DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI KOMODITAS TEPUNG TERIGU TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA
Abstract
Industri tepung terigu berperan dalam pengembangan industri lokal, penyerapan lapangan kerja dan menciptakan penerimaan pajak bagi pemerintah, namun industri ini menguras devisa karena bahan bakunya secara keseluruhan diperoleh dari impor. Untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu di domestik selain mengimpor gandum, Indonesia juga mengimpor tepung terigu. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia; (2) Mengevaluasi kebijakan ekonomi terhadap penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia; (3) Menganalisis dampak kebijakan ekonomi komoditas tepung terigu terhadap penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia. Model ekonometrika dalam penelitian ini merupakan sistem persamaan simultan yang terdiri dari 8 yang terdiri dari 7 persamaan struktural dan 1 persamaan identitas. Metode estimasi model yang digunakan adalah 2SLS. Dalam penelitian ini terdapat 5 simulasi kebijakan ekonomi tepung terigu yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang meningkatan surplus produsen tepung terigu yaitu kebijakan penetapan tarif impor tepung terigu Indonesia sebesar 5 persen dan kebijakan peningkatan harga tepung terigu sebesar 10 persen. Terkait dengan pengeluaran devisa, kebijakan yang menyebabkan penurunan pengeluaran devisa adalah penetapan tarif impor tepung terigu Indonesia sebesar 5 persen, peningkatan harga tepung terigu sebesar 10 persen dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 10 persenDownloads
References
Asosiasi Produsen Tepug Terigu Indonesia. 2010. Laporan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia. APTINDO, Jakarta.
. 2011. Informasi Perkembangan Industri Tepung Terigu di Indonesia. APTINDO, Jakarta.
. 2014. Informasi Perkembangan Industri Tepung Terigu di Indonesia. APTINDO, Jakarta.
. 2016. Informasi Perkembangan Industri Tepung Terigu di Indonesia. APTINDO, Jakarta.
Badan Ketahanan Pangan Nasional. 2010. Konsumsi Tepung Terigu Indonesia. Laporan BKPN 2009. Jakarta.
Ilham, N dan H. Siregar, dan D.S Priyarsono. 2006. Efektivitas Keijakan Pangan terhadap Ketahanan Pangan. Jurnal Agro Ekonomi. 24 (1): 157-177.
Kementerian Perdagangan. 2008. Identifikasi Instabilitas Harga Kedele dan Terigu Dalam Negeri sebagai Dasar Kebijakan Stabilisasi Harga. Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Khudori. 2011. Melawan Krisis Pangan dengan Diversifikasi. Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Jakarta.
Koutsoyiannis, A. 1977. Theory of Econometrics: An Introductry Exposition of Econometric Methods. Second Edition. Harper and Row Publisher Inc, New York.
Pindyck, R.S. and D.L. Rubinfeld. 1991. Econometric Models, and Economics Forecast. Third Edition. Mc Graw Hill International Editions, Singapore.
Sawit, M. H. 2003. Kebijakan Gandum/Tepung Terigu harus Mampu Menumbuh dan Mengembangkan Industri Pangan dalam Negeri. Jurnal Agro Ekonomi, 1(2): 100-109.
Syafa'at, N dan S. Priyanto. 1999. Peranan Industri Terigu dan Industri Kelompok Berbahan Terigu dalam Perekonomian Nasional. Jurnal Agro Ekonomi, 18 (2): 38-49.
World Bank. 2015. Indonesian Population. http://data.worldbank.org/country/indonesia. [diakses 1Agustus 2016]