.unri.ac.id Defri Yoza pebriandi@lecturer.unri.ac.id Pebriandi pebriandi@lecturer.unri.ac.id <p><em>Nepenthes</em> merupakan tumbuhan karnivora yang unik, baik dari segi bentuk, warna dan cara mendapatkan makanannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis <em>Nepenthes</em> dan mengetahui bagaimana karakteristik habitat <em>Nepenthes</em> di Cagar Alam Lembah Harau. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember pada tahun 2023 di Cagar Alam Lembah Harau. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode observasi secara langsung dengan teknik purposive sampling dengan membuat plot ukuran 20x20 meter pada hutan alam dan plot ukuran 2x2 meter pada semak belukar.&nbsp; Parameter yang diamati adalah jumlah kantong semar yang ditemukan pada tiap plot, suhu, kelembapan udara, pH tanah dan intensitas cahaya. Setelah dilakukan identifikasi jenis, didapatkan 3 jenis kantong semar yaitu <em>Nepenthes albomarginata</em>, <em>Nepenthes eustachya</em>, dan <em>Nepenthes gracilis</em> sebanyak 160 individu. Untuk hasil pengukuran faktor fisik lingkungan di hutan alam didapatkan rerata suhu 24,70°C, kelembapan 83,90%, pH tanah 5,60 dan intensitas cahaya 2882 lux, sedangkan di semak belukar memiliki rerata suhu 27,90°C, kelembaban 74,3%, pH tanah 5,20 dan intensitas cahaya 3679 lux.</p> <p>Kata kunci: <em>Nepenthes</em>, keanekaragaman, karakteristik habitat, cagar alam lembah harau</p> 2024-12-17T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Nurhaliza, Defri Yoza, Pebriandi https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/57391 Pengaruh Dua Tipe Agroforestri Berbasis Kopi Terhadap Populasi Semut Hitam (Dolichoderus sp.) di Lereng Barat Gunung Raung 2025-01-06T05:41:50+07:00 Nilasari Dewi nilasaridewi@unej.ac.id Falzah Riski Khoirotul Aini 201510501080@mail.unej.ac.id Nanang Tri Haryadi haryadi.nt@unej.ac.id Agung Sih Kurnianto agung.sih.kurnianto@unej.ac.id <p>Gunung Raung merupakan gunung yang terletak di tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Jember, Bondowoso, serta Banyuwangi. Salah satu pemanfaatan lahan di lereng barat Gunung Raung digunakan sebagai lahan agroforestri berbasis kopi. Penggerek buah kopi merupakan hama yang sering ditemui oleh petani kopi di Desa Rowosari dan masih sulit dikendalikan. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan vegetasi yang mendukung keberadaan musuh alami khususnya <em>Dolichoderus sp</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis agroforestri terhadap populasi semut hitam (<em>Dolichoderus sp.</em>). Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis vegetasi untuk mengetahui karakter vegetasi dan menggunakan alat vakum untuk mengumpulkan semut. Jumlah populasi semut <em>Dolichoderus sp</em>. pada lahan wanatani sederhana berbasis kopi terdapat 6.520 individu, sedangkan pada lahan wanatani kompleks berjumlah 1.330 individu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman dan kekayaan tumbuhan bawah mempunyai hubungan yang negatif, sedangkan hubungan antara keanekaragaman dan kekayaan tumbuhan bawah menunjukkan hubungan yang positif.</p> <p>Kata kunci: agroforestri, tanaman kopi, <em>Dolichoderus </em>sp.</p> 2024-12-17T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Nilasari Dewi, Falzah Riski Khoirotul Aini, Nanang Tri Haryadi, Agung Sih Kurnianto https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/57504 Kualitas Bibit Trembesi, Balsa, dan Sirsak di Persemaian Permanen BPDAS Solo 2025-01-06T05:41:32+07:00 Malihatun Nufus malihatunufus@staff.uns.ac.id Tulus Widodo malihatunufus@staff.uns.ac.id <p>Kualitas bibit merupakan cerminan dari kualitas genetik maupun fisiologis tanaman. Bibit yang berkualitas menjadi faktor penting dalam keberhasilan penanaman. Penelitian ini bertujuan menilai kualitas bibit yang diproduksi di Persemaian Permanen BPDAS Solo. Penilaian kriteria kualitas bibit didasarkan pada Peraturan Dirjen RLPS Nomor P.05/V-SET/2009 dan SNI 8420:2018. Terdapat 3 jenis bibit yang dinilai yaitu bibit trembesi, balsa, dan sirsak. Asal usul benih dari 3 jenis bibit yang diuji tidak berasal dari sumber benih bersertifikat maupun memiliki keterangan mutu benih sehingga belum lulus uji untuk kriteria asal usul benih. Adapun persyaratan kualitas fisik bibit meliputi persentase bibit normal, dan persentase rata-rata syarat khusus pada ketiga jenis bibit yang diuji masuk kategori lulus uji dan mutu pertama (P). Hal ini menunjukkan bahwa Persemaian Permanen BPDAS Solo memproduksi bibit yang sesuai standar dan siap ditanam di lapangan.</p> <p>Kata kunci: kualitas bibit, trembesi, balsa, sirsak, persemaian permanen</p> 2024-12-17T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Malihatun Nufus, Tulus Widodo https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61800 Keanekaragaman Vegetasi dan Simpanan Karbon Pada Sistem Agroforestri di Kawasan Penyangga Taman Nasional Way Kambas 2025-01-06T05:40:57+07:00 Elisabeth Violetta KD adistipermatasari@apps.ipb.ac.id Sarah Trirana adistipermatasari@apps.ipb.ac.id Hanum Resti Saputri adistipermatasari@apps.ipb.ac.id Khorina Rahmadhani adistipermatasari@apps.ipb.ac.id Adisti Permatasari Putri Hartoyo adistipermatasari@apps.ipb.ac.id <p>Masyarakat lokal di kawasan zona penyangga Taman Nasional Way Kambas, khususnya di Desa Labuan Ratu VII, memiliki mata pencaharian utama sebagai petani dengan menerapkan sistem agroforestri. Sistem agroforestri berpotensi berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim sebagai penyerap karbon, sekaligus meningkatkan pendapatan melalui kombinasi berbagai jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengelolaan agroforestri dan cadangan karbon di zona penyangga Taman Nasional Way Kambas. Metode yang digunakan meliputi analisis vegetasi pada 15 plot dan wawancara dengan masyarakat lokal. Masyarakat setempat menerapkan sistem agroforestri berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan karbon terbesar ditemukan pada plot 12 (0,023 ton/ha). Rata-rata dan total cadangan karbon di lokasi penelitian masing-masing sebesar 0,084 ton/ha dan 0,124 ton/ha. Jumlah cadangan karbon bervariasi antar lahan, tergantung pada keanekaragaman, kerapatan tanaman, dan pengelolaan sistem agroforestri yang diterapkan.</p> <p>Kata kunci: &nbsp;Desa penyangga, kearifan lokal, perubahan iklim</p> 2024-12-17T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Elisabeth Violetta KD, Sarah Trirana, Hanum Resti Saputri, Khorina Rahmadhani, Adisti Permatasari Putri Hartoyo https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/59637 Keanekaragaman Makrofauna Tanah di Berbagai Ekosistem Di Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Jambi 2025-01-06T05:40:39+07:00 Noor Farikhah Haneda nhaneda@apps.ipb.ac.id Sri Hastuti Anggarawati sh.anggarawati@apps.ipb.ac.id Lika Arsita sh.anggarawati@apps.ipb.ac.id <p>Makrofauna tanah merupakan salah satu komponen penting organisme tanah yang berperan dalam menjaga kesuburan tanah melalui perombakan bahan organik, distribusi hara, dan aktivitasnya dapat meningkatkan aerasi serta infiltrasi air. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan membandingkan keanekaragaman, kelimpahan, kekayaan, kemerataan dan kesamaan jenis makrofauna tanah di empat tegakan hutan yang berbeda yaitu hutan sekunder, kebun sawit, tegakan ulin dan tegakan karet di Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi. Metode pengambilan sampel secara langsung menggunakan <em>handsorting</em>. Sampel yang telah diambil dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkohol 70%. Identifikasi sampel serangga mengacu pada buku identifikasi serangga di Laboratorium Entomologi Hutan Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Keanekaragaman spesies tertinggi terdapat pada hutan sekunder, sedangkan keanekaragaman spesies terendah terdapat pada kebun sawit.</p> <p>Kata kunci: identifikasi, keanekaragaman, makrofauna tanah, Taman Hutan Raya.</p> 2024-12-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Sri Hastuti Anggarawati, Noor Farikhah Haneda, Lika Arsita https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61803 Aplikasi Pupuk Kandang dan Ekoenzim pada Kayu Putih di Tambang Tanah Liat PT. Solusi Bangun Indonesia 2025-01-06T05:40:21+07:00 Yunik Istikorini yunik.istikorini@apps.ipb.ac.id Irdika Mansur irdikama@apps.ipb.ac.id Sinta Nur Padilah yunik.istikorini@apps.ipb.ac.id <p>Pertambangan tanah liat secara terbuka berpotensi mengganggu ekosistem lingkungan. Reklamasi dilakukan untuk membantu pemulihan lingkungan yang terganggu akibat proses pertambangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan ekoenzim terhadap pertumbuhan tanaman kayu putih di lahan pasca tambang tanah liat serta mendapatkan dosis kombinasi pupuk kandang dan ekoenzim yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kayu putih di lahan pasca tambang tanah liat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu pupuk kandang (0, 1, 1,5 kg) dan ekoenzim (0, 100, 150 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang dan ekoenzim terdapat pengaruh nyata terhadap tinggi dan ketebalan tajuk tanaman, namun kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter dan diameter tajuk tanaman. Dosis terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan kayu putih di lahan pasca tambang tanah liat adalah 150 ml ekoenzim.</p> <p>Kata kunci: ekoenzim, kayu putih, pupuk kandang, reklamasi, tambang tanah liat.</p> 2024-12-19T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Yunik Istikorini, Irdika Mansur, dan Sinta Nur Padilah https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61804 Analisis Potensi Pengembangan Ekowisata Danau Laut Tinggal, Sumatera Barat 2025-01-06T05:40:02+07:00 Siti L Siburian eriantopu@apps.ipb.ac.id Anggara Widyawiratma eriantopu@apps.ipb.ac.id Migo F Ghimar eriantopu@apps.ipb.ac.id Shafia R Hapsari eriantopu@apps.ipb.ac.id Khasya F Prabawa eriantopu@apps.ipb.ac.id Haryanto R Putro eriantopu@apps.ipb.ac.id Mirza D Kusrini eriantopu@apps.ipb.ac.id Erianto I Putra eriantopu@apps.ipb.ac.id <p>Danau Laut Tinggal adalah salah satu danau di Sumatra Barat yang memiliki potensi ekowisata jika dapat dikelola dengan baik. Karenanya diperlukan rencana pengelolaan ekowisata kawasan&nbsp; yang meliputi kesesuaian wisata, keanekaragaman hayati di sepanjang jalur pendakian dan di sekitar danau, dan kesiapan masyarakat untuk pengembangan ekowisata di Kawasan Danau Laut Tinggal. Metode yang dilakukan meliputi penilaian kelayakan obyek daya tarik wisata, analisis kesesuaian wisata perairan danau, inventarisasi fauna dan keanekaragaman hayati, dan analisis kesiapan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bawah Danau Laut Tinggal sesuai untuk dijadikan ekowisata, didukung dengan kesiapan masyarakat untuk ikut serta dilibatkan dalam pengelolaan ekowisata dan ditemukannya berbagai keanekaragaman hayati berupa 60 jenis flora, 13 jenis mamalia, dan 29 jenis avifauna yang diantaranya satwa terancam punah seperti Rangkong, Elang Ularbido, dan Owa.</p> <p><em>Kata kunci: danau laut tinggal, ekowisata, keanekaragaman hayati, kesiapan masyarakat, pengelolaan</em></p> 2024-12-23T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Siti L Siburian, Anggara Widyawiratma, Migo F Ghimar, Shafia R Hapsari, Khasya F Prabawa, Haryanto R Putro, Mirza D Kusrini, Erianto I Putra https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/60186 Optimalisasi Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Bio-Organik untuk Menghasilkan Bibit Jernang (Daemonorops Draco) Berkualitas sebagai Penyangga Perekaonomian Masyarakat 2025-01-06T05:36:19+07:00 Betty Purwati bb.purwati@gmail.com Hutami Indah Pertiwi bb.purwati@gmail.com Muhammad Agus Aufa bb.purwati@gmail.com <p>Rotan penghasil jernang merupakan jenis tanaman palem yang permukaan kulit buahnya dilapisi oleh resin berwarna merah darah. Budidaya rotan jernang memiliki beberapa kendala karena keterbatasan ketersediaan benih, produksi benih yang rendah, benih rekalsitran, dan pertumbuhan bibit yang lambat. Untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghasilkan bibit berkualitas baik diperlukan inokulasi bibit dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan penambahan bio-organik pada media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons pertumbuhan bibit <em>Daemonorops draco</em> Blume yang di inokulasi oleh FMA dan penambahan bio-organik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor, yaitu FMA (M) yang terdiri dari empat tingkat (M0 = Tanpa FMA, M1= Koleksi FMA di laboratorium mikoriza, M2= FMA lokal dari rizosfer rotan) dan bio-organik (B) yang terdiri dari lima tingkat (B0= Tanpa bio-organik, B1= dosis bio-organik 5%, B2= dosis bio-organik 10%, B3= dosis bio-organik 15%, B4= dosis bio-organik 20%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanah kontrol tidak dapat mendukung pertumbuhan bibit Rotan Jernang. Tanaman yang diberi perlakuan interaksi (M2B2) meningkatkan tinggi tanaman sebesar 140,76%, diameter sebesar 106,57%, dan biomassa sebesar 591,22% dibandingkan dengan kontrol.</p> <p>Kata kunci: Bio-organik, FMA, Daemonorops draco blume, Pertumbuhan bibit</p> 2025-01-06T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Betty Purwati, Hutami Indah Pertiwi, Muhammad Agus Aufa https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61805 Respon Pertumbuhan Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) terhadap Pemberian Kompos dan Pupuk NPK pada Tanah Bekas Tambang Kapur 2025-01-06T05:38:04+07:00 Basuki Wasis basuki_wasis@yahoo.com Indria Nita Nurulita basuki_wasis@yahoo.com <p>Salah satu kegiatan eksploitasi sumber daya mineral adalah penambangan batu kapur. Penambangan batu kapur yang dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan hilangnya vegetasi penutup hutan serta rusaknya lapisan tanah. Revegetasi diperlukan untuk merehabilitasi lahan-lahan yang rusak akibat penambangan kapur. &nbsp;Salam (<em>Syzygium</em> <em>polyanthum)</em> merupakan salah satu jenis tanaman yang bermanfaat ganda dan tanaman ini memiliki peluang untuk dikembangkan di lahan kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan kompos dan pupuk NPK serta mendapatkan informasi mengenai dosis kompos dan pupuk NPK yang optimal terhadap pertumbuhan <em>S.</em><em> polyanthum</em> pada media tanah bekas tambang kapur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu faktor pertama penambahan pupuk kompos dan faktor kedua penambahan pupuk NPK. Setiap faktor terdiri dari empat taraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kompos mampu memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi dan berat kering total dengan dosis optimal yaitu 100 gram dan penambahan pupuk NPK mampu memberikan pengaruh nyata memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi dan berat kering total dengan dosis optimal yaitu 10 gram.</p> <p>Kata kunci : &nbsp;pertumbuhan salam,&nbsp; penambangan batu kapur,&nbsp; kompos,&nbsp; pupuk NPK</p> 2024-12-24T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Basuki Wasis dan Indria Nita Nurulita https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/60494 Keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula di Zona Inti dan Zona Rehabilitasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2025-01-06T05:37:47+07:00 Sri Wilarso Budi swilarso@apps.ipb.ac.id Candra Pradana Arifandi pradanacandra@apps.ipb.ac.id Bayu Winata bayuwinata@apps.ipb.ac.id <p>Mikoriza merupakan bentuk simbiosis antara fungi dengan akar tumbuhan yang dapat meningkatkan penyerapan unsur hara tanaman terutama forsfor (P). Keragaman mikoriza dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jenis tanaman inang. Penelitian ini bertujuan mengkaji keragaman mikoriza di zona inti (ZI) dan zona rehabilitasi yang terdiri dari dua tipe ekosistem hutan dan lahan, yaitu ekosistem hutan rehabilitasi (ZRR) dan ekosistem agroforestri (ZRA), Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Sebanyak 75 sampel tanah dan akar diambil dari setiap lokasi yang digunakan untuk mengamati kegaraman spora, kepadatan spora dan kolonisasi fungi mikoriza arbuskula (FMA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 genera FMA yang ditemukan pada ketiga lokasi yaitu Acaulospora, Entrophospora, Dentiscutata, Diversispora, Gigaspora, Glomus, Sclerocystis dan Scutellospora. Kepadatan spora tertinggi terdapat pada zona inti sebesar 22.66 spora/gram tanah. Genus Glomus dan Acaulospora memiliki frekuensi relatif tertinggi di ketiga lokasi (100%). Glomus memiliki kelimpahan relatif tertinggi di ketiga lokasi antara lain ZI 52.38%, ZRR 54.16% dan ZRA 47.8%.&nbsp; Kolonisasi FMA berkorelasi negatif dengan kadar P-potensial, namun berkorelasi positif dengan intensitas cahaya. Tingkat kolonisasi tertinggi terdapat pada ZRA sebesar 59.07%.</p> <p>Kata kunci: FMA, fungi mikoriza arbuskula, keragaman, kolonisasi, spora, taman nasional gunung halimun salak</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Sri Wilarso Budi, Candra Pradana Arifandi, Bayu Winata https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/60590 Fungi Mikoriza Arbuskula dan Populasi Bakteri Pada Mikorhizosfer Semai Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merrill) 2025-01-06T05:38:21+07:00 Sri Wilarso Budi swilarso@apps.ipb.ac.id Shinta Kartika Octaverina shintokartiko678@gmail.com <p>Mikorhizosfer merupakan wilayah di sekitar perakaran tumbuhan yang bermikoriza dan umumnya &nbsp;terdapat banyak mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jumlah spora FMA, populasi bakteri, dan karakter morfologi bakteri pada mikorhizosfer semai trembesi yang tumbuh pada media pasca tambang dengan wadah pot organik sebagai wadah semai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan petak terbagi (<em>split plot design</em>) yang terdiri atas 3 faktor, yaitu FMA, komposisi pot organik, dan ukuran bahan pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi faktor inokulasi FMA dan komposisi pot berpengaruh nyata pada jumlah spora FMA, persentase kolonisasi akar, dan jumlah koloni bakteri. Kombinasi perlakuan dengan inokulasi FMA menggunakan komposisi pot 45% koran, 35% kompos (bokashi), 0% <em>Cocopea</em>t, 0% <em>Rock phosphate</em> mampu meningkatkan jumlah spora FMA pada pot organik maupun pada media tanam serta persentase kolonisasi akar. Karakter koloni bakteri yang mendominasi ialah berwarna putih susu, berbentuk bulat, tepian licin/rata, dan elevasi cembung.</p> <p>Kata kunci: bakteri, fungi mikoriza arbuskula (FMA), korelasi, mikorizosfer, trembesi</p> 2024-12-24T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Sri Wilarso Budi, Shinta Kartika Octaverina https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61806 Sebaran Hotspot dan Patroli Terpadu Pada Masa El - Nino 2023 Di Kabupaten Muaro Jambi 2025-01-06T09:58:07+07:00 Ati Dwi Nurhayati awinur@apps.ipb.ac.id Chyntia Hanifah Nurul Aulia awinur@apps.ipb.ac.id <p>Kabupaten Muaro Jambi merupakan kabupaten dengan luasan gambut terbesar kedua di Provinsi Jambi.&nbsp; Karakteristik ini membuatnya rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), terutama saat terjadi fenomena El Niño. Pada tahun 2023, dampak El Niño terasa di berbagai wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran <em>hotspot</em> dan curah hujan serta upaya pencegahan yang dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi pada masa fenomena El Nino tahun 2023. Data sebaran <em>hotspot</em> diperoleh dari&nbsp; citra satelit MODIS Terra/Aqua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah <em>hotspot </em>tertinggi terjadi pada bulan oktober dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 87,8 mm. Kecamatan Kumpeh memiliki jumlah <em>hotspot</em> tertinggi dari kesebelas kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2023.&nbsp; Sebaran <em>hotspot</em> di Kabupaten Muaro Jambi lebih banyak ditemukan di lahan gambut yaitu sebanyak 13 jika dibandingkan dengam jumlah <em>hotspot</em> pada tanah mineral. Upaya pencegahan yang telah dilakukan adalah patroli terpadu yang diprioritaskan pada bulan rawan kebakaran, pemasangan IoT untuk pengukuran TMAT dan&nbsp; sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat.</p> <p>Kata kunci:&nbsp;&nbsp; curah hujan, El Nino, <em>hotspot</em>, kabupaten muaro jambi, pencegahan kebakaran hutan dan lahan</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Ati Dwi Nurhayati dan Chyntia Hanifah Nurul Aulia https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/60610 Karakteristik Vegetasi pada Berbagai Tutupan Lahan Agroforestri Dan Sifat Fisika Tanah Di Hutan Mandiangin, Kalimantan Selatan 2025-01-06T09:57:06+07:00 Faiqotul Alfiyah faiqotul.alfiyah.ck@ciptakridatama.co.id Nurheni Wijayanto nurheniw@apps.ipb.ac.id Adisti Permatasari Putri Hartoyo adistipermatasari@apps.ipb.ac.id <p>Perubahan penggunaan lahan pada kawasan hutan untuk tujuan tertentu (KHDTK) di Mandiangin, Kalimantan Selatan berdampak pada hilangnya keanekaragaman vegetasi dan perubahan sifat fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik vegetasi dan sifat fisik tanah pada berbagai tipe tutupan lahan (karet/RB, lahan kosong/BL, agroforestri sederhana/SA, agroforestri kompleks/CA, dan hutan alam/NF) pada berbagai posisi lereng (atas, tengah). , dan bawah). Metode yang digunakan adalah purposive sampling untuk analisis vegetasi pada 5 jenis tutupan lahan dan 3 posisi lereng dengan tiga kali ulangan (45 plot). Parameter yang diamati sifat fisik tanahnya adalah Bulk Density (BD), <em>Particle Density</em> (PD) dan Porositas. Jumlah individu pada NF, SA, CA, RB, dan BL secara berurutan adalah (1.713.333, 1.035.000, 768.333, 444.167, 375.000 individu /ha individu). Jenis yang dominan pada hutan alam adalah alaban dan bangkal gunung, agroforestri kompleks yaitu rambutan, durian, nangka, alpukat, matoa dan mahoni, agroforestri sederhana yaitu jengkol, kemiri dan mahoni, perkebunan karet yaitu karet, lahan kosong yaitu karamunting. BD tertinggi terdapat pada hutan alam dan karet (1,21 g/cm³). Porositas tertinggi terdapat pada lahan gundul (53,34%) dan terendah pada karet (44,57%). Hasil ini menunjukkan bahwa variasi tutupan lahan dan kemiringan lahan berdampak signifikan terhadap sifat fisik tanah, yang penting bagi pengelolaan lahan berkelanjutan.</p> <p>Kata kunci: Agroforestri, Tutupan Lahan, Sifat fisika tanah</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Faiqotul Alfiyah, Nurheni Wijayanto, Adisti Permatasari Putri Hartoyo https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/60694 Uji Potensi Cendawan Dark Septate Endophyte Sebagai Pengendali Hayati Patogen Hawar Daun Jati Secara in Vitro 2025-01-06T05:36:54+07:00 Muhammad Alam Firmansyah alam@apps.ipb.ac.id Surono suro004@brin.go.id Wulan Fitri Sagita wulansagita@apps.ipb.ac.id <p>Penyakit hawar daun yang menyerang jati (<em>Tectona grandis</em> L.f.) dapat menurunkan produktivitas tanaman tersebut. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan <em>dark septate endophyte</em> (DSE). Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan cendawan DSE GS2 dan DSE TM dalam menghambat pertumbuhan koloni patogen hawar daun secara in vitro. Uji antagonis DSE terhadap patogen hawar daun pada bibit jati dilakukan melalui uji kultur ganda modifikasi. Hasil uji antagonis menunjukkan DSE GS2 dan DSE TM dapat menghambat pertumbuhan patogen. Hasil penghambatan terbaik ditunjukkan pada uji kultur ganda kedua setelah DSE ditumbuhkan selama tujuh hari karena DSE tersebut memiliki kesempatan untuk tumbuh secara stabil dan memproduksi senyawa metabolit. DSE TM memiliki daya hambat terbaik dibandingkan dengan DSE GS2. Mekanisme penghambatan DSE terjadi melalui kontak fisik dan produksi senyawa metabolit yang ditandai dengan zona hambat yang berada di sekitar DSE.</p> <p>Kata kunci: Biokontrol, koloni, preventif, <em>Rhizoctonia </em>sp.</p> 2024-12-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Muhammad Alam Firmansyah, Surono, Wulan Fitri Sagita https://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/view/61807 Community-Based Water Management in Thailand Toward Wildland Fire and Smoke Haze Issue in the Upper Asean 2025-01-06T05:36:36+07:00 Veerachai Tanpipat veerachai@hii.or.th Royboon Rassameethes veerachai@hii.or.th Jittiporn Chantarojsiri veerachai@hii.or.th Pakarat Danusatianpong veerachai@hii.or.th Sarawadee Phattharakijkulthorn veerachai@hii.or.th Royol Chitrdon veerachai@hii.or.th Sutat Weesakul veerachai@hii.or.th <p>Community-based Water Management (CBWM) in Thailand is fundamentally grounded in the Sufficiency Economy Philosophy (SEP), a concept introduced by King Rama IX in 1974. This approach highlights the importance of self-reliance, active community participation, and the development of locally adapted solutions to foster disaster resilience and promote environmental sustainability. Community-based Fire and Water Management (CBFWM) represents an integrated strategy designed to address environmental challenges, particularly wildland fires and smoke haze, which are prevalent in the Upper ASEAN region, specifically within the Lower Mekong River Basin. By combining water and fire management, this holistic approach not only strengthens community resilience to climate change but also enhances local livelihoods in a sustainable manner. Given that social issues often serve as the primary drivers of wildland fires, this approach provides strategies focused on building community capacity to independently maintain ecosystem sustainability while addressing economic and environmental challenges.</p> <p>Keywords: Community-based, Sufficiency Economy Philosophy (SEP), holistic approach, Upper ASEAN.</p> 2024-12-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Veerachai Tanpipat, Royboon Rassameethes, Jittiporn Chantarojsiri, Pakarat Danusatianpong, Sarawadee Phattharakijkulthorn, Royol Chitrdon, and Sutat Weesakul