ESTIMASI NILAI PAJAK KENDARAAN SOLAR TERKAIT KERUGIAN PENCEMARAN UDARA (STUDI KASUS: METRO MINI DI DKI JAKARTA)
Abstract
A total of 92% of diesel fuel consumption in Jakarta is dominated by public transportation, particularly medium-sized bus. Based on emission factor and distance value, the amount of emission from vehicle use is 17.078,27 tons of NO2, 15.786,63 tons of CO, 2.009,21 tons of PM10, and 1.334,69 tons of SO2, which give high risk to community’s health. The objectives of this research are: (1) to estimate air pollution loss value from diesel-fueled public transportation’s emission, and (2) to estimate tax value of diesel-fueled vehicle in Jakarta to internalize air pollution loss. The research method used was economic valuation analysis and internalization of economic loss. The estimation of economic loss from air pollution from Metro Mini emission based on pollutant cost is IDR 2,17 billion/year, while based on community’s health cost is IDR 12,45 billion/year. The estimation of tax value which internalized the loss from air pollution is IDR 1.301.955/vehicle/year (based on pollutant cost) or IDR 4.617.119/vehicle/year (based on community’s health cost).Downloads
References
Apriyanti D. 2010. Upaya pengendalian pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor di DKI Jakarta [Tesis]. Universitas Indonesia, Jakarta.
Asri DU, Hidayat B. 2005. Current transportation issues in Jakarta and its impacts on environment. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 5:1792 – 1798.
[BMKG]. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2012. Informasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia. BMKG, Jakarta.
[BPLHD DKI]. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta 2012. BPLHD DKI, Jakarta.
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2014. Data Sosial Ekonomi Indonesia. BPS, Jakarta.
Cole DH, Grossman PZ. 2002. Toward a total-cost approach to environmental instrument Choice, An Introduction to the Law and Economics of Environmental Policy: Issues in Institutional Design, Elsevier Science Ltd, 20:223–241.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta. 2013. Pengembangan Sistem Transportasi Jakarta yang Terintegrasi dan Berkualitas untuk Mewujudkan Efisiensi Energi. DISHUB DKI, Jakarta.
Eldewisa Z, Driejana.2009. Perbandingan Estimasi Beban Emisi CO dan CO2 dengan Pendekatan Konsumsi Bahan Bakar dan Kecepatan Kendaraan (Studi Kasus: Bunderan Cibiru-Lembang). Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Fauzi A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. IPB Pr, Bogor.
Jalaludin B, Salkeld G, Morgan G, Beer T, Nisar YB. 2009. A Methodology for Cost-Benefit Analysis of Ambient Air Pollution Health Impacts. UNSW, New South Wales.
Kementerian Keuangan. 2009. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. KEMENKEU, Jakarta.
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. KLH, Jakarta.
[KLH]. Kementerian Lingkungan Hidup. 2011. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2011 tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup. KLH, Jakarta.
[KLH]. Kementerian Lingkungan Hidup. 2013a. Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan 2012. KLH, Jakarta.
[KLH]. Kementerian Lingkungan Hidup. 2013b. Fuel Economy Initiative: Antara Peningkatan Kualitas BBM, Pengurangan Subsidi dan Reduksi Emisi. KLH, Jakarta.
Lestari P, Adolf S. 2008. Emission Inventory of GHGs of CO2 and CH4 from Transportation Sector Using Vehicles Kilometer Travelled (VKT) and Fuel Consumption Approaches in Bandung City. Journal of Better Air Quality, 1(5):92-108.
Listyarini S. 2008. Model kebijakan untuk pengendalian pencemaran deposisi asam di provinsi DKI Jakarta.[Disertasi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Maryanto D, Mulasari SA, Suryani D. 2009. Penurunan Kadar Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) dengan Penambahan Arang Aktif pada Kendaraan Bermotor di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, 3 (3):199-209.
[OECD]. Organisation for Economic Co-operation and Development. 2011. Environmental Taxation: a Guide for Policy Makers. Paris (FR): OECD [diunduh 2014 Juni 16]. Tersedia pada: http://www.oecd.org/env/tools-evaluation/environmentaltaxation/
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2010. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. PEMPROV DKI, Jakarta.
Rahmawati. 2009. Analisis penerapan kebijakan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor berdasarkan estimasi beban emisi (studi kasus: DKI Jakarta) [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rosyilin L. 2008. Kebijakan pembangunan daerah dan potensi aplikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (studi kasus kebijakan kehutanan di Kabupaten Pelalawan). [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sarassetiawaty S. 2004. The cost benefit analysis of PM10 emission control in Jakarta, Indonesia [Tesis]. Hiroshima University, Hiroshima.
Satriyo S. 2012. Kebijakan pengelolaan pencemaran udara Pb, debu dan CO dari sektor transportasi darat (studi kasus pencemaran Pb, debu dan CO di jalan tol Cawang-Semanggi Jakarta) [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soedomo M. 2001. Pencemaran Udara. ITB Pr, Bandung.
Soleiman N. 2008. Model kebijakan reduksi pencemaran PM10 dari emisi kendaraan bermotor di DKI Jakarta [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tabau N. 2011. Desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir kawasan Teluk Bone Kabupaten Luwu (studi kebijakan dan analisis stakeholders) [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tugaswati A. 2004. Emisi gas buang kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan. Health and Human Ecology Journal 61:261-275.
Zakaria, M. 2013. Dampak Emisi Kendaraan Terhadap Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. KEMENDIKBUD, Jakarta.