Abstract
This research aims to identify and evaluate the risks of the supply chain management of salacca at the SME of Ambudi Makmur using fuzzy logic. In this research, identification of the supply chain risk was performed on each subject of supply chain using survey method. Furthermore, the results of supply chain risk in Ambudi Makmur were evaluated using FMEA’s fuzzy logic, a methodology using fuzzy logic to identify the problems or causes of failures that have occurred by consideration of criteria of Severity (S), Occurrence (O), and Detection (D). The identification results show that there are eight risk factors at the farm level, 11 risk factors, at the agribusiness industry level of SME of Ambudi Makmur, 4 risk factors at distributor level and 3 risk factors at the retailer level. The largest risk factor is in agribusiness industry, and the most dominant is on “make”. Based on the Fuzzy Risk Priority Number (FRPN), the first rank of risks of salacca supply chain is delay. Thus, this risk is the first priority that must be solved by Ambudi Makmur.
Keywords: Fuzzy FMEA, risk supply chain, supply chain
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevalusi risiko rantai pasok salak di UKM Ambudi Makmur Bangkalan menggunakan logika fuzzy. Pada penelitian ini identifikasi risiko rantai pasok dilakukan pada tiap pelaku rantai pasok menggunakan metode survei. Selanjutnya, hasil identifikasi risiko rantai pasok pada UKM Ambudi Makmur dievaluasi menggunakan logika fuzzy FMEA. Fuzzy FMEA merupakan metodologi yang memakai logika fuzzy dalam mengidentifikasi permasalahan atau penyebab kegagalan yang terjadi melalui pertimbangan kriteria severity (S), occurence (O), dan detection (D). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa pada tingkat petani terdapat delapan faktor risiko, pada tingkat usaha agroindustri, yaitu UKM Ambudi Makmur terdapat 11 faktor risiko, pada tingkat distributor terdapat empat faktor risiko, pada tingkat retailer terdapat tiga faktor risiko. Faktor risiko paling banyak terdapat pada usaha agroindustri dan paling dominan terdapat pada unsur make. Berdasarkan perhitungan Fuzzy Risk Priority Number (FRPN), risiko yang mendapat ranking pertama adalah risiko pasokan komoditas salak mengalami keterlambatan. Dengan demikian, risiko ini merupakan prioritas pertama yang harus diatasi UKM Ambudi Makmur.
Kata kunci: Fuzzy FMEA, rantai pasok, risiko rantai pasok
Keywords: Fuzzy FMEA, risk supply chain, supply chain
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevalusi risiko rantai pasok salak di UKM Ambudi Makmur Bangkalan menggunakan logika fuzzy. Pada penelitian ini identifikasi risiko rantai pasok dilakukan pada tiap pelaku rantai pasok menggunakan metode survei. Selanjutnya, hasil identifikasi risiko rantai pasok pada UKM Ambudi Makmur dievaluasi menggunakan logika fuzzy FMEA. Fuzzy FMEA merupakan metodologi yang memakai logika fuzzy dalam mengidentifikasi permasalahan atau penyebab kegagalan yang terjadi melalui pertimbangan kriteria severity (S), occurence (O), dan detection (D). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa pada tingkat petani terdapat delapan faktor risiko, pada tingkat usaha agroindustri, yaitu UKM Ambudi Makmur terdapat 11 faktor risiko, pada tingkat distributor terdapat empat faktor risiko, pada tingkat retailer terdapat tiga faktor risiko. Faktor risiko paling banyak terdapat pada usaha agroindustri dan paling dominan terdapat pada unsur make. Berdasarkan perhitungan Fuzzy Risk Priority Number (FRPN), risiko yang mendapat ranking pertama adalah risiko pasokan komoditas salak mengalami keterlambatan. Dengan demikian, risiko ini merupakan prioritas pertama yang harus diatasi UKM Ambudi Makmur.
Kata kunci: Fuzzy FMEA, rantai pasok, risiko rantai pasok
Authors
RisqiyahI. A., & SantosoI. (2017). RISIKO RANTAI PASOK AGROINDUSTRI SALAK MENGGUNAKAN FUZZY FMEA. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 14(1), 1. https://doi.org/10.17358/jma.14.1.1
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).